Jumat, 15 November 2019

Berfikir Strategis dan Berfikir Teknis

Bismilllah...
Adapun tulisan ini buka memperlihatkan kesombongan saya terhadap dunia yang tengah bergerak ini. Karena semata-mata hanya memperlihatkan narasi berfikir yang lebih terencana, sistematis, dan memiliki kekebalan tertentu.
Yah, berfikir strategis adalah suatu unsur berfikir yang mempertimbangkan berbagai faktor. Berfikir tentunya dilakukan oleh setiap orang namun cara ini lebih dari berfikir biasa. Walau pada dasarnya semua orang bisa namun ada kencendrungan ketidak biasanya. Ketidak-biasaan inilah yang kadang membuat beberapa orang jumud untuk berfikir.
Narasi berfikir strategis berawal dari analisa-analisa background, planning, action, dan kemungkinan-kemungkinan dampaknya disamping tujuang berfikir fill in dalam narasi ini. Jadi kurang lebih ada bentuk kolektifitas dalam merencanakan sesuatu dalam berbagai aspek sehingga segala sesuatu yang akan dan pasti terjadi dapat diantisipasi atau di-mitigasi dengan harapan dampak yang tidak terlalu parah.
Jika kita jabarkan lebih lanjut tentang proses berfikir strategis haruslah mamiliki tujuan. Tujuan harus jelas dan kongkret sehingga tidak berdefinisi umum. Dari tujuan itulah kemudian dibuat narasi dengan berbagai pendekatan seperti beberapa analisa yang mungkin lebih awal terjadi yaitu background, planning, action, dan kemungkinan2. Dengan pendekatan-pendekatan inilah kemudian akan menghasilkan metode atau tahapan dalam mencapai tujuan tersebut.
Hanya saja untuk merumuskan tentu perlu kajian yang sedikit dalam. Terutama background, seseorang harus paham dia barhadapan dengan siapa dan segala aspek keunggulan dan kelemahan objek harus jelas serta terdefinisi. Banyak yang salah dalam mendefinisikan lapangan hanya akan membuat tujuan tidak tercapai malah terjadi sebaliknya bisa saja yang dituju makin jauh atau malah menolak.
Planning merupakan bentuk artikulasi dari background. Planning tidak bisa berdiri sendiri harus ada dasar sebelumnya dari background seperti pengalaman sebelumnya atau bentuk2 planning yang pernah ada. Karena ada value yang sudah teruji di situ. Seburuk apapun pengalaman sebelumnya tetap value itu ada dalam Islam di sebuh "hikmah". Jadi di dunia ini sebenarnya tidak ada kegagalan sempurna dan tidak pula ada keberhasilan sempurna. Jika sempurna atau tidak diukur dari standart-standart tujuan yang telah ditetapkan.
Action bagian inti dari tujuan. Kadang action bisa berdiri sendiri bahkan bisa dilakukan tanpa berfikir. Action bisa dilakukan dengan cukup memiliki dasar kesadar bahkan tanpa memiliki tujuan kongkret. Pada dasarnya banyak orang berfikir kemudian surut ketika action. Padahal ini adalah inti dari terciptanya tujuan. Namun jika tujuan sudah ada, background sudah jelas, dan planning sudah termomentumkan makan action dapat dilakukan tanpa banyak kandala bahkan hambatan. Fokus pada apa yang sudah terencana jauh lebih smooth dari pada ditengah aksi baru berfikir hal yang tidak-tidak.
Dan yang telakhir adalah kemungkinan-kemungkinan. Hal ini perlu diantisipasi untuk melengkapi planning dan action. Karena kemungkinan-kemungkinan ini akan menciptakan regulasi berfikir sebab-akibat, masalah-solusi. Dalam berencana tidak terfokus pada satu planning, bisa ada planning A, planning B, dan seterusnya. Kenapa ini penting? karena tidak semua rencana bisa berjalan lancar ada hambatan dan rintangan. Ada hambatan kecil dapat berdampak besar terjadinya gangguan dalam mencapai tujuan.
Jadi berfikir stratgeis itu penting dan tidak bisa difikirkan di satu waktu. Butuh kesinambungan bahkan menjadi alam bawah sadah dalam kehidupan. Seorang pemikir pasti melakukannnya. Hanya orang yang malas dan jumud berfikir akan yang selalu ingin lepas dari ini. Probleman hidup itu banyak namun solusinya tidak ada satupun sempurna. Jika ingin suatu solusi yang mendekati kesempurnaan makan berfikir strategis perlu untuk diterapkan.

Awalnya saya berfikir saya passionnya matematika. Mungkin namun ada yang lebih mendasar dari pada itu. Karena matematika saya fikirkan dalam kondisi berfikir strategis. Bukan saya ahli dalam matematika (dulu) karena terus belajar saja namun terlebih penting adalah karena saya berfikir strategis tentang angka dan logika. Sehingga ada problem yang muncul itu hanya seperti repetisi yang sudah saya selesaikan.
Di atas hanya satu contoh saya dari saya pribadi bahwa daya fikir itu terbentuk karena kebiasaan. Tidak ada didunia ini yang lebih sederhada dari pada berfikir. Dalam kondisi apapun kita bisa berfikir dan berfantasi. Dan alangkah menariknya jika pola berfikir di strukturisasi menjadi gaya berfikir strategis.
Selamat mencoba ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar