Senin, 12 Desember 2011

REFLEKSI ADAPTASI PADA KAMPUS PERJUANGAN


Banyak masalah yang ada pada diri seorang mahasiswa, tak jarang membuat dirinya dirundungi banyak masalah yang tak kunjung mampu terselesaikan oleh dirinya. Tidak hanya satu atau dua pelajar tingkat universitas yang biasa mengalaminya tetapi hampir semuanya pernah mengalami dan tentunya mempunyai jalan pemecahan tersendiri, tetapi bagaimana dengan mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan masalah yang kian berdatangan? Secara dasarnya sumber masalah terbagi menjadi masalah bersumber pada internal (diri sendiri) dan eksternal (masayarakat). Masalah bersumber pada diri sendiri kadang hanya berupa bisikan-bisikan dari hati yang menimbulkan keraguan dan kebimbangan. Sedangkan masalah bersumber pada masyarakat berupa masalah yang muncul karena hubungan kita dengan orang lain. Berikut saya akan menjelaskan beberapa hal yang dapat mengoptimalkan perkuliahan dengan sistem pengelolaan management diri dari saya pribadi.

Sungguh banyak saya inginkan dengan berkuliah di Universitas Indonesia ini, salah satunya adalah menjadi mahasiswa yang aktif dalam issu-issu yang membuat hak-hak rakyat tertindas dalam arti lain mau jadi aktifis. Sungguh sulitnya juga saya harus aktif dikegiatan itu sedangkan ada kegiatan wajib yang harus saya lakukan di bangku perkuliahan. Takut akan kesibukan yang tak bisa saya kendalikan sehingga membuat perkuliahan terbengkalai. Banyak kekhawatiran lain sedangkan saya kurang pandai dalam mengelola dan membagi waktu antara kuliah dan organisasi. Setelah saya ingat-ingat ternyata sungguh banyak potensi yang saya punya untuk berkontribusi sebagai mahasiswa aktifis kampus, diantaranya adalah punya UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang mau menerima saya, teman sevisi sehidup seperjuangan yang selalu mendukung saya, waktu yang selalu banyak dalam 1 hari 1 malam yaitu 24 jam, komputer di kampus dapat dipakai kapan saja, perpustakaan yang dapat saya pergunakan setiap saat, dan banyak hal-hal baik kecil maupun besar yang mendukung saya dalam aktif dikampus dan menjadi kekuatan saya untuk survive.

Mahasiswa lain pastinya mempunya hal-hal yang mendukungnya dalam beraktifitas/memiliki kekuatan dari sumber-sumber lain, mungkin lebih banyak mempunyai sumber-sumber kekuatan yang dimiliki. Hanya saja saya rasa tak hanya itu saja tapi juga bagaimana saya dalam mengelolanya sehingga menjadi kegiatan yang utuh bermanfaat dan tepat pada sasaran hingga tak mengganggu kuliah saya. Saya telah melakukan terobosan baru dengan membuat jadwal harian dengan tujuan hidup saya dapat berjalan sesuai agenda yang telah saya atur. Masalah jalan atau tidaknya jadwal itu sesuai dengan saya inginkan sebelumnya merupakan masalah optomis saya dalam mengarungi banyak godaan kegiatan lainnya, tapi akan saya usahakan semaksimal mungkin dengan nama saya sebagai taruhannya.

Belajar merupakan kegiatan yang harus saya lihat dulu apa yang mau saya pelajari. Apabila pelajaran yang butuh suasana tenang dan fokus, saya harus cari tepat yang sunyi sepi agar bisa fokus pada buku/pelajaran yang saya pelajari. Namun apabila pelajaran di kelas saya lebih condong untu duduk di bagian depan agar langsung dapat kejelasan materi dan dapat merespon dengan mudah bila ada yang tidak jelas. Akan lebih menguntungkan bila mempunyai waktu cukup untuk mengulangi pelajari/mendiskusikan dengan teman lain.

Menghadapi stress suatu hal yang tak jarang di alami oleh mahasiswa dan begitu juga dengan saya. Sekian banyaknya tugas kuliah baik berupa kelompok maupun individu yang harus dikerjakan pada tenggang waktu yang telah diberikan. Kadang juga stress datangnya di waktu yang tidak tepat dan sering datangnya berbarengan dengan UAS dan UTS. Cara mengatasinya hanya satu, yaitu cepat selesaikan saat masalah itu muncul sebelum muncul masalah-masalah lain yang sangat dominan memicu stress. Karena pemicu stres itu bukan hanya tugas, tapi ada yang lain seperti hubungan tidak nyaman antara saya dengan teman sejurusan atau pun hubungan saya dengan teman-teman lain di kampus yang memungkinkan saya untuk menimbulkan stress karena hubungan tidak berjalan dengan baik yang kadang terlibat cek-cok. Semua hal ini dan itu tidaklah patut untuk saya pikirkan semua karena akan menimbulkan stress mendalam malah jika terus di pikirkan tidak akan menyelesaikan malah jadi beban bila di bawa ke kelas materi di kelas tidak akan terserap dengan baik.

Target yang saya punya dengan kuliah di UI tentu sangat banyak, karena berhubungan dengan visi saya yang telah ada didepan mata kampus perjuangan tempat titik darah kebenaran harus di tumpahkan walaupun itu terkadang sakit buat diri sendiri maupun buat negara ini. Rasa sakit yang mendala ketika dibohongi oleh pemerintah yang mencerminkan ukti bahwa ketidak pihakan pa da rakyat. Tidak lain target saya memberi pemahaman bahwa indonesia tidak seperti yang mereka duga “ aman, nyaman, damai, semua lancar-lancar saja, tak perlu perubahan, dan lain sebagainya” saya harus berani memberikan pengertian yang sangat jelas bahwa indonesia melalui masa kritis di mana kerusuhan di sana sini, banyak kepentingan kian bermunculan antara penguasa dan pengusaha yang masing-masing menjadikan rakyat menjadi objeknya, rakyat di jadikan sasaran keuntungan bagi mereka. Suatu saat nanti rakyat indonesia pasti akan mengeri bahwa kekayaan mereka sangat banyak hanya saja tidak mendapatkan apa yang menjadi haknya. Berlahan tapi pasti akan tetap saya suarakan yang benar menjadi benar dan yang salah menjadi salah dan tak lupa pulan menjadi ilmu sejarah merupakan batu loncatan yang sangat penting dalam membongkar semua kebohongan itu. Sudah seharusnya saya menyelesaikan studi ilmu sejarah ini tepat pada waktunya. Dibidang perkuliahan hal yang saya lakukan berupa kegiatan belajar, mengikuti ujian uts dan uas, menyelesaikan 114 sks yang telah ditetapkan standar lulus Strata satu. Menjalani kegiatan perkuliahan diutamakan.

Kontribusi berkaitan erat denga negara akan tetapi bukan itu hakekat sesungguhnya. Rakyat merupakan aspek penting dan tempat tepat untuk berkontribusi. Banyak orang bilang kontribusi itu untuk negara, akan tetapi bukan secara langsung untuk rakyat. Kenapa saya harus kontribusi untuk negara yang dilain pihak belum tentu di nikmati rakyat secara langsung, maka sudah pasti yang akan saya lakukan adalah kontribusi untuk rakyat bukan untuk negara walau secara tidak langsung berdampak pada negara. Kontribusi yang bisa saya lakukan sebagai mahasiswa yaitu dengan menambah kaum intelektual , mampu mengerti permasalahan rakyat, dan ikut turun kejalan bila menyangkut hajat rakyat banyak. Jika dimasa yang akan datang saya masih diberi kesempatan untuk berjuang, saya rasa ini memang patut untuk diperjuangkan dan bila saya mati tetapi belum tercapai juga, sesungguhnya ini hal yang layak untuk pertaruhan, tetapi jika hal ini tercapai sejatinya ini yang saya tunggu-tunggu dan wajib bagi saya untuk menyaksikannya.

Sekarang sebagai upaya awal dari perjalanan yang telah saya rancang sendiri, segala sesuatu harus saya awali dari sekarang. Terlepas dari kepentingan pribadi, apalagi kepentingan politik karena sesungguhnya sejarawan seharus tidak bersifat subyektif.