Kamis, 27 September 2018

Kedaulatan Rakyat Pintu Menuju Politik Teokrasi


Ratusan tahun yang silam, teokrasi sempat menjadi solusi dalam permasalahan politik. Hal itu kembali muncul di tengah masayarakat dunia saat ini. Pada intinya teokrasi mendaulatkan sabda tuhan dalam negara. Hal itu dianggap mampu menyelesaikan berbagai kerumitan masayarakat. Agustinus of Hippo, seorang filsuf yunani, sangat mendukung bentuk pemerintahan agama atau teokrasi ini. Meskipun pada masanya, Agustinus sering mendapat tanggapan atas runtuhnya emporium Romawi yang telah menerapkan sistem pemerintahan agama itu. Salah satu hal yang memberatkan pendapat Agustinus ini adalah kelalaian rohib, pemuka agama, yang sering kali melanggar ketentuan agama untuk memenuhi hasrat materialnya.
Indonesia tengah dibayangi oleh fenomena sosial yang kembali untuk mempercayai rohib/pemuka agama sebagai pemimpin negara. Sekitar dua decade sebalumnya, Indonesia pernah dipimpin oleh sosok ulama. Besarnya harapan pada saat itu tak berlangsung lama. Rasa ketidak-percayaan karena banyaknya pandangan negatif yang ditujukan pada figur ulama sebagai pemimpin Negara. Beberapa pendapat mengatakan ulama tidak cakap dan tidak pantas dalam berpolitik karena politik itu penuh tipu daya yang dianggap kotor untuk manusia mulia pembina umat seperti ulama.
Tahun ini kembali mencuat kembali isu ulama dalam kancah politik. Tidak hanya ulama sebagai pemimpin tapi juga suara ulama dalam kontestasi politik tanah air. Bukan hanya isapan jempol, pengaruh ulama yang mencuat akhir-akhir ini mendapat dukungan rakyat yang sangat massif seperti terjadinya 411 dan 212. Dr. Mulyadi, dosen politik Universitas Indonesia, menyimpulkan bahwa dalam demokrasi suara rakyat adalah suara Tuhan oleh karena itu rakyatnya pun harus bertuhan sesuai dengan pengamalan pancasila. Fenomena ulama dalam politik dan berjalannya demokrasi pancasila menuai bibit teokrasi dalam perubahan politik di Indonesia.
sumber foto: merdeka.com

Bagaimana tidak, rakyat mulai kembali mempercayai ulama sebagi figure dalam penyelesaian masalah politik saat ini. Terpilihnya Ma’ruf Amin sebagai bakal calon wakil presiden merupakan bentuk upaya menarik kepercayaan rakyat saat ini. Tidak hanya itu, beberapa golongan ulama mulai membentuk koalisi politik dalam hal mendukung calon presiden. Kejadian ini memperlihatkan bahwa demokrasi yang tidak menutup suara rakyat menjadi peluang munculnya paham Negara agama yang saat ini dihegemoni oleh kalangan ulama.