Rabu, 06 November 2019

Cinta itu Fantasi yang Indah sekaligus Berbahaya

Bung Rocky benar, cinta itu hanya realita yang buruk. Ya, setidaknya ngak buruk-buruk banget bagi orang yang punya segalanya kayak dia. Tapi bagi orang yang ngak punya segalanya?
Sebenarnya ini tulisan kedua untuk hari ini. Tulisan pertamaku tentang dia. Dia baik-baik saja. Cuma hingga sampai saat ini chat gw belum dibalas. Ngak masalahs sebenarnya, itu hak dia. Tapi hak gw juga donk cinta dalam hati T_T.
Sekaligus menyimpulkan judul diatas dan pendapat bung Rocky saya yakin semua juga dapat berfikir hal yang sama (untuk orang yang tidak punya segalanya). Aku tidak berada dilevel yang bisa mengekpresikan diri secara berlebihan. Jika aku bisa aku lakukan, hanya banyak fakto yang tidak mendukung.
Kali ini aku hanya ingin mengingatkan pada diri sendiri bahwa cinta bisa berawal dari delusi, bahwa cinta berawal dari imaginasi, bahwa cinta berawal dari bentuk keyakinan yang belum tentu pasti. Tentu hal yang berat karena banyak faktor yang mungkin akan membuat kita kecewa seiring berjalannya waktu. Tapi cinta itu mempunyai nilai tolerasi yang berasimilasi, sehingga keteguhan, kesabaran, serta adaptasi kehidupan dibutuhkan di sana. bahkan jika berubah jadi batu pun dia mau (apalagi untuk laki-laki). Kita akan dengar kok kaum hawa ngomong apa, kita akan terima kok, apapun hal buruk yang kaum hawa lakukan kedepannya, kaum adam akan selalu mencintainya dan disampingnya.
Sehingga banyak yang beranggapan cinta itu drugs, may be. Namun sulit untuk orang liberal rasional seperti saya. Karena bagaimanapun  nanti saya mencintai pasangan itu (ada atau tidaknya dia), Tuhan adalah zat yang wajib di atas segalanya. Sehingga jelas batasan antara aku dan dia.
Aku hanya ingin pencarian ini segera berlalu, dia mungkin tidak. Aku....
Entah berapa juta detik lagi aku lewati hari ini tanpa seseorang sepertinya. 

Oh ya, itu ada gambar yang aku kasih sebagai bentuk kerapuhan aku sebagai manusia yang masih cetek dengan segala sesuatu. Oleh karena itu berfikir atau fikiran yang ada di otak hanyalah narasi yang bisa dibuat berdasarkan apa yang dilihat dan dirasakan. Gambar ini yang kurang lebih bisa menggambarkan realita itu.

Aku butuh bantuan untuk menarasikan itu semua, please no more. Sering kali hati ini menjerit akan tempat yang lebih indah namun apa daya takdir berkata lain. No sense lah bagaimana cara terbaik untuk menjalani hidup ini. Hanya ingin satu titik aku bertemu dengan dia. Baru aku awali hidup ini lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar