Jumat, 27 Desember 2019

Narasi Cinta Terbaru: Aku, Kau, dan Fitrah Hidup

Tak sabar menunggu besok, semacam fantasi akal-ku menjadi aktif. Senangnya mendengar sebuah harapan itu. Setidaknya dia melihat sudut kecil yang mungkin baik dari diriku. Tidak pula akan aku sia-siakan itu jika diberi kesempatan. Tentu saja aku akan melebihi setianya Ayam pada 7 telur yang dia erami 21 hari. Tentu saja akan menjaga hatinya dan punya optimis hidup luar biasa seperti Lipas. Tentu saja akan menjaganya dari hal-hal yang membahayakan apalagi yang menjebak ke pintu neraka. Aku hanya ingin akan sampai nanti, sampai mati dan selalu bersamanya. 
Aku akan selalu ada disaat tersulit baginya bahkan membelanya walau seluruh bumi ini membenci atau mengutuknya. aku akan menenangkan tsunami untuk tidak bergelombang, gampa untuk tidak bergetar bahkan menantang arah angin kalau dia menginginkannya. 

.... Sungguh aku tak ingin dia pergi..... 
Walaupun pada akhirnya,... 
aku ingin yang terbaik untuknya.....  
bersama ataupun tidak dengan ku

Bahkan disaat nasib ini tidak berpihak padanya, aku ingin akan slalu disampingnya, mengusap air mata di pipinya, dan berbisik "semua baik-baik saja". Sinar matanya akan mewakili hari-ku, mengawali hidupku dan semoga sampai mengakhiri perjalanan ini.
Aku ingin selalu mengatakan bahwa aku siap, jika ditunda pun tidak akan membuat semuanya berbeda. Tuhan memberikan kita rasa dan fitrah hidup ini. Aku ingin tidak ada yang disakiti dari ini. aku mencintai karena Tuhan dan semoga mulia dijalan-Nya. dan harapan itu aku sematkan juga padamu. karena aku memilihmu dengan rasio ketaatan bukan yang lain. 
Semoga besok langit cerah, apapun dalil dan keputusan itu adalah konsensus fitrah yang sama-sama harus kita jalani dengan bagaimana pun badai rasa bergejolak di dada ini.

Tetaplah tegar karana hidup ini untuk-Nya

:D