Sabtu, 09 November 2019

Ini Blog Udah Kayak Catatan Harian Aja

"Bismillahirrahmanirrahim"
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Kalimat itu hampir selalu aku ucapkan untuk membuka kelas dihadapan siswa-siswa dengan harapan awal dari segala aktifitas belajar tidak lepas dari nash Tuhan, Allah. Namun bagaimanapun karena kalimat yang sudah diucap menjadi kebiasaan kadang kurang memaknai artinya. Apalagi klo ngajar siswa-siswa kelas 5 dan 6 SD (alhamdulillah kelas 4 SD langka banget di NF). Beberapa materi di IPS ngak terlalu semenarik matematika atau IPA. Lebih pada membosankan trus adanya diakhir pekan pula. Inilah tantangan jadi pengajar. Saya harus bisa menarik attention semenarik mungkin bagi mereka. Klo kelas-kelas atas sih rada-rada bisa dikontrol tapi klo SD..... Saya harus lebih aggresive.

Saya terlanjur suka mengajar. Mungkin NF dengan metode mengajar yang lebih relevan yah. Kebetulan NF lebih maju dalam teknologi pendidikan sehingga saya bisa mempragakan gambar berupa slide bahkan bisa mutar video dan audio klo bosan. Sempat saya berfikir kayaknya membangun sistem pembelajaran seperti NF akan agak lebih ribet dan butuh dana yang banyak. Dan NF pun sudah bergerak sejak lama dalam bimbel ini wajarlah banya hal yang telah expertise dalam sarana maupun prasarananya.

Saya ingin lepas dari dunia kerja. Lebih tepatnya menemukan passion baru dari passsion lama yang sudah terkubur. Dulu saya suka matematika, pernah menang lomba, nilai UN mtk perfect, bahkan digelari otak kalkultor :D. mungkin berlebihan tapi yah hari gini semua berubah. Berawal dari hasrat saya untuk masuk prodi IPS di SMA. Karena mau berkecimpung dalam dunia politik. Pendek kata saya ngak terlalu mampu berliterasi dengan politik, atau belum lebih tepatnya. Saya tertarik mengajar iya, mungkin juga terjebak mengajar. Saya juga suka bicara didepan umum walaupun kata anak spikologi saya termasuk orang yang introvert. (berlawanan tapi beda kan :D)

Hal yang ingin saya dalami saat ini adalah menulis. Mungkin kedepannya saya bakal koleksi buku Tere Liya yang satu buku harganya mendekati angka 100rbu. Walaupun hati akan menangis atau bulan tua hanya makan nasi kecap tapi tak apa-apa lah :S.

Ayahnya Hamka atau Haji Abdul Karim Amrullah. Ceritanya beliau ketika menghadapi bencana di bumi Padang Panjang, rumahnya hancur berantakan serta harta bendanya tidak banyak yang tersisa. Membaca riwayat ini saya hampir tak kuasa menahan tangis. Namun beliau bahkan tidak menganggap itu peting. Beliau yang namanya disingkat HAKA menulis beberapa buku fenomenal saat itu dan cukup laku. Sehingga dia membagun rumahnya kembali dari hasil penjualan bukunya.

Kemampuan HAKA ditiru oleh anaknya HAMKA. Hamka ternyata tidak hanya dikenal sebagai politisi, bahkan seorang seniman menulis novel-novel yang narasinya sangat indah sekali. Beberapa novel pendek sempat saya baca. Saya sangat terguguh dengan cara pandang dan kasus rumit yang dia bawa ke novel sehingga saya sulit mengetahui akhir dari cerita yang acap kali glad ending.





udahlah, sulit benar. Kadang aku juga tidak suka dengan kehidupan ini. terasa menyakitkan ketika angan-angan sangat jauh dari realita.

Oh nya, hari ini bocah-bocah ni wel dan ni cha ke Depok. Ngak sabar ngisengin mereka. Pasti udah gede-gede. Para bujangan dan gadih-gadih. ^-^. Tapi air di kostan mati lagi gimana mau mandi nih.
Ini foto Ruru. aku kenal dari instagram. kemampuannya mengarasemen lagu anime dengan piano sangat berbakat. . Tapi hal yang aku suka dari cewek jepang ini dijuga pecinta kucing. Liat tuh kucing sampai nempel dibagian belakan kursinya. estetikanya indah banget :D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar