Senin, 04 Januari 2021

Tahun Baru dan Dunia Baru

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

bismillah  

dengan nama Allah yang Maha Besar dengan ke-Agungan-Nya

Rindu laman ini, rindu menulis lagi

sajak-sajak yang indah dan bermakna menutupi kekolotan

Saya masih menantikan kapan saya menulis lagi

Hari ini tampaknya hari yang baik, sehingga hal yang sangat saya rindukan itu terwujud

Hanya karena tidak ada waktu dan sibuk kegiatan duniawian tulisan-tidak lagi saya posting

Padahal banyak agenda atau peristiwa yang seharusnya dicatat, banyak

Setidaknya ini tulisan saya ketika sudah menikah. Ya, saya sudah menikah. Menikahi gadis Sunda. Ada determinasi atas pilihan saya ini. Sebagaimana tulisan saya sebelumnya tentang beliau, sekiranya begitulah gambaran iman dan intelektual yang bisa kami gabungkan.

Dan sampailah kami di Awal tahun ini tentunya dengan gaya kehidupan di dunia baru. Ada lapisan masyarakat ada norma sosial ada kebudayaan lokal. Yah, tapi itulah aku yang memasang tag line "pembelot peradaban" sepertinya tak begitu tulus-tulus amat menerima akulturasi pemikiran-ku dengan masyarakat/atau dunia baru ini.

Kadang memahami, tetapi lebih sering meleburkan diri agar bisa bergaul dengan dunia baru yang general ini. Tidak ada buruknya-lah. Jiwa yang frontral atau "streng" sekarang tersembunyi dulu tak seperti pemahaman Ibnu Taimiyah yang lebih baik menapak dunia lain daripada merendah atau mengikut. Tidak juga seperti Tan Malaka yang mengorbankan tanah nya demi pemikiran ideologi dan rasionalitas diri yang tetap menjaga originalitas pemikiran lurusnya. dan apalah diri aku yang masih cetek ini.

Aku tidak lagi hidup untuk diriku sendiri, itu jawabannya. Ada nyawa lain dalam diriku yang ikut bersama. Hmmm, aku bersama jiwa yang tak sekuat aku dalam menentang kezaliman tidak pula setegar aku dalam menerima kenyataan. Tapi aku butuh keseimbangan dalam berfikir dan  menjaga emosi agar terkendali.

Dan tahun baru ini menjadi cerita menarik dimana tidak ada jalan kefitnahan yang harus aku ikuti. Tidak acara ramah tamah kavling (ya sekarang kami tinggal di kavling ^_^), tidak pula acara kembang api dan music bervolume tingga yang mengganggu itu kami hadiri. Kalo tau acaranya kayak gitu tentu aku tidak akan mau menyumbang -_-. Tidak akan membawa selamat acara itu. Tidak akan mendekatkan diri kita pada Tuhan kezaliman semacam itu.

Seharusnya aku bicara lebih tentang pemikiran dan dasar perbuatan yang berdampak pada budaya. Inilah dunia baru, dunia penuh tantangan atau budaya asing yang ada disekitar kita.