Rabu, 13 November 2019

Objek Yang Semakin Kabur

Kondisi geografis Indonesia memang sangat mempesona mata untuk dijelajahi. Negara dengan aspek kepulauan yang terbanyak di dunia tidak akan ada habisnya untuk di telusuri. Aku cukup menikmatinya dari angan-angan. Tidak semua orang memiliki hasrat yang sama dan mendapat dukungan moril dan materil untuk dapat beresentuhan dengan alam eksotis seperti yang ada di Indonesia.
Hanya saja beberapa alam itu memiliki tingkat peradaban yang berbeda satu dan lainnya. Lebih dari sekedar alam, manusianya memiliki pola fikir yang berbeda tentang alam, hidup, dan hari akhir. Setidaknya itu menjadi konsen saya dalam mendalami setiap orang. Manusia bagi saya mahkluk yang unik dan memiliki banyak kehendak yang tidak pernah puas.
Manusia relatif berubah seiring perubahan zaman. Namun beberapa diantara mereka yang berkelompok memiliki suatu tradisi dengan kekekalan tertentu yang membuat perubahan itu tidak suatu keniscayaan. Vested interest menjadi dasar alasan dimana beberapa daerah masih mempertahankan budayanya. Banyak faktor yang mendorong seperti sebagai identitas, atau culture yang memiliki aspek local genius yang dinilai harus dipertahankan.
Mempertahankan budaya sebagai identitas dan bla-bla-bla-bla. Saya rasa secara umum tidak ada masalah dengan semua itu namun pada hakekatnya budaya sendiri bukan suatu yang statis. Dia berubah sesuai dengan perubahan zaman. Terpenting dari budaya tersebut adalah nilai, etika, dan estetika. Sehingga konsep mempertahankan budaya tidak terkurung ke dalam mempertahankan ke-tradisionalan yang malah menyulitkan masyarakat dalam menjalani hidup.
(aku nulis apa sih)



Oke sekarang kita lihat bentuk kongkretnya. Papua semakin lama semakin jelas permasalahannya. Veronica Khoman, seorang aktifis HAM yang tengah diburu oleh Polri membeberkan beberapa informasi yang sangat memilukan terkait kondisi warga Papua. Saya melihat adanya upaya negara dalam mempertahankan ketertinggalan Papua diberbegai sektor. Vested Interest di pegang oleh lembaga tertinggi sosial kita. Bayangkan, artinya jika ada kepentingan VT ada keinginan yang disembunyikan pada tanah Papua.
Salah satu sektor yaitu masyarakat Papua tidak dibenar berorganisasi yang memiliki perbedaan pendapat dengan negara. Beberapa aktifis Papua mengaku kesulitan dalam melakukan diskusi diantara mereka. Sayangnya beberapa elit Papua juga tidak memberikan dukungan yang kuat untuk mahasiswanya. Tak jarang aktifis Papua yang agak kritis sedikit akan ditangkap bahkan tidak dibenarkan ada gerakan mahasiswa maupun masyarakat yang menghalangi kepentingan negara di Papua.
Beberapa waktu lalu ada sidang perdana dari Raker masalah pertahanan yang dihadiri pihak DPR dan kementerian pertahanan yang tidak lain adalah bapak Prabowo dkk. Seperti biasa mekanisme pertahanan baik teknis masupun strategis masih dirahasiakan. Saya membau aroma masalah Papua yang tidak dibahas secara teknis. Hanya narasi dari tagline yang diambil yaitu "pertahanan semesta" agak sulit kiranya menolak dugaan pendekatan negara pada Papua selain militer tidak ada. Padahal urusan Papua bukan urusan kontra fisik semata tapi ada urusan mendasar terhadap keadilan HAM.
Tentu saya sebagai pecinta ke-sosialis-an saya menolak progress militer yang mungkin akan dilakukan oleh negara terhadap Papua. Ada upaya fikiran manusia yang akan dihentikan dengan todongan senjata. Ada berita dan fakta yang dicoba untuk ditutup-tutupi dengan alasan integrasi. Ada dosa lama yang dicoba dilupakan saja tanpa diselesaikan. Perlu diingatkan negara berhadapan dengan manusia yang punya roh di sana, yang tertata dengan nilai, dan rasa cipta yang hidup.
Hingga saat ini arah peradaban bangsa sulit untuk dibilang jelas. Setiap waktu negara sibuk dengan berbagai konflik dan pertentangan yang berrentetan tidak ada habisnya karena memang akarnya tidak selesai. Sehingga visi negara kedepan yang tertuang dalam alinea empat terasa kabur dan hambar. anya dengaungan-dengangungan setiap senin pagi dibacakan ketika upacara bendera namun itu hanya titik yang objeknya belum tersentuh bahkan hingga sampai saat ini. Terlalu kabur untuk dicapai karena negara berada dipusaran masalahnya sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar