tag:blogger.com,1999:blog-36723914291645264912024-03-14T03:09:23.642+07:00Goresan TintaBerfikir menjadi puncak dalam eksistensi manusia dan menyampaikan adalah bentuk ekspresi dari eksistensi itu. Menjadi diri sendiri dan lepas dari kekangan lain selain Maha Pencipta yang nyawa ini ada dalam genggamanNya.
Ucapkan kasih sayang setiap detik melebihi belas kasihanNya setiap waktuilhamdihttp://www.blogger.com/profile/10410150828454685470noreply@blogger.comBlogger135125tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-41022956085917724982024-01-25T23:01:00.001+07:002024-01-25T23:01:16.857+07:00Pemilu Batil: Tolak Demokrasi, Kembali Pada Perintah-Nya<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgXbR6E5jXqwbQgvzEQbDcoO1qchLMsMKzOnUnab_t_pcNmdz1qfBkpR3Z1NREvW4Z2jEG5NohVMQmL3EEnyhiRcB0DY67DVbs__DrW7fToBTVUiaC1nMGfaDoTlWjigRyoOT_CEe12bIuOzo1SPt9VnNsLpJncVTZ33fQFSgQwQ5Y6paf54b7OJD-ohuu/s600/ilustrasi-dabbah-tanda-kiamat_169.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="338" data-original-width="600" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgXbR6E5jXqwbQgvzEQbDcoO1qchLMsMKzOnUnab_t_pcNmdz1qfBkpR3Z1NREvW4Z2jEG5NohVMQmL3EEnyhiRcB0DY67DVbs__DrW7fToBTVUiaC1nMGfaDoTlWjigRyoOT_CEe12bIuOzo1SPt9VnNsLpJncVTZ33fQFSgQwQ5Y6paf54b7OJD-ohuu/s320/ilustrasi-dabbah-tanda-kiamat_169.jpeg" width="320" /></a></div><br /><p></p>
<p class="MsoNormal">Berhentilah berjuang dan bertengkar dalam sistem politik
Demokrasi. Karena kita menang atau pun kalah sama-sama buruk. Kita akan jadi
bara atau jadi arang. Kemenangan berujung keterikatan diri dengan UU yang harus
mengabaikan Titah Tuhan. Dengan sengaja kita menghianati keterikatan dengan
Tuhan yang sudah lebih dulu adanya. Jika kalah, kita tetap sudah berkhianat
untuk suatu materi dunia yang menjerumuskan banyak orang.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Iman pada Tuhan itu lurus seperti cinta. Ketika kita
mencintai seseorang kita menerima konsekuensi dan berkorban untuk terbentuknya
asimilasi yang tercipta tanpa menyakiti orang yang dicintai. Seharusnya iman
pun demikian, Ketika kita memeluk Islam maka sudah seharusnya kita menerima
segala konsekuensi dan melakukan asimilasi kehidupan dengan bagaimana Islam
mengatur kehidupan seorang muslim.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Kadang kita merasa iman kita ini tidak lurus bahkan tak
pernah ada. Namun, bukankah itu proses pendewasaan diri dalam hidup untuk
menjadi lebih baik. Kembali sebelum hancur, bertobat sebelum berakhir. Jangan
sampai terlambat atau berakhir dikala buruk, hancur, dan berkhianat pada Tuhan.
Kita sama-sama saling mengingatkan diri tentang absolutisme iman bahwa tidak
ada titah yang lebih utama dari Titah Tuhan demi kelurusan iman. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">‘Aku hanyalah serpihan kaca bahkan butiran debu’. Ya dan
iya, itulah aku, kamu, dan kita. Bahkan kita tak berarti apa-apa dibandingkan
jagat raya ini. Tapi, Tuhan menciptakan kita dalam satu maksud, jalan menuju mencari
maksud tersebut tentunya iman yang tak berkhianat. Kita harus beriman untuk
mencari maksud Tuhan menciptakan kita dan takdir ini. Setidaknya dengan
memungkiri demokrasi, kita menjadi bagian dari orang-orang yang berusaha
meluruskan iman demi menemukan eksistensi diri.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Tolak demokrasi menjadi bagian penting dalam hidup bahwa
kedaulatan manusia seharusnya diberikan pada aturan Tuhan. Karena Tuhan
pencipta, Tuhan pembuat alam semesta, dan Tuhan berkehendak dalam Titah-Nya.
Maka sudah seharusnya aturan hidup berbangsa dan ber-internasionalisme diatur
dalam satu Titah Tuhan. Dengan begitu, kita tidak hanya melihat eksistensi kita
di dunia tetapi juga meluruskan masa depan umat manusia seperti kehendak Tuhan
yang menuntun ke katastropis akhir-Nya. Kemenangan untuk kita semua.<o:p></o:p></p>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-75459635383013601722023-12-08T14:52:00.000+07:002023-12-08T14:52:30.221+07:00WFA di Perpusnas<p> Tidak ada yang spesial</p><p>Aku hanya penikmat pelayanan publik</p><p>ini buah karya dari APBN negara</p><p>dan aku menggunakannya</p><p><br /></p><p>Ya,</p><p>saat ini aku tengah duduk diantara sekian manusia yang tengah sibuk pula dengan aktifitasnya. Aku di perpusnas di lantai 3 tepat ya. Tak seperti yang kalian bayangkan, ternyata perpus itu berisik. Jauh dari sunyi senyap sebagaimana dalam bayangan. Namun, mungkin hanya di ruangan ini saja. Karena ada ruangan koleksi sebenarnya yang menyimpan berbagai buku atau koleksi lainnya.</p><p>Oh ya perpus ini adalah bangunan baru, bukan baru dibangun kayaknya. Ya mungkin baru dipake. Karena satau aku perpus sebelumnya ada di salemba. </p><p>Hmmm, setelah aku cek ternyata ada kok perpus salemba cuma ngak tau sekarang jadi apa. Soalnya semua koleksi kayaknya di sini. Salemba mungkin untuk administrasi dsb.</p><p>Aku ngak perlu ngabari cara membuat kartu anggota karena kamu tinggal datang aja. Mungkin bawa ktp biar mudah validasi datanya. Oh ya, kartu anggota jadi hari itu juga. gunanya klo ngak salah buat minjem buku dan buat minjem komputer di sini.</p><p><br /></p>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-61662763738519712162023-11-19T08:35:00.002+07:002023-11-19T13:31:51.717+07:00Adap Harusnya lebih diutamakan<p> Setidaknya saat ini saya harus menulis walau sudah ribuan jam tidak ada tulisan di blog ini. Ini hanya masalah waktu aja. Karena kebetulan bagi saya menulis itu adalah mood. Kadang mood lagi biru kelabu atau mood lagi merah membara tidak ada yang pasti. Karena mood juga dipengaruhi oleh waktu dan kondisi.</p><p>Tanpa memperbanyak alasan saya dalam menulis, mungkin langsung aja kita bahas Adap harunya lebih diutamakan. Mungkin aku ngak peduli seberapa sukses seseorang atau seberapa terkenal figur seseorang. Tapi ketika melihat adapnya jelek tentu ada ketidak-nyamanan berada di dekatnya. Nah, pastinya bukan saya saja. Saya rasa semua orang memiliki hal yang sama bahkan orang yang ngak ada adap sekalipun.</p><p>Nah kemaren saya mendapati no akun sebuah applikasi messenger saya diblok oleh orang2 yang saya nilai secara terorganisir melakukan tindakan tidak beradap. Sebut saja inisial namanya A, V, dan E. Ketika saya berada di saat genting mereka malah memblok no saya yang membuat saya tidak bisa berkomunikasi dengan istri saya. Sunggu tidak beradap sekali mereka ini. Tidak saja tidak beretika namun diyakini tak memiliki adap pada orang yang sedang kesulitan.</p><p>Ceritanya mereka pergi jalan-jalan kesuatu daerah dengan membawa-sertakan istri saya. Saya lost kontak donk otomatis karena sang istri meninggalkan hp nya di kamar. Otomatis kontak saya putus juga donk. nah, ceritanya saya menghubungi mereka untuk mengetahui keadaannya. Tapi yang pertama saya hubungi masuk tuh, secara bergiliran, dari A dia ini cowo, terus V dia ini mau unboxing katanya minggu depan, trus E yang saya ngak terlu peduli dia siapa. Abis masuk sekali tapi ngak diangkat. Saya positif thinking donk, mungkin lagi sibuk. Trus saya hubungi lagi, diblok langsung donk nomer saya bambang. Serius itu bikin sakit ati banget.</p><p>al hasil, selama berjam-jam saya jadi stress dan kesal banget donk sama itu mahkluk ber3. Tapi tak kehabisan akal saya menghubungi seorang kasek dan staff nya. Ya mereka PNS atau ASN lah lebih tepatnya dari sebuah institusi negara yang terlibat dalam kepemiluan. </p><p>Gimana ya??? kok ada orang kayak gitu. Seharusnya sebagai rekan kerja dariistri saya mereka mensupport rekan kerjanya agar tidak mendapat masalah. Ini malah mereka membikin masalah. Saya jujur paling ngak nyaman dengan pemblokiran no wa secara sepihak. Gimana sih rasanya ketika kita butuh seseorang secara maya kemudian akun kita di-blok. Apalagi ini menyangkut istri saya.</p><p>Pada tentang waktu zhuhur sampe magrib itu saya mencoba menghubungi beberapa orang yang mungkin terlibat dalam kegiatan dinasnya. Diantaranya kasek cabang dari lembaga kepemiluan itu dan salah satu staff nya. Dengan suara yang dalam dan kalimat yang tegas bahkan tanpa sopan lagi saya mempertanyakan agenda jalan-jalan itu. Kata oknum itu adalah fasilitas dari kantor yang dilihat dari siapa tamu yang datang. Kebetulan sang istri dan rekannya adalah staff dari pusat maka mendapat layanan tersebut.</p><p>Dan yah . . . salah satu staff nya saya tegasin, pengen rasanya caci maki namun tak baik melapiaskan pada orang yang tak tau apa2 dan dia juga dah bilang ngak tau apa2. kasihan2 . . .</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQwaY6e83yl6nGtWKLbedZkeUvE-gcaS1vA26xA4lFCeLtCJ2G30biv97UVX6uQ74-_wrmw3SRjc0ZKCbj-VIHM0kj1lL87pYs-M_u5H0bVNPrCw9jMRf5crtc1X1kh39aatssk3oYxHDnYv5eYbSB98pLb1iEgC_3qxYEdXPdBR3BmZo3hwiXkQKpLfrg/s917/photo_2023-11-19_08-18-49.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="917" data-original-width="576" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQwaY6e83yl6nGtWKLbedZkeUvE-gcaS1vA26xA4lFCeLtCJ2G30biv97UVX6uQ74-_wrmw3SRjc0ZKCbj-VIHM0kj1lL87pYs-M_u5H0bVNPrCw9jMRf5crtc1X1kh39aatssk3oYxHDnYv5eYbSB98pLb1iEgC_3qxYEdXPdBR3BmZo3hwiXkQKpLfrg/s320/photo_2023-11-19_08-18-49.jpg" width="201" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><p></p><div>Sambungan . . . .</div><div><br /></div><div>Nah saya mengirimkan kalimat penegasan dari</div>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-38367219812835808402023-09-01T16:21:00.001+07:002023-09-01T16:21:32.678+07:00Hari Pertama WFA<p> Ya, akhir kebijakan WFA ngantor diberlakukan.</p><p><br /></p><p>Antara irit budget sama membuat nyaman pegawai beda2 tipis sih. Tapi intinya ini atmosfer kerja yang berbeda.</p><p>Hari Jum'at ini pertama kali aku secara resmi ngak harus ke kantor lagi alias kerja dari mana aja. Namun, klo ada rutinitas nganter istri ke tempat kerja, WFA ini agak memudahkan sehingga saya ngak perlu balik ke st. Tebet trus gl ke kantor. Sedikit banyaknya hemat tenaga, terutama hemat pengeluaran. Ongkos 6,5k aja aku hitung (ongkos ke kantor dari tempat istri).</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB6WojYm5JlZktwSjPc3O0Hi3JzmwDuMZ6RyaMMRsLKP1yujaJX5rQttoamgMn96V4jUryfMID20RVWacDKIzanCuwy4IvXkYEdKqAzTpPP8yCxv1Fkv3pZJsmYBR6tgLdirUtKmmKz2TT-xHnYgVpK5bdFJ_Yy9ls_rxqUMPfOibIRbh-vJyWWSGVezsB/s3264/20230901_160541.heic" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3264" data-original-width="1472" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB6WojYm5JlZktwSjPc3O0Hi3JzmwDuMZ6RyaMMRsLKP1yujaJX5rQttoamgMn96V4jUryfMID20RVWacDKIzanCuwy4IvXkYEdKqAzTpPP8yCxv1Fkv3pZJsmYBR6tgLdirUtKmmKz2TT-xHnYgVpK5bdFJ_Yy9ls_rxqUMPfOibIRbh-vJyWWSGVezsB/s320/20230901_160541.heic" width="144" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-KJTTor1ch6Q-wB2yB7XhaXvjwLZKrjjaX863R63j-j9KXwDiie64zWp54CCMRea5VMeUg3RxXeSHUzV9b36P1FdQyM_pgWDjAb3pV7A610HmPoEfi72Oa5I5BhWhBOAl7AmUGLwa3px1pMZ5TLjXvjJU2OhufeobHW1cnXGBthLUj_ZkY03lCxpti4td/s4624/20230901_160527.heic" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="2084" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-KJTTor1ch6Q-wB2yB7XhaXvjwLZKrjjaX863R63j-j9KXwDiie64zWp54CCMRea5VMeUg3RxXeSHUzV9b36P1FdQyM_pgWDjAb3pV7A610HmPoEfi72Oa5I5BhWhBOAl7AmUGLwa3px1pMZ5TLjXvjJU2OhufeobHW1cnXGBthLUj_ZkY03lCxpti4td/s320/20230901_160527.heic" width="144" /></a></div><br /><p></p><p>Jadi klo sudah gini, tinggal nyari tempat nongki yang adem dan gratis di sekitar thamrin. Apalagi klo bukan Sarinah. Tapi tadi pagi aku ngak langsung ke situ karena masih pagi aku ngerjain kerjaan di taman gedung Thamrin sampe waktu menuju Jumatan. Tidak ada visualnya, mungkin nanti aku tambahkan.</p><p>Abis Jumatan kami lunch di gedung menara thamrin. Ngerasa sedikit gmn hidup kantoran orang yang gajinya 2 digit. Seandainya di dunia ini ada kemampuan melihat gaji seseorang, mungkin gaji aku paling rendah 😅. Njir, buat idup aja ngak bisa. Tinggian anak tamatan SMA.</p><p>Ini ada visual saya di Sarinah, baru ke sini abis lunch. Ternyata WFA itu lebih pada pandai2 cari tempat buat nongki gratis. Fiuuh, semoga cepat naik jabatan. Aamiin . . .</p>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-19931215613842375812023-08-22T16:31:00.000+07:002023-08-22T16:31:18.525+07:00Pengalaman Mengajar di MPI Maestro Depok2<p>Hai guys, sekarang saya mau memberikan pengalaman saya ketika memasuki dunia Bimbel. Bimbel atau bimbingan belajar adalah hal yang trend bagi anak2 sekolah terutama untuk anak SMA yang mau mempersiapkan dirinya untuk kuliah ke PTN favorite.</p><p><b>Berkenalan dengan Maestro MPI</b></p><p>Ok, jadi pengalaman saya pertama dalam mengajar pasca kuliah ternyata mendarat di sebuah lembaga bimbel yang cukup unik dan menarik. Salah satunya adalah Maestro. Sebagai lulusan tahun 2015 silam (lama banget ya). Saya memulai menjadi kerjaan sebagai pengajar yang bisa nyambil persiapan S2. Salah satu iklan yang lewat dalam browser saya adalah bimbel ini, MPI Maestro. MPI sendiri adalah singkatan dari Maestro Pendidikan Indonesia.</p><p>Pertama kali mendengar nama bimbel Maestro dari teman yang lebih dulu mengajar di sana. Mendengar ada lowongan di internet maka saya tertarik untuk masuk dan mendapatkan penghasilan yang katanya lumayan lah. Apalagi baru lulus kuliah menjadi kebutuhan untuk mendapatkan penghasilan. Untuk saya sendiri tidak terlalu memilih karena mengajar adalah hal yang baik untuk belajar lebih.</p><p>Nah, sebagai lulusan PTN cukup Favorite sebenarnya ngak terlalu sukar untuk masuk bimbel ini. Jadi singkatnya, selama rekrutmen saya di Depok mendapat arahan untuk mengajar di Depok 2 dengan jam probation (atau percobaan). Saya lupa lama probationnya, tapi cukuplah dengan jadwal itu saya mendapat jam terbang untuk mulai mengajar. Adapun Maestro MPI Depok2 berada di jalan Proklamasi. Dulu sempat ngak punya motor jadi lumayan goyang lutut (GL) kesana. Setelah ada motor lebih efektif meskipun lumayan jauh dari kost-an.</p><p><b>Sistem Pembelajaran dan Pengajaran</b></p><p>Sistem pembelajaran agak unik di sini. Adanya sistem kupon dan koperasi pengajar. Kupon itu memiliki harga lho, 1 kupon di hargai 2,5k. Saya waktu itu dapet 20 kupon (klo ngak salah) atau sekitar 50k. Nah, kupon itu hanya bisa di tukarkan dengan makanan yang berkerjasama dengan merchant (penjual) ada di sana, termasuk koperasi. Merchant cuma di sekitar maestro Depok2 aja ya. Saya paling suka beli mie ayam sama nasi uduk yang sering kali mangkal depan Maestro. Dengan 4 kupon saya bisa makan mie ayam dan nasi uduk, hehehehe....</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhJNGsfQkNVpquwn_fM9SG1HAMGmzx0MW9ASkH-ONCJXrjmqBobH2klEUOKjMI1pH27N24seJv5Da1NuC4DlaUANcJF544PmlMfSYoM2KQhLLXUYbTlvuVeQO9pGF6PPFtSwt1H2WTzR5nKEwuR0pB-IXigKKofHgd5aR28ztV79zipcgh-weLUoN29Sayb" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="466" data-original-width="459" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhJNGsfQkNVpquwn_fM9SG1HAMGmzx0MW9ASkH-ONCJXrjmqBobH2klEUOKjMI1pH27N24seJv5Da1NuC4DlaUANcJF544PmlMfSYoM2KQhLLXUYbTlvuVeQO9pGF6PPFtSwt1H2WTzR5nKEwuR0pB-IXigKKofHgd5aR28ztV79zipcgh-weLUoN29Sayb" width="236" /></a></div><br /><br /><p></p><p>Selama pengajaran di sini saya mendapat kemudahan dalam melakukan pembelajaran dan mengajar. Mungkin yang paling terasa itu adalah spidol, isi ulang yang udah terisi tinta nya saat mau digunakan. Disamping itu ruangan udah siap, papan tulis udah tinggal pake, modul udah ada, ruangan udah jelas ber AC yang sudah dikondisikan. Jadi tinggal ngajar dengan bekal mempersiapkan daftar pertanyaan atau kuis yang dilakukan pasca pembelajaran. Nah, kuis itu biasanya soal yang terdiri dari 5 buah. dan di catat 1 soal 2 poin. akan di rekap berdasarkan betul salahnya yang diperiksa oleh teman sebangku siswa. Nah nilai kuis ini penting bagi mereka karena akan diposting di whiteboard pengumuman siswa, jadi kelihatan tuh nilai yang tinggi dan rendah.</p><p>Hal menarik lainnya adalah adanya evaluasi atau rapat pengajar yang dilakukan setiap sebulan sekali klo ngak salah ya. yaitu di hari minggu atau sabtu saya anggak lupa, intinya di hari libur. Mungkin Minggu deh soalnya emang hari libbur gitu jadi yang datang para pengajar aja. Beberapa hal yang dibahas dalam meeting itu adalah terkait siswa2 dan permasalahannya serta solusi2 yang dipecahkan bersama. Selain itu juga ada pembahasan terkait kepegawaian salah satunya adalah koperasi. Jadi setiap pengajar memiliki semacam saham di koperasi yang nanti akan dicairkan ketika pengajar keluar atau pensiun. Dan satu lagi yang kurang saya suka adalah dana sosial. Dana sosial diwajibkan untuk semua pengajar dengan nominal yang sama. Soalnya kan gaji aku beda.</p><p>Oh ya, Masih dalam meeting itu juga kita mendapat jadwal dua minggu ke depan yang sudah dipersiapkan oleh admin dalam bentuk satu lembar kertas yang berisi kode2 unik. Dimana dalam lembar itu terdapat jadwal masing2 tutor baik jam, hari, atau tanggalnya hingga sub materi yang akan di bahas.</p><p>Berkaitan dengan bahasan atau materi, di maestro ini cukup kompleks dan jelas bahasannya serta batasannya. Jadi batasan itu sudah ditentukan dan per harinya ada 1 sub bahasan yang akan di sampaikan. Menariknya kita hanya fokus menjelaskan dan mengembangkan sub bahasan yang menjadi tugas kita dengan sedikit spill materi sebelumnya dan mungkin setelahnya. </p><p><b>Kontrak</b></p><p>Kontrak saya dengan Maestro sebenarnya lebih awal daripada dengan Bintang Pelajar yang nyaris ngak dihubungi pasca pembekalan. Jadi saya diikat kontrak dengan kewajiban hadir 3 hari seminggu. Saya lupa pastinya hari apa aja. Namun cukup sulit mengkondisikan diri bekerja di dua tempat yang bebeda dan membagi waktunya. Tapi lumayan saat itu saya mendapat gaji 3 jutaan untuk ke dua tempat tersebut. Lebih gede di Bintang Pelajar sih, itu pun ada dramanya lho.</p><p><br /></p><p><br /></p>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-45907073984437438222023-03-10T09:52:00.002+07:002023-03-10T09:52:26.382+07:00Aneh Tapi Rahasia<p> Kondisi lagi ngak mood dibawa kerja juga bakal berantakan. Mending sejenak saya menuliskan hal yang gundah dalam lembaran blog ini.</p><p>Terima kasih sebelumnya, bagi teman-teman yang mengikuti blog ini. Jujur ini adalah suatu pengalaman pribadi yang mungkin bisa jadi pelajari. InsyaAllah saya tidak akan memetik pelajaran dari sesuatu yang sifatnya tidak mendasar pada agama Islam.</p><p>Oh ya, kali ini saya ingin membongkar hal yang saya rasa aneh dan saya rahasiakan. Salah satunya adalah kenyamanan dari tempat mandi atau ketika saya mandi. Bahasannya tidak spesifik pada bagaimana dan dengan apa saya mandi. Tapi perhatikan bagaimana otak saya bekerja ketika tengah mandi. Seakan-akan otak saya berkerja secara maksimal karena dapat berfikir secara jernih segala sesuatu. Nah itu penyebab dari saya mendapat ide kreasi dan segala bentuk tahapan yang perlu saya lakukan untuk realisasi ide itu. Saking banyaknya dan reaksi dari otak saya berfikir secara optimal sehingga membutuhkan wakktu yang cukup lama dalam menyelesaikan problem dan solving yang muncul silih berganti. Dinamika pikiran yang dalam hal ini adalah kemampuan otak dalam menganalisis cepat dan progresif.</p><p><br /></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEim8Yh8TaNQgF5W0Ifk_z2KmtVpkr93d04xd1pJhz9W93quopBbwd6zNKPArdxo9X0qJEsoACa_axHSVTvV5XhtS0jmjukt4zvXGFzf1VCKPpbYONQ42GeHSwDLDujobtQ2bBEoGm-Fxa4gnTKkIlzLpWLaXNvo2aStQndx8UVP7zsRvB9JxZm2oYnlDw" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEim8Yh8TaNQgF5W0Ifk_z2KmtVpkr93d04xd1pJhz9W93quopBbwd6zNKPArdxo9X0qJEsoACa_axHSVTvV5XhtS0jmjukt4zvXGFzf1VCKPpbYONQ42GeHSwDLDujobtQ2bBEoGm-Fxa4gnTKkIlzLpWLaXNvo2aStQndx8UVP7zsRvB9JxZm2oYnlDw" width="320" /></a></div><br /><br /><p></p><p>Beberapa faktor yang menyebabkan saya begitu saya rasa ada nuansa rileks ketika dikamar mandi. Damai, tenang, sunyi, dan hanya ada aku dan kesendirian. Faktor luarnya adalah suara gemericik air yang melambangkan kehidupan. Pantesan di jepangada namanya shishi odishi. Shishi odishi adalah salah satu ornamen jepang dalam ruangan yang terdiri dari air dan bambu. Cara kerjanya air mengisi bambu hingga bambu itu penuh dan menumpahkan isinya dalam kolam di bawahnya. Suaranya dipercaya mendapatkan efek rileksasi.</p><p>Maka tak heran setiap aktifitas dikamar mandi aku agak lama seiring dari kenikmatan dalam berfikir lebih tenang damai dan cepat. Mungkin ini berbeda dengan setiap orang. Makanya saya menyebutnya aneh dan rahasia. Mungkin teman-teman memiliki cara rileks yang beda. Namun bagaimana pun kita butuh rileks dengan begitu dapat berfikir dengan jernih.</p><p>Suatu ketika seperti tadi pagi kita (suami-istri) berantem ngak reda dari tadi malam. Hanya karena alasan tidak diizinkan pergi bermain dengan Aa nya di Banjarmasin. Istri ane ngamuk, ngambek, dan mutusin mau cerai. Menghadapi masalah itu walaupun aku dikamar mandi dalam waktu yang cukup lama, fikiran ini tidak berjalan dengan optimal sebagaimana biasanya. Apakah karena terlalu berat atau aku terlalu capek melayani keinginan istri yang ngak menentu.</p><p>Rasanya ingin pergi dari dunia ini dan menghilang begitu saja . . .</p>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-1057957143111340102022-05-26T17:40:00.002+07:002022-05-26T21:15:40.976+07:00Hati Sejauh 439km<p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVrB15Kzk8i8Sf-Z7u0iFqm0Vhyaw42XGYaSjcxF4_77FEQ4bZa9OzyBdEguHHCZHanZsr9vzcwkI64Y44oVsTzThZ1vxHS6TiAzUgvn-0jedskwYYQ83blZ5TOTo29PI21BK5G6uwFY1fUGsohpFlnjNnIG7UIYkZ2x3b54xjqFf6QPT8OYpV6-zgVw/s3264/20210530_144108.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3264" data-original-width="2448" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVrB15Kzk8i8Sf-Z7u0iFqm0Vhyaw42XGYaSjcxF4_77FEQ4bZa9OzyBdEguHHCZHanZsr9vzcwkI64Y44oVsTzThZ1vxHS6TiAzUgvn-0jedskwYYQ83blZ5TOTo29PI21BK5G6uwFY1fUGsohpFlnjNnIG7UIYkZ2x3b54xjqFf6QPT8OYpV6-zgVw/s320/20210530_144108.jpg" width="240" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Kadang kita lupa esensi kehidupan ini. Fokus dengan masalah kehidupan kita lupa akan eksistensi kita sebagai mahkluk. Ingin rasanya teriak, karena aksistensi itu tidak ada lagi. Berganti menjadi manusia cinta dunia dan takut mati. Suatu ketika istri meminta aku untuk membinanya. Dia meminta aku menyampaikan sedikit kuliah singkat tentang Islam. Tanpa disadari itu peristiwa pertama dan tidak pernah terjadi lagi hingga usia pernikahan mendekati dua tahun.</p><p>Saat ini istri udah menjadi orang lain. Dia punya kesibukan. Dia punya rahasia yang aku ngak boleh tahu. Dan dia punya hubungan spesial dengan rekan kerjanya. Ini merisaukan. Menulisnya saja membuat jantungku tak kuat menahannya.</p><p>Aku pelepas dia bekerja..... bukan, lebih tepatnya itu keputusan kita. Kalau dilihat dari asal usulnya memang kebutuhan akan materi. Hal ini sudah saya tuliskan dicatatan sebelumnya. Intinya pekerjaan itu menjadi kehidupannya saat ini.</p><p>Tanpa aku sadari aku sudah menikah dengan orang yang keras. Keras karena baginya pekerjaan itu lebih utama. setidaknya lebih utama dari pada suaminya. Bahkan dalam salah satu chat dia bilang aku ini tekanan. aku hanya halangan yang menggangunya. Suami adalah halangan bagi istrinya. "Jadi masalah kerjaan tidak usah ikut campur" mungkin itu yang terkandung dalam maksudnya.</p><p>Sebagai suami, aku tidak boleh tau bagaimana pekerjaannya apa apalagi prosesnya. Hati yang kuat. sekuat baja yang kokoh tak terbendung. Hati yang jauh sejauh 439km</p><p><br /></p><p>Menengadah pada hati sejauh 439km</p><p>terhampar jiwa yang terpasung angan</p><p>terlalu mudah menerima pikatan alam</p><p>birokrasi lebih utama siang malam</p><p><br /></p><p>menelan pil pahitnya rasa sesak</p><p>pil itu sudah mengakar sedu sedan</p><p>Tak terlihat lagi</p><p>jiwa islami yang dulu kini berkelip</p><p><br /></p><p>terkikis kecurigaan yang berarti</p><p>menukil hati yang sudah bertuan</p><p>emoticon rasa diabaikan jangan</p><p>sudah malu pun tak bertuan</p><p><br /></p><p>suatu suratan tak bertepi</p><p>akhir yang indah pun mati</p><p>tak ada yang abadi</p><p>jika pun rasa ini harus mati</p><p>biarkan mati</p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4NLkQSmNZT9_lhLpxM3Vnd47z5uhwyxdpSISZLqffHl3qa1x7f8CbLomEg6TLd-8Z-ZiVPjRCwkuz3r5pczu1TF-fyvOswkIVvJe2MTzEIP-TZNjtwHkqCRws7M6xIU2m2KudoEBifl5FGw-aU924dZsy8tcDFpt02c_8ZaVSUWoLgPOzQqaDw5MItQ/s4160/20210415_165800.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3120" data-original-width="4160" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4NLkQSmNZT9_lhLpxM3Vnd47z5uhwyxdpSISZLqffHl3qa1x7f8CbLomEg6TLd-8Z-ZiVPjRCwkuz3r5pczu1TF-fyvOswkIVvJe2MTzEIP-TZNjtwHkqCRws7M6xIU2m2KudoEBifl5FGw-aU924dZsy8tcDFpt02c_8ZaVSUWoLgPOzQqaDw5MItQ/s320/20210415_165800.jpg" width="320" /></a></div>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-50224463438167059482022-05-24T09:36:00.003+07:002022-05-25T17:23:41.524+07:00New Normal Kita<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJxm8QghUI5E23B1c4647QaDGUQ6y-sikxnYidzYeiwO24RtzWFtiRbp5iXvihan7R3RFCvXh4UoxKjAmn7bBj8qFAX6-NFFB_Jzr2j36yhNtA7WRSBSJ3zsP9PsnaKp96b4Ndk5f_-uOnnwqE--i2wPCdh5tgK1oMMrho0BBIu07Bppcw3E02RU3FUQ/s259/b77d5fb8f69431dead59d36fda22b021.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="224" data-original-width="259" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJxm8QghUI5E23B1c4647QaDGUQ6y-sikxnYidzYeiwO24RtzWFtiRbp5iXvihan7R3RFCvXh4UoxKjAmn7bBj8qFAX6-NFFB_Jzr2j36yhNtA7WRSBSJ3zsP9PsnaKp96b4Ndk5f_-uOnnwqE--i2wPCdh5tgK1oMMrho0BBIu07Bppcw3E02RU3FUQ/s1600/b77d5fb8f69431dead59d36fda22b021.jpg" width="259" /></a></div><br /> Tak habis aku memiliki kegundahan. setiap detik bahkan setiap saat rasanya ada yang mengganjal jika istri ada di luar rumah. entah perasaan apa ini??<p></p><p>Yaah, sudah hampir genap dua bulan istri menjadi cpns di sebuah lembaga pemerintahan di Jakarta. Ditambah dia sering mobile tugas ke sana ke sini. Lingkup perjadin-nya hingga ke Papua dan wilayah2 beberapa provinsi di Indonesia. Hal ini membuat aku tidak bisa mengontrol apa lagi melakukan pembinaan. Dimana fikiran istri masih liar akan kebutuhan hidup yang tidak seimbang.</p><p>Harus bagaimana mengatakannya, sikap istri saat ini sudah ngak ada keramahan cinta. kadang lebih excited ngomong sama bos nya dari pada sama suaminya sendiri.</p><p>Pagi ini, malam tadi aku telpon istri yang masih bersikap datar bahkan ngak tau aku apa aja yang dia lakukan seharian. ketika ditanya jawabannya pendek sependek jawaban PNS di puskesmas.</p><p><br /></p><p>Eng ing eng . . . .</p><p>Sudah lama aku tidak menulis. Aku rindu blog ini. tempat dimana asa dan cita dicurahkan dengan spontan. walaupun tulisan yang ngak jelas kemana perginya namun menjadi ekspresi aku sendiri yang paham bagaimana memaknainya.</p><p>Aku ingin bercerita tentang kehidupan ini yang sudah tidak penah menjadi enak. Kehidupan manusia yang tergoda dengan hawa dan nafsunya termasuk aku. Menjadikan semuanya basi tak berarti untuk fikiran akan kehidupan setelah mati.</p><p>Imaginasi kebahagiaan itu adalah sesuatu yang misteri yang berupa sesuatu yang tidak kita ketahui. Padahal ketika kita ada dalam ruang imaginasi itu ternyata tak sebahagia sebagaimana kita bayangkan. Dulu aku mengimaginasikan masuk UI. Namun, ketika sudah menyandang predikat sebagai mahasiswa UI terjadi tidak sebahagia yang aku imaginasikan sebelumnya. Entah karena aku kurang bersyukur atau memang aku merasa tidak ada artinya senang diatas kaki yang goyah.</p><p>Hari ini terjadi lagi. Aku mengimaginasikan istri kerja. Karena istri seperti bosan dirumah, tidak betah ngapa2in, malah cendrung menghabiskan waktu untuk hal yang tidak penting. Sementara pekerjaan rumah terlaksana jika hanya ada mood. Karena sering moodnya kurang baik, maka rumah tak jarang dalam keadaan tidak ada makanan bahkan suatu ketika memang tidak melakukan apa2. Jadi aku berfikir kalau istri juga bekerja dan pekerjaan rumah bisa digantikan oleh ART atau kita kerjasama.</p><p>Yaah, nasi sudah jadi bubur. Sekarang istri bekerja namun ada rasa was-was pada istri. Terkait interaksinya dengan tidak mahramnya atau bagaimana mensiasati naik krl tapi ngak penuh. Lebih parah lagi, dia lebih sering keluar kota. Beda dengan aku yang bahkan tidak pernah (ngak mau juga sih). Dia punya jadwal rutin dalam 2 minggu 5-6 hari di luar kota.</p><p>Ini diluar imaginasi aku. Aku bayangkan bakal berusaha bersama berangkat kerja. Namun nyatanya tidak. Seperti sekarang aku seperti kembali menjadi aku yang lama. Dimana ilhamdi yang lama pulang ke rumah tapi tak bisa disebut pulang karena dirumah tidak ada siapa2.</p><p>Aku rindu Lusi yang lama. Selalu dapat aku jumpai di rumah. walau rumah tidak diberesin, walau tidak ada makanan saat aku pulang, itu masih mending. Daripada aku pulang tapi tidak ada nafsu makan sama sekali hingga ngak makan sama sekali T_T.</p><p>Hari ini pertama kalinya Lusi ingin cerai. Dia mengaku tertekan. sekedar informasi, aku menulis ini kemaren hanya beberapa paragraf namun sekarang aku sempurnakan. </p><p>yah cerai, suatu kata yang berulang-ulang aku tawarkan tanpa niat namun dilontarkan pada aku dengan niat. Berat meneruskan kata-kata dimana ucapanku tidak dianggap ketetapan bagi dirinya. Dia menawarkan cara berfikir yang tidak bisa aku terjemahkan kebentuk yang simple. intinya dari yang saya pahami, istri saya ingin saya tenang2 aja dan percaya sama dia. Padahal beberapa kali saya ingin ada waktu untuk menanyai kabarnya. Bahkan malam2 yang saya rasa bisa bicara lepas dengannya namun jawabnnya tidak se-excited dengan boss nya. bahkan pertanyaan-pertanyaan aku dijawab dengan jawaban hampa.</p><p>Kadang meluruskan niat nikah sebagai sarana ibadah tidak semudah kata-kata. Ketika kita tidak punya apa-apa, ada fikiran materil yang perlu untuk diwaspadai. "Jika suami tidak ada, Istri akan ditinggali dengan apa?". Bagaimana hidupnya? bagaimana anak keturunan? Memang ini menjadi pertanyaan mendasar ketika kita sudah hidup dikehidupan realistik. Aku saat ini tak bisa menjanjikan apapun dengan gaji pokok 2,5 juta dengan status pegawai kontrak T_T. Nyaris tidak terbayang bagaimana melanjuti kehidupan setelah melihat fakta ini. Alhamdulillah memang saya dapat tambahan sana-sini. pergi ngajar, ngajar online, sampe ngajar private aku jabanin. Tapi tidak pernah besar dan tak pernah cukup. Dihadapan orang, gaji aku hanya receh, apalagi untuk biaya beli rumah. Gaji itu nyaris tidak ada artinya. Ya, karena kita masih ngontrak, sudah pindah sana sini dalam kurun waktu 2 tahun ini. Beli rumah adalah kebutuh primer untuk dilengkapi segera. </p><p>Setelah peristiwa ini sepertinya kehidupan kita tidak sedikit bergeser. Namun bergeser 180 derajad. Entah kami bisa bertahan, entah akan menunggu semua terurai. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiffN6UzVydyykecfwVB4KKZVlhvY5fd_T9Se2JZFOP1lpGoCWodkAp9FzGDrGswNvFqQRkAJmbbrLRQJ6O_s1lO6juQ6jsnnP7NciL-9BwWpStygsUsmN10N1NyLpDS4nHw_VRiFpQlmU89eUZy5ZyPiW-eWBibSdOMQ8mbUwA3HC2kpg3YsmYGBE-ow/s1141/eedc15bc5ae28eaed933135e9d0a1dda.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1141" data-original-width="564" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiffN6UzVydyykecfwVB4KKZVlhvY5fd_T9Se2JZFOP1lpGoCWodkAp9FzGDrGswNvFqQRkAJmbbrLRQJ6O_s1lO6juQ6jsnnP7NciL-9BwWpStygsUsmN10N1NyLpDS4nHw_VRiFpQlmU89eUZy5ZyPiW-eWBibSdOMQ8mbUwA3HC2kpg3YsmYGBE-ow/s320/eedc15bc5ae28eaed933135e9d0a1dda.jpg" width="158" /></a></div><br /><p><br /></p>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-64515281570051015262021-11-01T09:44:00.003+07:002021-11-01T09:45:25.256+07:00 LAHIRNYA NAHDLATUL ULAMA: DARI KOMITE KHILAFAH KE KOMITE MEREMBUK HIJAZ<p style="text-align: justify;">Siapa yang menyangka berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) itu berawal dari usulan yang ditolak dalam sebuah rapat. Awal tahun 1926, kalangan yang dikenal dengan golongan tradisi ini merupakan salah satu bagian dalam komite khilafah yang terorganisir dalam Sarekat Islam (SI). Namun hampir seluruh organisasi dalam perwakilan rapat SI tidak menyambut baik usulan golongan tradisi. Berita terkait perkembangan organisasi SI ini diabadikan dalam sebuah surat kabar Hindia Baroe yang dipimpin oleh Haji Agus Salim.</p><p style="text-align: justify;">Sebelum kongres Al Islam ke lima di Bandung diadakan, kalangan tradisi harus kecewa karena usulan-usulannya tidak disambut baik oleh sebagian besar peserta kongres al Islam. Hal tersebut diketahui beberapa hari sebelum diadakan kongres, yaitu dalam rapat antar organisasi peserta kongres yang diadakan pada 8-10 januari 1926 di Ciajur. K. H. Abdul Wahab, sebagai seorang pemuka dari golongan tradisi, mengusulkan agar kebiasaan2 agama seperti membangun kuburan, membaca do'a seperti dalail al khairat, dan ajaran mahzab dihormati kepala negeri arab yang baru atau raja Ibnu Sa’ud yang berhasil merebut Hijaz dari pemimpin terdahulu.</p><p style="text-align: justify;">Kalangan tradisi yang merasa usulannya tidak disetujui dalam kongres memutuskan keluar dari komite khilafah. Salah satunya adalah Abdul Wahab. Beliau berinisiatif membentuk panitia tersendiri untuk menyampaikan usulan tersebut ke raja Hijaz. Atas dukungan kalangan tradisi dari Surabaya, Pati, Lasem, dan Pasuruan dibentuklah Komite Merembuk Hijaz. Komite inilah yang mewakili Nahdlatul Ulama yang sengaja didirikan pada suatu rapat di Surabaya, 31 Januari 1926. Jadi alasan kuat dalam pendirian NU adalah sebagai lembaga yang akan diwakili Komite Merembuk Hijaz untuk menemui Raja Ibnu Sa’ud di Mekah.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-DbwL7ZhISi8/YX9UXg16RXI/AAAAAAAAAck/LlD4858SsSUHtYbBlYqv5RHv8RgMxnAcgCNcBGAsYHQ/s390/medium_83KH2-1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="319" data-original-width="390" height="262" src="https://1.bp.blogspot.com/-DbwL7ZhISi8/YX9UXg16RXI/AAAAAAAAAck/LlD4858SsSUHtYbBlYqv5RHv8RgMxnAcgCNcBGAsYHQ/s320/medium_83KH2-1.jpg" width="320" /></a></div><span style="font-size: x-small;"><div style="text-align: center;"><i>sumber: kmnu.or.id</i></div></span></div><p style="text-align: justify;">Dalam rapat 31 Januari 1926, kalangan tradisi menempatkan masalah Hijaz sebagai pokok pembicaraan utama. Berikut pemberitaan hasil rapat yang diabadikan dalam surat kabar Utusan Nahdlatul Ulama:</p><p style="text-align: justify;">Bani Sa’ud An-Najdi di zaman dahulu terkenal dengan aliran Wahabi yang dipelopori oleh Muhammad bin abdul Wahab, menurut kitab-kita Tarikh . . . . belum lagi diketahui dengan pasti aliran apa yang dianut raja Sa’ud sekarah (masih Wahabi atau bermahzab empat), tetapi kabar mutawatir menyebutkan mereka merusak pada qubah-qubah, melarang membaca dalail al khairat dan sebagainya.</p><p style="text-align: justify;">….. Kita kaum muslimin, meskipun kaum tua, juga ada merasa ada mempunyai hak yang berhubungan dengan itu tanah (suci) dalam hal agama, karena di situ ada Qiblat dan (tempat) kepergian haji kita dan beberapa berkas Nabi kita bahkan quburnya juga. Walhal, kita ada anggap Sunnat-Muakad ziarah di mana qubur tersebut.</p><p style="text-align: justify;">Komite Merembuk Hijaz fokus menjaga keberlangsungan mahzab Syafi’i baik di Hijaz yang berdampak di Hindia Belanda. Sehingga dalam rapat memutuskan:</p><p style="text-align: justify;">1. Mengirim dua orang menghadap raja Ibnu Sa’ud yaitu Kiayi Haji Khalil dari Lasem dan Kiayi Haji Abdul Wahab dari Surabaya</p><p style="text-align: justify;">2. Mempersembahkan pendapat organisasi</p><p style="text-align: justify;">a. Tidak melarang mahzab Syafi’i</p><p style="text-align: justify;">b. Adakan angkat ziarah ke Madinah dan beberapa kubur syuhada serta bekas-bekas mereka</p><p style="text-align: justify;">c. Tidak mengganggu orang yang menjalankan wirid zikir membaca Dalail al Khairat atau burdah</p><p style="text-align: justify;">d. Memelihara kubur Rasulullah s.a.w.</p><p style="text-align: justify;">e. Tidak merusak qubah-qubah syuhada dan aulia atau ulama</p><p style="text-align: justify;">f. Menetapkan tarif haji</p><p style="text-align: justify;">g. Membentuk komite pengurus haji di Mekah</p><p style="text-align: justify;">Dalam permintaan bertemu dengan raja Sa’ud, NU meminta bantuan konsulat Belanda di Jeddah yang kemudian direncanakan pada tanggal 2 Juni 1926. Namun, pertemuan tersebut gagal karena utusan Nahdlatul Ulama terlambat memesan tiket kapal sehingga tidak jadi berangkat ke Mekah. Sebagai gantinya, NU mengirim isi keputusan rapat lewat telegram (pesan kawat) berharap dapat menjadi masukan dalam UU Hijaz.</p><p style="text-align: justify;">Tidak juga mendapat jawaban dari pesan kawat yang dikirim, kali ini NU berhasil mengutus delegasi ke Mekah pada 17 April 1928. Delegasi ini terdiri dari KH Abdul Wahab dan ustadz Ahmad Ghanaim al-Amir, seorang mantan guru al Irsyad yang kemudian keras menolak paham wahabi. Dua bulan setiba di Mekah utusan tersebut diterima raja Ibnu Sa’ud. Raja menjawab bahwa perbaikan di Hijaz memang merupakan kewajiban tiap pemerintah di negeri itu. Ia menambahkan akan memperbaiki keadaan pejalanan haji sejauh perbaikan ini tidak melanggar ketentuan Islam. Ia juga sependapat bahwa pada umumnya kaum muslim bebas dalam menjalankan praktek keagaman dan keyakinan mereka, kecuali urusan yang Tuhan Allah mengharamkan, seperti tidak terdapat sesuatu dalil dari kitab-Nya Tuhan Allah, tidak terdapat sunnat rasulaullah s.a.w., dan tidak ada dalam mazhabnya orang dulu-dulu yang saleh-saleh, dan tidak dari sabda salah satu Imam empat. Pertemuan delegasi dengan raja berlangsung singkat, sehingga jawaban atas usulan dari NU ditulis pada secarik kertas sebagai balasan atas telegram yang dikirim sebelumnya.</p><p style="text-align: justify;">Dengan demikian, berdirinya NU hingga terbentuknya Komite Merembuk Hijaz berhubungan dengan isu khilafah yang diperjuangkan oleh Komite Khilafah dan diorganisir oleh Sarekat Islam. Walaupun tidak dalam Komite Khilafah, NU atau yang sebelumnya disebut kalangan tradisi masih dapat menyampaikan pesannya demi tetap berlangsungnya praktek ibadah mazhab syafi’i dan tradisi ibadah lainnya.</p>ilhamdihttp://www.blogger.com/profile/10410150828454685470noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-84690171332548265212021-10-19T23:12:00.003+07:002021-10-19T23:14:08.223+07:00Pendekatan Militer di Papua: Menyelesaikan Masalah dengan Masalah<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; tab-stops: 141.5pt; text-align: center;"></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Beberapa
minggu dulu terdapat somasi yang dilayangkan oleh Luhut Binsar Panjaitan
(selanjutnya disingkat LBP) kapada seorang aktivis kemanusiaan, Haris Azhar.
Somasi ini mempertanyakan maksud dari tuduhan Haris terhadap LBP yang dikatakan
‘bermain’ di Papua. Somasi ini merupakan reaksi dari sebuah video rekaman
youtube yang membahas tentang ekonomi – politik militer di Timika, Papua. Dalam
rekaman video tersebut, Haris beberapa kali menyebut nama LBP sebagai ‘lord
Luhut’ yang diduga terlibat dalam bisnis ekonomi-politik militer di Papua.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Bisa saja delik yang dimaksud LBP
ada benarnya, namun ada fakta yang jelas secara tidak langsung diakui oleh
dirinya, yaitu keterlibatan militer dalam bisnis di Papua yang berlarut-larut.
Meskipun bukan Luhut yang ‘bermain’, namun menghadapi rakyat sipil dengan
militer itu suatu upaya yang jelas menciptakan kondisi aman dengan senjata.
Tidak mengherankan kedepan akan terjadi perlawanan oleh rakyat Papua. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; tab-stops: 141.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; tab-stops: 141.5pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Peristiwa
penyerangan Posramil Kisor<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pada kamis malam (2/9) sekelompok
orang tak dikenal menyerang Posramil Kisor, kabupaten Maybrat, yang menyebabkan
menewaskan 4 personil tantara. Penyerangan dilakukan secara brutal dan
tiba-tiba sekitar pukul 4 dini hari oleh puluhan orang tak dikenal. Posramil
Kisor lumpuh dan 5 orang dari anggotanya berhasil menyelamatkan diri.
Diperkirakan oknum yang melakukan penyerang sekitar 30 orang dengan senjata
tajam dan langsung menyerang beberapa aparat yang sedang bertugas.<a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Peristiwa
tersebut ditanggapi oleh Pangdam Kasuari, Mayor Jenderal TNI I Nyoman Cantiasa,
dengan keterangannya marah-marah saat konferensi pers siang harinya di Markas
Kodam Kasuari XVIII, Manokwari. Dalam tanggapannya, beliau memerintahkan
komandan Korem Sorong untuk melakukan pengejaran pelaku yang masuk ke hutan.<span class="MsoFootnoteReference"> <a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Status pelaku yang disematkan pada kelompok
tersebut adalah Kelompok Separatis Teroris (KST) yang menjadi adil bagi TNI
untuk terlibat.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Anggota
komisi I DPR, Bobby Adhityo Rizaldi, berkomentar meminta pemerintah untuk
serius dalam menghadapi KST. Perlu evaluasi dan kiranya perlu dilakukan
penambahan personel setiap pos keamanan. Karena kedepannya akan diselenggarakan
PON XX di Papua.<a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Maka sangat diperlukan kondisi aman di sana agar pesta olahraga dapat berjalan
dengan lancar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Gubernur Papua barat, Dominggus
Mandacan, mendukung sepenuhnya upaya aparat dalam pengejaran dan penangkapan
KST. Dalam hal ini dilakukan oleh Pangdam dan Kapolda Papua Barat. Beliau
mengharapkan masyarakat Maybrat dan sekitarnya untuk tidak cemas dan tidak
terprovokasi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Setidaknya tiga lembaga negara
mendesak untuk segera menuntaskan masalah papua dengan pendekatan militer.
Sedangkan di sisi lain, pihak yang disebut KST atau Kelompok Kriminal Separatis
Bersenjata (KKSB)<a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
oleh TNI atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)<a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> oleh Polri menamakan
dirinya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka
(TPNPB-OPM) yang justru meminta pemerintah bertindak sebaliknya. Dalam Video
yang beredar, Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengaku bertanggung jawab
atas peristiwa Kisor. Dan menghimbau agar pendatang segera meninggalkan wilayah
Perang terutama di Sorong. Sebby juga meminta pemerintah untuk menghentikan
operasi militer di pemukiman warga. Karena terdapat kasus pasukan TNI maupun
Polri terlibat dalam pembakaran rumah-rumah warga.<a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; tab-stops: 141.5pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Masalah
Pemdekatan Militer Papua<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tampak tidak adil jika kita menerima
begitu saja menerima informasi dari pemerintah maupun dari TPNPB tanpa melihat
kondisi dilapangan. Beberapa Lembaga independent mencatat bahwa memang terjadi pendekatan
militer dan juga terjadi pelanggaran kemanusiaan. Perkumpulan Advokat Hak Asasi
Manusia (PAHAM) dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(KontraS) Papua, mencatat sepanjang Januari hingga Desember 2020 terjadi 63
peristiwa kekerasan militer yang melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI)
dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) yang mengakibatkan 304 warga sipil
Provinsi Papua maupun Papua Barat menjadi korban.<a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Laporan dari lembaga independen
seperti konstras menuliskan banyak terjadi pelanggaran HAM. Berdasarkan laporan
kontras, pelanggaran kemanusia oleh TNI tercatat sebanyak 63 kasus, Polri 70
kasus, dan operasi gabungan TNI – Polri sebanyak 8 kasus. Namun jarang terdapat
tanggapan media maenstream dalam membela rakyat Papua yang mengalami penindasan
oleh TNI-Polri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalih
pemerintah Republik Indonesia mengirim pasukan dalam pendekatan militer ke
tanah Papua merupakan bagian dari upaya menciptakan rasa aman untuk rakyat
Papua. Namun, hal itu perlu diuji kembali. Karena justru yang terjadi
dilapangan adalah kondisi yang semakin mencekam antara aparat dengan TPNPB.
Tidak jarang terjadi praktek-praktek pelanggaran HAM pada masyarakat local.
Kondisi ini malah menyebabkan Papua menjadi tempat yang tidak aman terutama
dibeberapa lokasi pos militer. Kondisi baku tembak yang diciptakan menyebabkan
warga perlu mengungsi seperti warga Maybrat baru-baru ini. Dalam penumpas TPNPB
kenyataannya banyak warga sipil yang kemudian menjadi korban atas tindakan
aparat militer. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Anehnya
informasi berapa jumlah aparat di Papua dirahasiakan. Beberapa Lembaga
pemerintah mengaku tidak mengetahui angka pasti banyaknya aparat. Hal itu
karena sturktur militer miliki komando khusus dari markas militer pusat. Baik
lembaga independen, pemerintah daerah, ataupun DPRD tidak mendapat keterangan
dari Pangdam Kasuari terkait jumlah pastinya. Sehingga banyak spekulasi lembaga
berasumsi terkait jumlah aparat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalam catatan Tempo & KontraS,
pada tahun ini saja, paling tidak ada 2.032 aparat (TNI & POLRI) yang sudah
dan akan ditempatkan di beberapa penjuru Papua untuk berbagai tujuan. Sebagian
besar personil (TNI & POLRI) tersebut tergabung dalam Operasi Nemangkawi<a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> periode 01 Januari-30 Juni
2021. Sebagian lain tergabung dalam pasukan pengamanan Polsek, pengamanan
konflik sosial, pengamanan PT Freeport Indonesia, dan pengamanan Pilkada.
Jumlah tersebut belum termasuk sekian banyak prajurit TNI yang dikirim ke Papua
untuk berbagai keperluan. Misalnya, dalam satu keberangkatan saja, ada 1.350
prajurit yang sengaja dikirim untuk mengamankan perbatasan RI-Papua Nugini.<span class="MsoFootnoteReference"> <a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></a></span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Anomie
<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tindakan
Negara terhadap Rakyat Papua disinyalir bertentangan dengan hukum. Karena tidak
berdasarkan prosedur sebagaimana yang tertulis di UU. UU Nomor 34 Tahun 2004
Tentang TNI terkait pengerahan kekuatan TNI Pasal 17 menyatakan: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">(1)
Kewenangan dan tanggung jawab pengerahan kekuatan TNI berada pada Presiden. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">(2)
Dalam hal pengerahan kekuatan TNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presiden
harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat;<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pasal
18:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(1) Dalam keadaan memaksa untuk menghadapi
ancaman militer dan/atau ancaman bersenjata, Presiden dapat langsung
mengerahkan kekuatan TNI. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">(2)
Dalam hal pengerahan langsung kekuatan TNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dalam waktu 2 X 24 jam terhitung sejak dikeluarkannya keputusan pengerahan
kekuatan, Presiden harus melaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">(3)
Dalam hal Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui pengerahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Presiden harus menghentikan <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sampai saat ini, Presiden Republik
Indonesia belum menerbitkan Keputusan Presiden yang disetujui oleh DPR RI.<a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Oleh karena itu kondisi
pengerahan pasukan militer di Papua merupakan kondisi yang Anomie. Meskipun
begitu presiden tetap tidak menghentikan pengiriman militer di Papua.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Klimaks<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>TPNPB, OPM, dan aktifis ikut dalam
memberikan perlawanan pada negara Republik Indonesia. OPM mendapat dukungan
dari masyarakat luar negeri. OPM justru mendapatkan tempat di negara seperti
Australia contohnya. OPM tidak disandingkan dengan kelompok pemberontak tetapi
sebagai <i>freedom fighter</i> atau pejuang kemerdekaan. TPNPB tidak lagi
main-main dalam gerakannya. Tentara Papua ini menantang TNI untuk perang yang
kerap kali disampaikan. Seorang aktifis Indonesai mendukung Gerakan ini menjadi
orang yang di cari oleh pemerintah, sebagaimana yang terjadi pada Veronika
Koman. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Islam
Menjaga Keadilan dan Keamanan Bernegara<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kehidupan bernegara dalam Islam
menyiratkan penegakan hukum yang tegas dan adil. Sebagaimana dapat kita cermati
dalam carita seorang Yahudi dengan Gubernur Mesir, Amr bin Ash. Ketika rumah si
Yahudi berupa gubuk reot diusik, gubernur ditegurlah oleh khalifah dengan
sepotong tulang dengan huruf alif diatasnya. Hal itu menyiratkan bahwa keadilan
harus ditegakkan meskipun hanya untuk seorang non-muslim miskin yang sudah
renta.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Jika pun terjadi pergolakan dalam
negeri seperti Papua, kekhalifaan memiliki Departemen Keamanan Dalam Negeri
atau <i>Da’irah al Amni ad Dakhili</i>. Sebagaimana Namanya, departemen ini
memiliki fungsi dalam menciptakan keamana dalam negara. Jika diibaratkan
Indonesia perannya adalah seperti Polisi. Hanya saja bedanya, tidak
diperkenankan departemen keamanan memiliki binaan atau ormas, tidak juga
dibenarkan anggota departemen memiliki DL atau dinas luar. Serta pelayanan
keamanan yang diberikan oleh departemen sifatnya gratis atau tidak dibenarkan
memungut biaya. Hal itu karena sudah menjadi tugas negara dalam memberikan
keamanan dalam negeri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ancaman melawan negara dalam upaya
separatisme seperti Papua, sudah tentu menjadi bidang tugas dari Departemen
Keamanan Dalam Negeri. Depertemen bertindak selama hal tersebut bisa ditangani,
yaitu Ketika ancaman sifatnya kecil. Namun jika ancaman sudah berskala besar,
departemen meminta bantuan pada khalifah untuk menurunkan militer. Jika masih
kurang departemen bisa meminta khalifah untuk menurunkan pasukan yang lebih
besar lagi. Oleh karena itu peran departemen ini dalam menciptaan keamanan
dalam negeri harus mendapat mandate seizin dan sepengetahuan khalifah. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pengiriman
militer ilegal di Papua tidak hanya mengusik satu orang saja tapi juga beberapa
masyarakat adat Papua. pemerintah sudah lama melakukan pendekatan militer di
Papua. Dan tidak ada itikat untuk membuka ruang diskusi dengan masyarakat adat.
Menurut warga Papua yang umum terjadi dalam pertambangan karena adanya ‘tipu-tipu’
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang menyebabkan tanah adat
mereka ada dalam surat HGU, WIUPK, HTI dan lain sebagainya. Seabagaimana yang
terjadi hari ini terhadap izin terhadap Blok WABU dan izin lahan sawit Korindo
yang jelas merusak tanah adat dan lingkungan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<div style="mso-element: footnote-list;"><!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Tempo, “Keonologi Penyerangan Pos Koramis Kisor dikeroyok saat Gelap” diakses
pada 12 September 2021 dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210902210730-20-689091/kronologi-penyerangan-pos-koramil-kisor-dikeroyok-saat-gelap<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Jpnn.com,
Hans Arnold Kapisa, “Pangdam Kasuari Posramil Kisor di serang KST”, diakses
pada 12 September 2021, https://www.antaranews.com/berita/2366734/pangdam-kasuari-posramil-kisor-diserang-kst<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> “4
Anggota TNI AD Gugur, Bobby: Perlu Peningkatan Personel tempur di Pos Militer”,
diakses pada 12 September 2021, https://www.jpnn.com/news/4-anggota-tni-ad-gugur-bobby-perlu-peningkatan-personel-tempur-di-pos-militer<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Lihat Pasal 7 ayat (2) huruf b angka 1, Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004
Tentang Tentara Nasional Indonesia.<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Lihat pada pasal 13 huruf a dan huruf b UU Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Republik Indonesia<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Agung
Sandy Lesmana, “TPNPB-OPM: Kami Peringatkan Pendatang Segera Tinggalkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Wilayah Perang di Sorong”, diakses pada 12 September
2021, https://www.suara.com/news/2021/09/07/133419/tpnpb-opm-kami-peringatkan-pendatang-segera-tinggalkan-wilayah-perang-di-sorong<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Belau, Arnold, “Victor Yeimo: Dalam Tiga Tahun Negara Sudah Kirim 21 Ribu
Anggota ke Papua”, diakses pada 12 September 2021 dari
https://suarapapua.com/2021/03/14/victor-yeimo-dalam-tiga-tahun-negara-sudah-kirim-21-ribu-anggota-kepapua/<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Satuan
tugas Nemangkawi merupakan operasi gabungan personel TNI-Polri yang bertugas
untuk memberangus Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Belau, Arnold, “Victor Yeimo: Dalam Tiga Tahun Negara Sudah Kirim 21 Ribu <o:p></o:p></p>
<p class="MsoFootnoteText">Anggota ke Papua”, diakses pada 22 Juni 2021 dari
https://suarapapua.com/2021<o:p></o:p></p>
<p class="MsoFootnoteText">/03/14/victor-yeimo-dalam-tiga-tahun-negara-sudah-kirim-21-ribu-anggota-kepapua/<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/lenovo/Documents/ilham/Operasi%20militer%20di%20Papua.docx#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Emanuel
Gobay & Johnny T. Wakum, Pendokumentasian Kasus Pelanggaran HAM Berat dari
Tahun 2018-2020, (LBH Papua-YLBHI, 2020).<o:p></o:p></p>
</div>
</div><br /><p></p>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-89622865340517204792021-08-12T09:55:00.000+07:002021-08-12T09:55:05.654+07:00Aku Benci di Kasihani<p> Baik lah, sekarang kita ada flash back kebelakang. Melepas diri sejenak dari rutinitas sebagai bapak rumah tangga yang belum punya tangga apalagi rumah. Nah, kali ini kita akan cerita terkait pengalaman saya ketika masih SMA.</p><p>Di SMA aku lebih ingat tinggal sendiri karena di kost-kan. Tak banyak yang berwarna lebih suram dalam ingatan. Cuma ada satu hal yang sampai saat ini aku ingat, yaitu tentang pegadaian. Aku pernah ke pegadaian dan tak terhitung seringnya. Namun kali ini, aku diamanahi tugas untuk memperpanjang surat. Semacam barang yang kita gadaikan sudah jatuh tempo tapi belum mau diambil maka jangka waktu penggadaian barang itu bisa diperpanjang. Klo ngak salah setiap 6 bulan atau setiap 3 bulan, agak lupa persis nya. Intinya harus diperpanjang sebelum jatuh tempo. </p><p>Nah suatu hari, saya harus memperpanjang tu surat. Tentu saja jadwalnya bentrok dengan sekolah. Karena pegadaian ditempat saya biasaya tutup lebih awal sedangkan saya pulang sekolah jam 2 an. Jadi ngak akan bisa nunggu sampai harus pulang sekolah. Satu2nya caranya yaitu minta izin keluar sekolah. Apapunlah alasannya, yang penting harus bisa. </p><p>Untuk alasan keluar sekolah, aku sering melakukannya. Apakah untuk cari angin aja, pulang lebih cepat, atau untuk kebutuhan lain. Tak jarang memakan alasan yang sifatnya urgen kayak bilang lupa matiin kompor, sakit, atau apa lah. Alasan pertama biasanya sangat mujarab. Intinya bisa keluar dulu. Tentu saja dengan mudah saya bisa keluar sekolah karena wajah saya memang kurang familiar dari anak-anak yang dikenal badung.</p><p>Izin dari sekolah, pergi ke pegadaian. </p><p>Sesampai di pegadaian, seperti pandangan umumnya. Ada loket kasir, ada loket taksir, meja dan kursi untuk pengunjung yang tersedia. Tanpa memperbanyak waktu saya menanyakan pada petugasnya tentang surat yang mau diperpanjang. Dengan nada tajam di ibu2 petugas langsung menyeletup. Dek ini udah dilelang. Tunggu sebentar ya. Dengan tergopoh2 ibu itu jalan kebelakang gedung dan beberapa saat kemudian muncul lagi.</p><p>"Dek ini udah di lelang barusan barangnya, harusnya adek datang lebih pagi tadi"<br />"semuanya bu?" tanya saya</p><p>"ini ngak, yang ini sudah" jawab ibu itu sambil melihatkan tanggal yang sudah jatuh tempo.</p><p>"Baik ngak papa, tadi saya ngak bisa pagi2 karena ada ujian Diperpanjang aja yang belum dilelang bu"</p><p>sesaat ibu itu mengerjakan tugasnya dan aku kembali menunggu surat diperpanjang. Tentu saja percakapan kita di dengar oleh seisi ruangan mengingat si ibu suaranya lumayan keras untuk kantor yang sepi itu. Selain itu si ibu petugas juga ngobrol dengan teman2nya terkiat kasus aku. Dengan suara kasihan karena anak sekolah yang tidak bisa memperpanjang surat karena harus ujian di pagi hari. Kayaknya ngak cocok dijadikan adegan dramatiris apalagi diangkat menjadi film layar lebar. Sebenarnya tidak hanya ibu petugas dan teman2 nya yang membahas dan melihat ke aku, tapi hampir seluruh orang di ruangan tersebut. Yah,, aku jadi objek perhatian dek. Anak SMA masih pake seragam dan lagi perpanjang surat pegadaian, untung ngak tau klo sejak lahir aku jomblo. Hhhmmm, rahasia aman.</p><p><br /></p>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-20089851997788419722021-06-02T17:23:00.003+07:002021-06-02T17:26:35.586+07:00Kebebasan Fikiran<p> Selamat hari kebebasan. Era kebebasan adalah era abad yang paling di nanti2. Atas banyak ketimpangan dalam segala aspek. Ada kasta yang masih berlaku, ada doktrin yang legal, dan akses pendidikan nasib yang tertutup.</p>
Uu dunia menjelaskan kesetaraan manusia dan dipertegas kedalam uu pemerintahan negara. Namun pada praktek nya tidak semua manusia dapat menerimanya. Penindas tidak berlapang dada dan berjiwa besar sedang yang tertindas tidak mendapat perlindungan atas hak azasi nya. Kasta dapat contohnya dan golongan2 manusia tertindas dengan dalil kasta. Kasta tidak berdiri sendiri karena ada doktrin kemanusiaan yang sesat mengiringinya. Doktrin jadi kebudayaan umum masyarakat yang harus di hapuskan. Tanpa embel2 kekayaan budaya lokal. Doktrin hanya menghasilkan manusia tanpa akal yang jernih. Mereka hanya bergerak atas sentimen yang mereka anggap benar. Tanpa mereka sadari hanya menciptakan kerusakan yang berakar dari fikiran mereka sendiri. Tak sedikit kita lihat genosida yang hanya melukai jiwa2 kemanusiaan. Doktrin sesat tidak diterima dengan sendirinya tanpa akses perubahan nasib, akses pendidikan nasib. Akses menjadi manusia, pendidikan. Pendidikan menjadi sarang bisnis. Negara tidak pula menghasilkan pendidikan berkualitas. Bahkan dasar filosofi pendidikan pun tidak menjadi sektor kajian penting. Alangkahnya mulainya negara ini menjadikan orang yang awalnya miskin kemudian menjadi ber-uang. Padahal pendidikan sejatinya bukan menjadikan manusia sebagai robot penghasil uang tapi manusia kan? Menjadi manusia seutuhnya tidak bisa dinilai dari jumlah uang yang dia hasilkan per hari, per bulan, bahkan per tahun. Kenapa kita merasa sok hebat dengan tingginya pendapatan per kapita sedangkan di dalamnya terdapat manusia robot pencetak uang yang mengaminkan doktrin sesat dengan rasa alienasi dengan kemanusiaan apalagi kebebasan. Mereka ingin bertindak tapi fikiran mereka tidak mempunyai tool untuk membaca masalahnya. Bahkan tidak memahami dasar tersebut karena doktrin sudah mendarah daging.<!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_210602_172308_762.sdoc--><div><br /></div><div><br /></div><div>#nulisdiKRL </div>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-50282939933380148492021-02-21T03:44:00.000+07:002021-02-21T03:44:14.411+07:00Tepat 1 jam lagi <p> Tepat satu jam lagi sampai ufuk kelihatan sediki</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-fY12UnaLq2c/YDFt5UHC3YI/AAAAAAAAF5g/OflMUXPOnFQbUPM5YX60Kjul4vNZigLXgCLcBGAsYHQ/s2048/16138520801338989439772167652804.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" src="https://1.bp.blogspot.com/-fY12UnaLq2c/YDFt5UHC3YI/AAAAAAAAF5g/OflMUXPOnFQbUPM5YX60Kjul4vNZigLXgCLcBGAsYHQ/s320/16138520801338989439772167652804.jpg" width="320" /></a></div><br />t sebagai tanda hadirnya subuh untuk jiwa yang tenang. Tak terasa waktu 5 jam di luar itu singkat. walau agak ngantuk dikit, yah ngak papa lah. Biasanya aku habiskan waktu dengan istri, sekarang harus diluar nemenin kucing tidur. Ngak percaya? Aku ambil gambar dulu..<p></p><p>..</p><p>Itu sudah aku posting, cuma kurang referensi waktu dan letak secara google map. Udah lah, aku juga ngasih tau aja. Entah untuk apa tulisan ini aku buat. Setidaknya ada waktu yang tersisa barang nulis sedikit saja.</p><p><br /></p><p>Beberapa hari ini aku suka ngak punya waktu. Karena multi job dan ekspektasi yang besar terhadap income. Namun semakin aku berusaha, tampaknya tidak juga menutupi dan masih jauh dari yang lain. Mungkin rezeki itu sudah ditakdirkan, tapi aku yakin rezeki aku lebih banyak lagi, karena Allah tau aku.</p><p><br /></p><p>Banyak kebiasaan yang tidak lagi ak ikuti. Bahkan aku bisa2nya berbaur tapi dengan cara pandang yang jauh berbeda. Masa bodo lah, normal live itu kehendak dan impian semua orang. Jika melihat kebelakang aku memiliki ekspektasi yang besar untuk kehidupan baru. seperti yang aku bilang, saat ini aku hidup bukan lagi untukku saja.</p><p><br /></p><p>Cuaca di kavling saat ini udah ramai, hujan awal bulan pun sudah turun. Bencana banjir yang ditunggu kedatangannya di awal bulan, ternyata absen hingga akhir bulan ke dua. Setidaknya siklusnya mengalami kemunduran. </p><p>Apa kabar indonesia yang angkuh dan sombong. Aku tak lagi ambil pusing dengan mu, bukan ngak mau. Narasiku habis. Aku juga lelah hidup tanpa teman. Semoga ini jadi takdir kita. Dan kamu jadi takdir bagi kita semua.</p><p>Oh ya, aku bercerita tentang banyak hal. Tapi aku takut memulainya karena setiap cerita bakal ada narasi yang tidak aku inginkan. Lebih baik tidak aku ceritakan, toh lagian tak akan ada yang berbahagia dengan cerita itu (hukum perfect number)</p><p>Adakah yang mau mendengar ceritaku: setidaknya aku tak sendirian. Aku sudah berfikir akan banyak hal. Cuma fikiran mendasar membuat aku agak jumud dengan realitas yang monoton. Cara fikir itu banyak, jadi jangan sekali-kali menyederhanakan cara berfikir. Bisa saja kamu tak memikirkannya, atau kamu terlalu dangkal melakukannya.</p><p>Saat ini saya akan mengilustrasikan manusia saat ini tiba2 menjadi makhluk yang tak berakal. Coba tebak apa yang terjadi? Tentu, kesadaran kita sebagai manusia hilang. Tak bisa membedakan baik benar,, tidak pula bisa tau aurat itu ada. Dan seketika kehidupan ini berubah membentuk kehidupan hewan. Hidup hanya dengan ketergantungan pada insting dan naluri untuk hidup.</p><p>Populasi 6 M itu bisa saling pukul, bunuh, dan melakukan hal yang mencelakakan dirinya sendiri. Jangankan tau akan survival, atau prosedur tertentu, bahkan namanya dia tak tau dan tak memiliki identitas apa2 kecuali kulit, rambut, dan postur tubuh yang membuat mereka berbeda.</p><p>Tahukah kamu ada satu yang tak hilang dari mereka, kasih sayang ibu pada anaknya. Meskipun akal ini tak ada naluri dan insting ibu selalu memiliki rasa afeksi. Bisa aku katakan, kasih sayang itu tak perlu akal Karena dia yang kadang membuat akal tak menentu. Tuhan telah memberikannya pada kita, kita tau apa yang terbaik disaat-saat akal tak bisa menyeleksi problematika. </p><p>Teman2 dimana pun kita hidup, aku tidak bisa lepas dari kasih afeksi ibu. Meski kadang aku memikirkannya atau ibu tak memikirkannya aku merasa terbuang dalam kesendirian</p><p><br /></p><p><br /></p>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-28315731531626350642021-01-04T04:17:00.004+07:002021-01-04T04:17:41.563+07:00Tahun Baru dan Dunia Baru<p> Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh</p><p>bismillah </p><p>dengan nama Allah yang Maha Besar dengan ke-Agungan-Nya</p><p>Rindu laman ini, rindu menulis lagi</p><p>sajak-sajak yang indah dan bermakna menutupi kekolotan</p><p>Saya masih menantikan kapan saya menulis lagi</p><p>Hari ini tampaknya hari yang baik, sehingga hal yang sangat saya rindukan itu terwujud</p><p>Hanya karena tidak ada waktu dan sibuk kegiatan duniawian tulisan-tidak lagi saya posting</p><p>Padahal banyak agenda atau peristiwa yang seharusnya dicatat, banyak</p><p>Setidaknya ini tulisan saya ketika sudah menikah. Ya, saya sudah menikah. Menikahi gadis Sunda. Ada determinasi atas pilihan saya ini. Sebagaimana tulisan saya sebelumnya tentang beliau, sekiranya begitulah gambaran iman dan intelektual yang bisa kami gabungkan.</p><p>Dan sampailah kami di Awal tahun ini tentunya dengan gaya kehidupan di dunia baru. Ada lapisan masyarakat ada norma sosial ada kebudayaan lokal. Yah, tapi itulah aku yang memasang tag line "pembelot peradaban" sepertinya tak begitu tulus-tulus amat menerima akulturasi pemikiran-ku dengan masyarakat/atau dunia baru ini.</p><p>Kadang memahami, tetapi lebih sering meleburkan diri agar bisa bergaul dengan dunia baru yang general ini. Tidak ada buruknya-lah. Jiwa yang frontral atau "streng" sekarang tersembunyi dulu tak seperti pemahaman Ibnu Taimiyah yang lebih baik menapak dunia lain daripada merendah atau mengikut. Tidak juga seperti Tan Malaka yang mengorbankan tanah nya demi pemikiran ideologi dan rasionalitas diri yang tetap menjaga originalitas pemikiran lurusnya. dan apalah diri aku yang masih cetek ini.</p><p>Aku tidak lagi hidup untuk diriku sendiri, itu jawabannya. Ada nyawa lain dalam diriku yang ikut bersama. Hmmm, aku bersama jiwa yang tak sekuat aku dalam menentang kezaliman tidak pula setegar aku dalam menerima kenyataan. Tapi aku butuh keseimbangan dalam berfikir dan menjaga emosi agar terkendali.</p><p>Dan tahun baru ini menjadi cerita menarik dimana tidak ada jalan kefitnahan yang harus aku ikuti. Tidak acara ramah tamah kavling (ya sekarang kami tinggal di kavling ^_^), tidak pula acara kembang api dan music bervolume tingga yang mengganggu itu kami hadiri. Kalo tau acaranya kayak gitu tentu aku tidak akan mau menyumbang -_-. Tidak akan membawa selamat acara itu. Tidak akan mendekatkan diri kita pada Tuhan kezaliman semacam itu.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-mxMhUnolgZY/X_I0Tizqw0I/AAAAAAAAFVE/UJIvihNARggvGJltmT-95j2HHBoDdlv8ACPcBGAsYHg/s4160/20201219_132339.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3120" data-original-width="4160" src="https://1.bp.blogspot.com/-mxMhUnolgZY/X_I0Tizqw0I/AAAAAAAAFVE/UJIvihNARggvGJltmT-95j2HHBoDdlv8ACPcBGAsYHg/s320/20201219_132339.jpg" width="320" /></a></div><p></p><p>Seharusnya aku bicara lebih tentang pemikiran dan dasar perbuatan yang berdampak pada budaya. Inilah dunia baru, dunia penuh tantangan atau budaya asing yang ada disekitar kita. <br /><br /></p>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-46262721013104040502020-09-10T11:11:00.004+07:002020-09-10T13:12:13.582+07:00 PEMIKIRAN AHLUSSUNNAH WALJAMAAH NU (1926) DAN POLITIK NU (1945,1970,2001) <p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><br /></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><br /></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><img src="file:////storage/emulated/0/.clipboard/poclip1/02/image0.jpg" /></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">Kelas Sejarah Pemikiran Islam B</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">Kelompok VII:</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">Airlangga Risnu / 1106056850</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">Galuh Fathim Az Zahra’ / 1106008574</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">Ilhamdi / 1106056964</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">UNIVERSITAS INDONESIA</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">APRIL 2013</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">A. Gambaran Singkat Tentang Islam Tradisional (Jawa)</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> A.1. Sinkretisme Antara Islam dan Budaya Jawa</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Menurut Geertz</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;">, Islam masuk ke Indonesia secara sistematis baru abad ke-14, berpapasan dengan suatu kebudayaan besar yang telah menciptakan suatu sistem politik, nilai-nilai estetika, dan kehidupan sosial keagamaan yang maju. Islam menyebar di Jawa melalui proses yang tidak mudah, penuh tantangan dan melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah proses islamisasi orang Jawa saja dan tahap kedua adalah saat dimana mereka menjadi muslim yang taat. Islamisasi di Jawa dilakukan secara damai sehingga Islam tidak kaku ajarannya. Hal tersebut kemudian membuat adat-adat tradisional masih bisa bersanding bersama islam. Meskipun begitu, syariat Islam tidak selalu menjadikan keraton (pada waktu itu) bercorak Islam karena para wali dan raja saling bekerjasama untuk menghasilkan suatu corak Islam yang sesuai dengan masyarakatnya.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Islam di Indonesia dinilai Geertz begitu lemah, tak berakar dan bersifat sementara, sinkretis, dan berwajah majemuk. Banyak pihak yang juga berpendapat bahwa Islam tradisional itu seringkali melakukan ritual-ritual syirik. Islam tradisional sendiri adalah Islam yang masih terikat kuat dengan pikiran-pikiran para “ulama” ahli fiqh (hukum islam), hadist, tafsir, tauhid (teologi islam) dan tasawuf yang hidup antara abad ke-7 hingga abad ke-13.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Menurut Snouck Hugronje, Islam tradisional (Jawa) yang terlihat statis dan terbelenggu oleh pikiran ulama “abad pertengahan” sebenarnya mengalami perubahan secara fundamental, namun tidak terlihat. Islam tradisional yang dianggap statis masih dominan di Indonesia meskipun harus bersaing dengan arus Islam moderen. Keberhasilan Islam tradisional dalam menghimpun kekuatan yang besar di Jawa bukan karena memiliki pengikut yang banyak, melainkan solidaritas dan integritas penganutnya.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Beberapa ciri dari Islam tradisional di Jawa menurut Geertz adalah:</span></p><p style="line-height: 100%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;">Pertama, seorang muslim kolot (tradisional) cenderung menganut pandangan yang agak menyerah kepada nasib yaitu bahwa perjalanan hidup perseorangan seluruhnya ditakdirkan oleh kehendak Tuhan. Kedua, seorang kolot cenderung menyangkal perbedaan antara kehidupan sekuler (keduniaan) dan kehidupan beragama, dan berkeras bahwa agama merasuk ke dalam semua bagian kehidupan. Ketiga, terhadap kepercayaan dan upacara pra-Islam yang ada, seorang kolot cenderung lebih bersedia menerima baik semacam kebijaksanaan. Keempat, seorang kolot cenderung menekankan penghayatan religi. Kelima, seorang kolot cenderung lebih bersikap tradisional dan lebih berpegang pada ajaran dalam menghalalkan amal dan tafsir agama.</span><sup><span style="font-size: 10pt;"> </span></sup></p><p style="line-height: 100%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Islam di Jawa pada masa pertumbuhannya sangat diwarnai oleh kebudayaan Jawa. Hal ini dikarenakan unsur-unsur para bangsawan Jawa melestarikan tradisi Jawa-Hindu, dan juga karena para </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">wali, </span><span style="font-size: 12pt;">sebagian angkatan pertama mubalig Islam dididik dalam lingkungan Jawa.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Pada masa awal tersebut Islam didakwahkan dengan jalan menyesuaikan diri dengan kebiasaan setempat dan membuatnya menjadi sesuatu yang memenuhi kebutuhan orang Jawa. Islam juga menggunakan adat kebiasaan Jawa sebagai salah satu bagian ibadah Islam. Islam di Jawa tidak berusaha untuk memisahkan antara budaya Hindu yang sudah ada dari datangnya pengaruh Islam, namun Islam di Jawa terpaksa berpaling ke dalam dan bertindak dalam rangka kepercayaan agama tradisional Jawa. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Kelonggaran yang diberikan Islam membuatnya mampu berinteraksi dengan tradisi Jawa sehingga terjadi sintesis antara Islam dan tradisi Jawa lama yang memiliki peninggalan seperti </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Het Boek van Bonang </span><span style="font-size: 12pt;">(Kitab Bonang), </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Een Javaansche Primbon uit de Zestiende Eeuw </span><span style="font-size: 12pt;">(Sebuah Primbon Jawa dari Abad keenambelas), Suluk Sukarso, Suluk Wijil, Cabolek, Centini, Hidayat Jati, Serat Wirid (Kitab ajaran suci yang mengumumkan ajaran Islam yang banyak memasukkan unsur Jawa tradisional). Upacara-upacara pokok dalam agama Jawa tradisional adalah </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Slametan </span><span style="font-size: 12pt;">(selamatan, kenduri). Selain itu orang Jawa juga melakukan perayaan kehamilan, kelahiran, pengkhitanan, perkawinan, kematian, hari raya Islam resmi, seperti </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Lebaran </span><span style="font-size: 12pt;">(</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Id al-fitr</span><span style="font-size: 12pt;">), </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Muludan </span><span style="font-size: 12pt;">(Maulid Nabi Muhammad SAW), dsb. Selain itu dikenal juga ritual ziarah kubur ke makam para wali dan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">ruwah </span><span style="font-size: 12pt;">yaitu penghormatan kepada orang mati dengan mengadakan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">kenduri</span><span style="font-size: 12pt;">.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pesantren, pusat pendidikan dan dakwah juga memiliki peran penting pada perkembangan Islam di pulau Jawa. Biasanya pesantren-pesantren ini hidup dari hasil pengolahan tanah mereka sendiri atau juga dari sumbangan-sumbangan yang datang, bukan dari uang para santri. Kiai memiliki peran sentral dalam sebuah pesantren. Pada zaman sebelum kemerdekaan, mungkin hingga sekarang, peran kiai ini juga memiliki peran yang sangat banyak dalam masyarakat desa. Mereka biasanya menjadi seorang panutan, juga memimpin upacara-upacara adat dan keagamaan yang diselenggarakan di desa tersebut.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">A.2. Faham Ahlussunnah Wal-Jama’ah (ASWAJA)</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pada umumnya para kiai dibesarkan dan dididik dalam lingkungan pesantren yang memegang teguh dan membela dengan tangguh faham Islam tradisional </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">ahlussunnah wal jama’ah. Ahlussunnah wal jama’ah </span><span style="font-size: 12pt;">dapat diartikan “para pengikut Nabi Muhammad dan ijma’ ulama”. </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Ahlusssunnah wal</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">j</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">amaah</span><span style="font-size: 12pt;"> pada hakikatnya adalah ajaran Islam seperti yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Oleh karena itu, secara embrional,</span><span style="font-size: 12pt;"> </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">ahlusssunnah wal</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">j</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">amaah</span><span style="font-size: 12pt;"> sudah muncul sejak munculnya Islam itu sendiri. Hanya saja penamaan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">ahlusssunnah wal</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">j</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">amaah</span><span style="font-size: 12pt;"> sebagai sebuah nama kelompok tidaklah lahir pada masa Rasulullah, tetapi baru muncul pada akhir abad ke-3 Hijriyah</span><span style="font-size: 12pt;">.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Ketegasan para kiai memilih faham Islam tradisional ini secara jelas dapat dibuktikan dari kitab-kitab yang diajarkan di pesantren, yang selain berisi berbagai cabang pengetahuan bahasa Arab juga mengutamakan ajaran-ajaran dan pendekatan tentang hukum-hukum Islam yang dikembangkan oleh Imam Syafi’i dan pengikut-pengikutnya, dan kitab-kitab mengenai tasawuf.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Menurut K.H. Bisyri Musthafa</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;">, secara eksplisit faham </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">ahlusunnah wal jama’ah </span><span style="font-size: 12pt;">adalah faham yang berpegang pada tradisi sebagai berikut:</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72.5pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam bidang hukum-hukum Islam, menganut ajaran-ajaran dari salah satu mazhab empat. Dalam praktek, para kyai adalah penganut kuat dari mazhab Syafi’i.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72.5pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam soal-soal tauhid, menganut ajaran-ajaran Imam Abu Hassan Al-Asyari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72.5pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam bidang tasawwuf menganut dasar-dasar ajaran Imam Abu Qasim Al-Junaid.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dengan menganut faham tersebut para kiai menganggap bahwa tarekat merupakan salah satu inti ajaran-ajaran dan praktek-praktek Islam. para kiai setuju bahwa asetisme dan praktek-praktek dzikir, sebaiknya dilakukan oleh orang yang sudah lanjut usia. Dengan digunakannya kitab-kitab tafsir selain Al-Quran dan Hadist oleh para kiai tidak berarti mereka meninggalkannya. Para kiai berpendapat bahwa kitab-kitab yang berisi ulasan-ulasan dan tafsiran-tafsiran isi Al-Qur’an dan Hadist yang telah ditulis oleh imam-imam tertentu dan para ulama terkenal pengikut imam-imam tersebut dari sejak Nabi meninggal sampai sekarang dapat dijadikan sebagai dasar bagi pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Islam.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Bagi para kiai, sangat berbahaya menfasirkan Al-Quran dan Hadist hanya menurut pendapatnya sendiri.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">B.Kaum Modernis dan Latar Belakang Terbentuknya NU</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">B.1. Kemunculan Islam Modernis dan Pertentangan dengan Islam Tradisional</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pada abad ke-19, dunia Islam, terutama Mesir, terjadi pembaruan pola pikir strategi perjuangan dan pemahaman keagamaan oleh para mujadid (yang memperbaharui ajaran agama) dan (beberapa kasus) oleh penguasa. Gerakan pembaharuan atau revivalisme agama pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 ini kemudian mewujudkan pemikiran-pemikiran abstrak kedalam usaha yang konkret. Beberapa pemikiran seperti pemikiran tentang emansipasi (tahrir al-mar’ah) oleh Rifa’ah Badawi Pafi ‘Al Tatahwi, Pan Islamisme Jamal Al-Din Al-Afghani, pemikiran tentang ijtihad dan liberalisme pemikiran milik Muhammad Abduh serta Rasyid Ridha yang mengungkapkan tentang pandangan salaf.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Beberapa gagasan pembaharuan tersebut mempengaruhi perkembangan Islam di Indonesia. Gagasan yang berpengaruh seperti milik Muhammad Abduh yang mampu memengaruhi kebangkitan umat Islam di Indonesia.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Itulah zaman masuknya dan diterimanya gagasan-gagasan baru, sementara tradisi-tradisi asli sedang berubah atau membela diri dengan cara baru, dan penyebaran gaya-gaya fikiran baru dirangsang oleh pertumbuhan media massa pribumi.</span><sup><span style="font-size: 12pt;">
</span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Akibat situasi tersebut kemudian muncul organisasi-organisasi Islam seperti Syarikat Islam (1912) dan Muhammadiyah (1912) bersamaan dengan organisasi lain seperti Budi Utomo (1908), Partai Komunis Indonesia (1914), dan Taman Siswa (1922). Karel A. Steenbrik menyebut gambaran perubahan Islam di Indonesia sebagai kebangkitan, pembaruan, dan bahkan pencerahan (</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">renaissance</span><span style="font-size: 12pt;">).</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Menurut Andree Feillard, reformasi Islam di Nusantara dimu</span><span style="font-size: 12pt;">lai</span><span style="font-size: 12pt;"> pada abad ke-19 di Sumatera Barat. Reformasi ini bertujuan untuk menarik kaum-kaum yang masih mempercayai aliran-aliran mistis kebatinan untuk menjalankan ibadah Islam yang sesuai. Kaum reformis di Sumatra Barat ini menganut puritanisme mirip dengan kaum wahabi yang menerapkannya melalui kekerasan sehingga nantinya muncullah Perang Padri.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Di </span><span style="font-size: 12pt;">J</span><span style="font-size: 12pt;">awa sendiri arus reformis ini baru terjadi pada awalan abad ke-20, dengan berdirinya organisasi-organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan Al-Irsyad. Para Reformis-reformis ini menentang upacara-upacara tertentu, seperti tahlilan, sesajen, selamatan, dan ziarah ke makam. Mereka menganggap bahwa hal-hal semacam ini adalah syirik dan bid’ah. Mereka juga menganjurkan umat Islam untuk melakukan penghapusan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Usalli</span><span style="font-size: 12pt;"> (mengucapkan niat ketika mulai salat) serta meninggalkan kebiasaan lama yang bersandar kepada kitab-kitab </span><span style="font-size: 12pt;">m</span><span style="font-size: 12pt;">az</span><span style="font-size: 12pt;">h</span><span style="font-size: 12pt;">ab, untuk melakukan Ijtihad dengan menggali dari sumber pokok agama Islam yaitu Qur’an dan hadis. Kemudian perbedaan-perbedaan tersebut disebut sebagai perbedaan antara kaum muda (reformis) dan kaum tua ( tradisionalis, para ulama-ulama).</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">B.2. Terbentuknya </span><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">Nahd</span><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">l</span><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">atul Ulama</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span><span style="font-size: 12pt;">Bisa dikatakan pada abad ke-20 adalah kurun sengit dimana banyak bermunculan organisasi baik yang bersifat sosial maupun politik yang bercorak suku, daerah, dan keagamaan. Perbedaan pandangan antara kaum modernis dan tradisionalis berujung pada konflik diantara keduanya dimana kaum modernis menilai mahzab yang dianut oleh kaum tradisionalis merupakan bid’ah dan kurafat yang mendekati syirik. Keadaan semakin diperparah dengan adanya peristiwa politik religious di tanah suci pada tahun 1924 dimana terjadi penaklukkan Mekah oleh Abdul Aziz Ibn Saud sehingga pemerintahan kemudian dikuasai oleh Kaum Wahabi. P</span><span style="font-size: 12pt;">enghapusan Khalifah oleh nasionalis Turki dan penyerangan kaum Ibn Saud terhadap Syarif Husin di Mekah mendapatkan perhatian dari dunia muslim, termasuk di Nusantara. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span><span style="font-size: 12pt;">Kemenangan Ibn Saud di Mekah membuat kaum tradisionalis di Nusantara merasa perlu bereaksi, </span><span style="font-size: 12pt;">terutama dengan kenyataan bahwa Kaum Wahabi memerintah Mekah</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;">. </span><span style="font-size: 12pt;">Kaum Wahabi menyerang tradisi keagamaan dan pada era ini terjadi reformasi ajaran Islam dimana falsafah yang digunakan adalah Al-Quran dan Hadist serta memunculkan kabar untuk menghilangkan mazhab-mazhab yang ada. Keadaan tersebut kemudian membuat resah para ulama pesantren di Indonesia yang kemudian membuat Kiai Wahab Hasbullah mempunyai gagasan untuk mendirikan Jam’iyah Nahdlatul Ulama dimana kemudian usul ini diberitahukan kepada Kiai Hasyim Asy’ari.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Ibn Sau</span><span style="font-size: 12pt;">d</span><span style="font-size: 12pt;"> menyelenggarakan pertemuan Mekah</span><span style="font-size: 12pt;">, “Muktamar Khilafah”, yang mengundang umat Islam di seluruh dunia</span><span style="font-size: 12pt;">. Kaum tradisionalis di Nusantara merasa perlu untuk mengirimkan delegasi mereka ke “Tanah Hijaz” guna membawa usul mereka. Sehingga kaum tradisionalis menganggap perlu untuk medirikan sebuah persatuan untuk menghimpun kekuatan dan kegiatan mereka dengan membentuk Komite Hijaz yang nantinya melahirkan Nahdlatul Ulama (NU). </span><span style="font-size: 12pt;">Hal ini juga diakibatkan oleh dicoretnya Kiai Wahab Hasbullah dari undangan untuk mendatangi “Muktamar Khilafah” dikarenakan pada waktu itu dirinya tidak mewakili suatu organisasi. </span><span style="font-size: 12pt;">Kaum tradisionalis mer</span><span style="font-size: 12pt;">a</span><span style="font-size: 12pt;">sa perlu untuk bersatu demi menjaga eksistensi mereka ditengah naiknya kaum reformis di Nusantara.</span><span style="font-size: 12pt;"> Melalui “Muktamar Khilafah” tersebut kaum ulama pesantren yang seharusnya diwakili oleh Kiai Wahab Hasbullah berpesan agar menghentikan tindakan-tindakan kebebasan anti bermazhab, ziarah kubur, membaca kitab barzanji, dsb.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Namun usulan tersebut ditolak dengan alasan politik formalistik.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Komite Hijaz dibentuk untuk mengakomodasi aspirasi para ulama yang tidak tertampung namun kemudian muncul usulan untuk mengembangkan komite tersebut dalam bentuk organisasi. Akhirnya usul tersebut disambut dengan suara bulat oleh para ulama yang hadir dalam pertemuan itu. Kemudian dibentuklah “Jam’iyah Nahdlatul Ulama” pada Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 M di Surabaya.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Setelah NU terbentuk tugas yang kemudian dilakukan adalah mengirimkan delegasinya mengikuti Kongres Dunia Islam di Mekah. </span><span style="font-size: 12pt;">Ada empat hal yang dibawa </span><span style="font-size: 12pt;">delegasi </span><span style="font-size: 12pt;">NU</span><span style="font-size: 12pt;"> dalam kongres di Mekah tersebut</span><span style="font-size: 12pt;">, yaitu </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">kebebasan menjalankan praktek keagamaan menurut empat mazhab, perawatan tempat pusaka yang bernilai sejarah dan merupakan tanah wakaf agar tidak dihancurkan, perbaikan tata pelaksanaan haji dan meminta kepastian tarif naik haji , serta penjelasan tulis mengenai hukum yang berlaku di negeri Hijaz. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Permintaan kaum tradisionalis ini, hanya tentang empat mazhab yang mendapat jawaban, sedangkan permintaan yang lain tidak ditanggapi sama sekali. Sedangkan tentang tempat-tempat bersejarah, beberapa tanah wakaf seperti tempat kelahiran Fatimah telah dihancurkan dan Dar Khaizuran telah ditutup. NU lantas menganggap bahwa tindakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi terebut telah betindak semena-mena tanpa memperhatikan opini-opini lain dari umat muslim sedunia yang juga memiliki hak.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Saat kepulangan utusan dari Mekah, mereka disambut oleh para anggota NU di Jawa. Mereka didampingi oleh rombongan yang mengantar dari Jakarta hingga perjalanannya menuju Surabaya. Puncaknya adalah saat diadakan upacara resmi di masjid Ampel Surabaya untuk menyampaikan hasil yang dari utusan Mekah tersebut. Dan acara ini dihadiri oleh ribuan pengunjung. Hal ini menandakan betapa pentingnya untuk memperjuangkan paham keagamaan yang dilaksanakan oleh NU.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">C. </span><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">Nahd</span><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">l</span><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">atul Ulama Masa Awal</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span><span style="font-size: 12pt;">Lahirnya NU bisa dikatakan merupakan reaksi terhadap peristiwa naiknya Hijaz yang baru dimana paham yang dianut adalah Wahabi yang melarang sistem bermazhab, barzanji, melakukan pembongkaran makam-makam, memberantas bid’ah, khufarat, taklid, ziarah kubur dan tradisi keagamaan lainnya. Tindakan tersebut kemudian mengancam kaum tradisional (ulama) yang menganut paham </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">ahlussunnah wal jamaah </span><span style="font-size: 12pt;">yang bahkan sudah mengakar di Indonesia semenjak zaman Wali Sanga. Disamping itu, munculnya gerakan pembaharu Islam seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, dan Persatuan Islam yang mengancam keberadaan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">ahlussunnah wal jamaah </span><span style="font-size: 12pt;">yang mereka anggap menyesatkan. Sikap kalangan pembaharu tersebut semakin berlebihan dengan tindakan pelecehan dan merendahkan ulama pesantren. Oleh karena itu, muncullah keinginan untuk melembagakan tradisi sosial dan kultural yang telah hidup di masyarakat.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> Secara etimologis nama NU berarti kebangkitan para ulama atau gerakan yang dimainkan para ulama secara aktif, kemudian diikuti oleh umat pengikutnya dan diharapkan menjadi “kekuatan raksasa Islam di Indonesia”.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Tujuan didirikannya NU semata-mata adalah untuk melindungi bentuk-bentuk sosial keagamaan tradisional dengan ciri pokok </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">ahlussunnah wal jamaah </span><span style="font-size: 12pt;">yang menjadi patri persatuan dan integritas bagi NU. Secara formal NU didirikan oleh 46 orang namun tokoh kuncinya adalah Kiai Wahab Hasbullah sebagai pencetus ide, Hadratusyaikh Kiai Hasyim Asy’ari sebagai pemegang kunci, dan Kiai Kahlil sebagai penentu berdirinya.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Oleh karena itu, jika membicarakan NU dari perspektif jam’iyah (organisasi), dari ide sampai realisasinya, Kiai Wahab Hasbullah adalah yang terkemuka. Jika dilihat dari sudut pandang isiyang merefleksikan tradisi pemikiran adalah Kiai Hasyim Asy’ari.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Sifat keberadaan NU merupakan upaya peneguhan kembali sebuah tradisi keagamaan dan sosial yang sebenarnya telah melembaga dalam jaringan struktur dan pola kepemimpinan yang mapan. Lembaga-lembaga pesantren, kyai, santri dan jemaah mereka yang tersebar di tanah air sebagai unit-unit komunitas sosial budaya masyarakat Islam, menjadikan NU tanpa kesulitan menyebarkan sayap organisasinya.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Dengan menggunakan basis-basis pesantren, keulamaan, kyai dan santri iniliah yang menurut saya memudahkan NU untuk masuk kekalangan masyarakat, apalagi mereka yang tradisionalis. Peran dari Kyai Hasjim Asj’ari dan Kyai Wahab sangat kuat dalam lingkungan pesantren. Saat NU pertama kali diperkenalkan, begitu mudah menarik perhatian dari para kyai di Jawa yang memimpin pesantren. Hubungan kekerabatan dari para kyai juga ikut andil dalam pelebaran sayap NU di Jawa. Karena pesantren ini memiliki basis yang relatif besar, sehingga tidak sulit nantinya bagi NU untuk mendapat dukungan. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> Namun nantinya, NU malah lebih sibuk mengurusi keanggotaanya ketimbang masalah-masalah perjuangan paham keagamaan tadi. Seperti dijelaskan oleh M. Ali Haidar dalam bukunya bahwa NU seakan terlena oleh kuatnya dukungan-dukungan dari bawah sehingga merasa terpuaskan. Dukungan yang kuat dari bawah ini juga sebenarnya sebuah beban bagi NU, karena ada kewajiban disitu bagi NU untuk mengontrolnya. Dan NU akhirnya seakan kehilangan kontrol dalam memikul beban tersebut.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> Bahkan K.H Idham Chalid mengemukakan, bahwa NU sebenarnya adalah sebuah </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">isme </span><span style="font-size: 12pt;">, suatu faham yang telah menyatu dalam budaya dan tradisi. Masih menurut K.H Idham Chalid, bahwa NU sebagai organisasi nantinya bisa saja bubar atau dibubarkan, namun NU sebagai i</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">sme, </span><span style="font-size: 12pt;">sebagai paham yang telah melembagan dalam budaya dan tradisi tidak mungkin dibubarkan, karena isme yang telah menyatu dalam masyarakat tidak mementingkan struktur dan organisasi formal.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">C.1. </span><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">Nahdatul Ulama Pengemban Ahlussunnah Waljamaah (ASWAJA)</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah terbentuknya NU pada awal tahun 1926 di Surabaya, telah dirintis untuk menyelenggarakan muktamar pertamanya. Namun pada waktu itu NU sendiri belum memiliki lambang sehingga Kyai Abdul Wahab meminta pada Kyai Ridwan untuk menciptakan lambang NU dengan syarat harus original, tidak meniru lambang lain, dan melambangkan sifat ulama.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Kyai Ridwan pun tidak serta merta mendapatkan lambang tersebut. Empat bulan berlalu dan lambang tersebut belum tercipta. Lambang tersebut baru dapat diciptakan beberapa minggu menjelang Muktamar pertama NU tersebut. Dan dengan berbagai macam usaha akhirnya lambang tersebut sudah ada diatas sebuah kain warna hijau yang akan digunakan pada mukatamar pertama NU pada 21 Oktober 1926. Sempat terjadi peristiwa dimana salah seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda menanyakan filsafah dari lambang tersebut. Kyai Ridwan yang sedang sibuk dengan tugasnya sebagai panitia pada muktamar tersebut tadinya enggan untuk menjawab. Namun karena desakan berbagai pihak akhirnya dijelaskan.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><img src="file:////storage/emulated/0/.clipboard/poclip1/02/image1.jpg" /></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 18pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Gambar bola dunia dan tali melingkar melambangkan asas persatuan dan perdamaian</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Sembilan bintang salah satu yang paling besar diatas melambangkan Nabi Muhammad sebagai panutan umat</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Empat bintang dibawahnya melambangkan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">khulafa rasyidun</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Empat dibawahnya lagi melambangkan empat imam mazhab </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dan sembilan bintang melambangkan wali songo sebuah mitologi Islam yang populer di Nusantara.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 54pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Filsafah lambang NU ini diyakini oleh sebagian anggota NU memiliki arti mistis dikarenakan mereka melihat dari Kyai Ridwan yang sebelumnya kesulitan dalam menemukan lambang, namun tiba-tiba dapat menciptakan dan menjelaskannya secara gamblang sehingga hal tersebut diyakini sebuah petunjuk dari Allah. Lambang tersebut seolah ingin menegaskan bahwa NU adalah organisasi yang menjadikan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Ahlussunnah waljamaah</span><span style="font-size: 12pt;"> sebagai dasarnya. Ini diperlihatkan dengan pengakuan terhadap </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">khulafa rasyidun </span><span style="font-size: 12pt;">, dan empat imam mazhab. Khulafa rasyidun adalah pemimpin umat pengganti Nabi Muhammad yang benar dan lurus, yang diterima oleh umat. Para khalifah yang mendapat sebutan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">khulafa rasyidun </span><span style="font-size: 12pt;">adalah empat khalifah yang secara berturut-turut menggantikan kedudukan dan tugas Rasulullah. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Kerangka pemahaman ASWAJA yang dikembangkan NU memiliki karateristik yang khusus dan juga mungkin membedakannya dengan kelompok muslim yang lain. A</span><span style="font-size: 12pt;">jaran ASWAJA yang dikembangkan berporos pada tiga ajaran pokok dalam Islam yang meliputi bidang </span><span style="font-size: 12pt;">A</span><span style="font-size: 12pt;">qidah, Fiqh dan Tasawwuf.</span><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pada bidang Aqidah, NU menganut pemikiran-pemikiran Aqidah yang dikembangkan oleh </span><span style="font-size: 12pt;">Abu Hasan al-‘Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi.</span><span style="font-size: 12pt;"> Pada bidang Fikih, NU menganut konsep empat imam mazhab </span><span style="font-size: 12pt;">yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Sedangkan dibidang Tasawwuf mengikuti model yang dikembangkan oleh Abu Hamid al-Ghazali dan Al-Juwaini al-Baghdadi.</span><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Mazhab </span><span style="font-size: 12pt;">Ahlusssunnah wal</span><span style="font-size: 12pt;">j</span><span style="font-size: 12pt;">amaah</span><span style="font-size: 12pt;"> dalam pandangan NU merupakan pendekatan yang multidimensional </span><span style="font-size: 12pt;">dari sebuah gagasan konfigurasi aspek aqidah, fiqh dan tasawwuf. </span><span style="font-size: 12pt;">Ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh, masing-masing tidak terpilah dalam trikotomi yang berlawanan.</span><span style="font-size: 12pt;"> Namun tidak seluruh perilaku NU mampu mengapresiasikan kesatuan itu. Dalam praktiknya sering kali aspek fikih lebih menonjol ketimbang aspek yang lain. Mungkin karena keberagaman pemahaman keagamaan jemaah NU yang membuat sulit untuk mengembangkan wawasan pemahaman yang komprehensif.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">D. Pemikiran dan Jalan Politik Islam NU (1945, 1970, dan 2001) </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Sebuah konsep politik demokrasi Indonesia menyiratkan bahwa adanya peran ulama dalam perpolitikan dengan posisi yang berbeda dari para politikus dari masa ke masa. Ulama dimaksud adalah kalangan kiai dari NU yang sebenarnya bukan dalam bidang elit politik tetapi lebih pada golongan santri yang hidup melepaskan permasalahan politik pada pihak yang berkuasa. Hal itu dipandang sebelumnya karena tidak adanya pelajaran mengenai peran Islam dalam negara didunia pesantren NU. Pesantren NU cendrung lebih mempelajari pemahaman </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Ahlussunnah wal Jamaah </span><span style="font-size: 12pt;">atau lebih dikenal dengan Aswaja yang berpegang pada teologi al-Asy’ariyah dan al-Maturidiyah, fikih pada empat imam mazhab (syafi’i, Malik, Hambali, dan Hanafi), dan dalam tasawuf bersandar pada imam al-Gazali dan imam al-Baghdadi. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pada masa Belanda NU bersikap kooperatif bahkan NU sendiri memandang bahwa pemerintahan Belanda harus dipertahankan. Pada masa pemerintahan belanda Ini telah terjalin hubungan NU dengan para antek-antek Hindia Belanda dan Hindia Belanda pun tidak mengusik-usik permasalahan ibadah NU. Bahkan Mbah Hasyim menyatakan bahwa pemerintahan Hindia Belanda adalah Dar al Islam pada muktamar NU di Palembang pada 1936 dikarenakan kebebasan menjalankan yang dijamin oleh pemerintahan Belanda (</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">pragmatism religious</span><span style="font-size: 12pt;">). Namun ketika pihak belanda diserang oleh Jepang tidak ada himbauan untuk membantu atau mempertahankan kekuasaan Belanda.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pada masa pemerintahan Jepang ada suatu kehormatan dari pemerintahan Jepang kepada NU dalam hal mendapat simpati dari gologan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">nahdiyin</span><span style="font-size: 12pt;"> ini yaitu dengan diangkatnya Hasyim Asy’ari sebagai pimpinan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Shumubu</span><span style="font-size: 12pt;">. </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Shumubu</span><span style="font-size: 12pt;"> yaitu semacam kantor urusan agama tingkat national yang berada di Jakarta. Ketika sidang BPUPKI dan PPKI adanya upaya dari K.H.A. Wahid Hasyim sebagai perwakilan dari NU untuk menjadikan Islam sebagai landasan negara Indonesia. Namun hal itu menjadi pertentangan rumit baik dalam sidang formal maupun non-formal sehingga terciptanya piagam Jakarta sebagai suatu kompromi antara pendukung pancasila dan nasionalis Islam.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Saat berdirinya negara Indonesia Hasyim Asy’ari sangat mendukung hal itu termasuk terpilihnya Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakit presidennya. Bahkan lebih dari itu NU juga mengeluarkan seruan jihad untuk melawan penjajah pada tanggal 22 Oktober 1945.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12pt;"> Pada muktamar NU ke-17 di Madiun 1947, Kiai Hasyim pernah mewanti-wanti bahwa ketakutan atas melemahnya politik Islam di Indonesia dan juga sangat ditakutkan jika seseorang menggunakan Islam untuk mencapai ambisi politiknya ataupun keuntungan pribadi karena mengfikurkan dirinya sebagai tokoh Islam. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Terjun atau tidaknya ulama dalam ranah politik membuat dilema bagi ulama dalam bidang politik Indonesia. Karena jumlah massa NU yang banyak dan bisa dibilang pengikut ajaran Islam yang mayoritas adalah NU maka kesulitannya adalah apakah jumlah massa ini mau digunakan dalam bidang politik oleh NU sendiri atau digunakan oleh para elit politik dari golongan yang bukan NU. Apalagi ketika massa pemilu kaum NU yang lebih dikenal dengan golongan nahdiyin justru menjadi obyek terbesar dalam perebutan suara pada saat pemilu itu.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">NU lewat suara elitnya yaitu Said Agiel lewat wawancara oleh MS. Alfais, Media Nusantara, sangat tidak menginginkan pengembalian piagam Jakarta karena sangat berdampak pada perpecahan. Seharusnya islam membuka diri dan mengutamakan keutuhan bangsa dengan menjaga persatuan dan kesatuan. Lebih tepatnya Gus Said menyatakan bahwa tidak perlu mendirikan negara Islam berdiri karena secara historis Indonesia berbeda dengan orang arab. Indonesia mempunyai historis yang mempunyai nilai yaitu nilai universal dan nilai kebangsaan (nasionalisme). Islam tidak harus menjadi sebuah negara asalkan nilai Islam dijadikan nilai universal yang harus kita amalkan.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> Perkembangan pandangan NU terhadap masalah sosial lebih bersikap pertimbangan nasionalisme bangsa. Dimana NU secara terang-terangan menentang kecenderungan pengislaman yang terjadi di Indonesia karena akan berdampak pada usaha perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa. Lewat elit NU ini, Prof. Dr. KH. Said Aqiel Siradj, menambahkan bahwa ummat muslim sebagai ummat mayoritas harus lebih demokratis dengan menerima ummat non-muslim sebagai bangsa yang majemuk. Hal itu juga tidak tertutup kemungkinan nantinya ummat muslim juga harus siap jika suatu ketika dipimpin oleh non-muslim baik dalam konteks kesatuan kecil maupun kesatuan bernegara.</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Perjalanan Politik NU sangat erat kaitannya dengan kittah NU pada awal berdirinya yaitu pada tahun 1926 dimana pada saat itu NU adalah organisasi masyarakat keagamaan (</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">jam’iyah diniyah</span><span style="font-size: 12pt;">). Pada pasal 4 anggaran dasar NU bertujuan “berlakunya ajaran Islam yang berhaluan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Ahlussunnah Waljama’ah</span><span style="font-size: 12pt;"> serta mengikuti salah satu mazhab dari empat mazhab besar”. Namun pada jalan sejarahnya NU pernah masuk dalam partai politik dengan bergabung dengan Masyumi, kemudian keluar dan menjadi partai politik. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">D.1. NU dalam Masyumi</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Masuknya NU ke ranah politik sebenarnya suatu hal yang sangat delematis dimana mayoritas penduduk di Indonesia adalah pengikut NU dan dalam politik apakah NU mau bermain politik atau sekedar dimanfaatkan oleh politik. Karena dengan jumlah massa yang banyak NU dapat menjadi dominasi suara Islam dalam pemilu. Walaupun pada awalnya NU bukanlah sebuah organisasi bertujuan politik namun di tengah jalan masuk ke ranah politik agar tidak dimanfaatkan melainkan memanfaatkan. Pada Awalnya NU berintegrasi dengan Masyumi dimana status NU menjadi anggota istimewa dan K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahid Hasyim, K.H. Wahab Hasbullah mendapat tempat-tempat penting dalam organisasi seperti ketua Majelis Syuro oleh Asy’ari.Serangan yang paling memalukan sehingga menjadi puncak kekecewaan NU pada Masyumi adalah ketika Muhammad Soleh mengatakan:</span></p><p style="line-height: 100%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 100%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 3pt;"><span style="font-size: 12pt;">“… Politik itu saudara-saudara, tidak bisa dibicarakan sambil memegang tasbih, urusan politik ini cukup luas, tidak hanya berada</span><span style="font-size: 12pt;"> disekeliling pondok pesantren. Politik itu luas menyebar ke seluruh dunia”.</span></p><p style="line-height: 100%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 3pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Muktamar NU ke 19 di Palembang berisikan saat itu NU butuh ruang politik yang lebih luas dari Masyumi maka NU menyatakan keluar dari Masyumi dan menjadi partai politik. Banyak pertimbangan NU buat sampai pada ketekatan bulat meninggalakn Masyumi seperti berkurangnya wewenang Dewan Syuro’, dualisme dalam keanggotaan Masyumi, serta kekecewaan-kekecewaan lainnya. keputusan ini telah difikirkan masak-masak oleh ulama NU sampai ketika peninjauan ulang pun tokoh-tokoh ulama NU tetap tidak bergeming meskipun di dalam tubuh NU sendiri ada pro dan kontra. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">D.2. NU Sebagai Partai Politik</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Ketidakharmonisan kaum tradisional dengan kaum modernis, telah memaksa Nahdlatul Ulama untuk menentukan sikap sendiri yaitu mendirikan partai sendiri, sehingga pada tanggal 28 April – 1 Mei 1952 Nahdlatul Ulama menyelenggarakan Muktamar ke sembilan belas bertempat di Palembang. Muktamarnya di Palembang tahun 1952, menegaskan Asas dan tujuan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-weight: bold;">Partai Nahdlatul Ulama</span><span style="font-size: 12pt;">, dimana dalam pembahasan Asas dan tujuan Partai Nahdlatul Ulama adalah “</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">menegakkan Syari’at Islam, dengan berhaluan salah satu dari pada empat mazhab: Syafi’i, Maliki, Hanafi dan Hambali” (</span><span style="font-size: 12pt;">Anam, 1999</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">)</span><span style="font-size: 12pt;"> serta melaksanakan berlakunya hukum-hukum Islam dalam masyarakat. Dengan penegasan Asas dan tujuan partai, memperjelas arah dan tujuan perjuangan Nahdlatul Ulama dalam berbangsa dan bernegara. Pada bulan Juli 1953, Nahdlatul Ulama masuk dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo, disini Nahdlatul Ulama memainkan perannya, bukan saja Mentri Agama yang dipegang orang Nahdlatul Ulama, juga Mentri Pertanian, dan bahkan Wakil Perdana Mentri, dengan demikian peran dan fungsi Nahdlatul Ulama dalam membangun bangsa ini bukan sekedar pada segmen agama saja melainkan pada berbagai hal yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak, terutama yang berkait erat dengan kekuasaan Negara. Pada tahun 1954, Nahdlatul Ulama menyelenggarakan Konferensi Alim Ulama yang diselenggarakan di Cipanas Jawa Barat dengan keputusan mengangkat Soekarno dan pemerintahannya sebagai “Walyyul Amri ad-daruri bisy-syaukah”, gelar ini menjadikan Soekarno menjadi kepala negara yang sah. Penganugrahan gelar kepada Soekarno, disamping sebagai sebuah bentuk legalisasi terhadap khalifah (penguasa), hal lain juga merupakan pengakuan bahwa keberadaan Soekarno sebagai pemimpin negara (Presiden), hanya sebatas dalam keadaan darurat. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pemilu 1955 merupakan suatu puncak kejayaan bagi kaum Ulama ini dimana NU masuk tiga besar dari 4 partai besar yang lolos. NU berada di bawah PNI dan Masyumi. Pada saat itu suatu pemahaman yang dikembangkan bagi kalangan NU dan masyarakat luas dengan mengkaitkan antara Masyumi dengan DII/TII dan PKI dengan pemberontakan madiun 1948. Sehingga PNI dan NU lah yang benar-benar memperjuangkan bangsa dan negara. Isu-isu seperti itu hidup pada saat itu sehingga berdampak pada NU dimana kepercayaan pada NU mulai terbangun.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Sejak itu kekuatan basis politik Islam terpilah menjadi dua kelompok, yakni Masyumi termasuk dalam kelompok yang menolak dan mendukung demokrasi terpimpin, yaitu NU, PSII, dan Perti yang bergabung dalam Liga Muslimin. Di dalam tokoh-tokoh NU juga ada yang menentang demokrasi terpimpin akan tetapi jumlahnya relatif sedikit (Jonaedi, 2008). </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">D.3. NU dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP)</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Saat jatuhnya Rezim Soekarno dan digantikan oleh Soeharto, pada saat itu partai politik difusi menjadi 3 partai sesuai dengan ideologi masing-masing. Pada akhirnya NU bergabung dengan PPP (Partai Persatuan Pembangunan) sebagai basis politik. Penyederhanaan partai dengan pengelompokan pengelompokan partai menjadi 3 partai bertujuan untuk stabilitas nasional. Hal ini telah mulai diseruka oleh presiden Soeharto pada 7 Februari 1970 dan kemudian berdialog langsung dengan partai-partai politik pada 27 Februari 1970. Setelah melalui forum dialog itulah akhirnya disepakati penyederhanaan partai dengan NU, Parmusi, PSII, dan Perti berfusi kedalam Partai Persatuan Pembangunan.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pada Tahun 1970-an sebagian banyak masyarakat NU masih memiliki keyakinan bahwa politik tidak bisa dipisahkan dengan agama. Muslim dianjurkan untuk memilih atau memenangkan partai Islam yaitu PPP demi kepentingan Islam dan sebagai satu-satunya partai yang berideologi Islam saat itu. Namun hal itu ditanggapi beda oleh beberapa tokoh muslim seperti Kiai Mustain Ramli, Nurcholish Madjid, dkk. Mereka menyatakan bahwa tidak perlu seorang muslim berafiliasi kepartai Islam karena itu Cuma alat baik itu lembaga (pondok pesantren, universitas, dl) ataupun organisasi (NU, PPP, Golkar, dll).</span><sup><span style="font-size: 12pt;"> </span></sup></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Namun hubungan internal di tubuh PPP juga tidak begitu baik, pertentangan antara NU dan MI sulit untuk dielakkan. Karena </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">power sharing</span><span style="font-size: 12pt;"> yang dilakukan kurang memuaskan, kalangan NU yang memiliki jumlah massa paling banyak. Hal ini terbukti dengan perolehan suara PPP pada pemilu 1977 meskipun meningkat dari 27,11% menjadi 29,29 % (bertambah 5 kursi di DPR), namun yang menjadi jatah NU diberikan pada golongan Islam yang lainnya (Jonaedi, 2008).</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Problema antara NU dan PPP terjadi karena terbentuknya suatu sikap diskriminasi terhadap kalangan NU di badan partai ini terkait dengan daftar calon legislatif yang calon dari NU terdapat pada daftar paling bawah yang memiliki kemungkinan kecil untuk terpilih. Itulah yang terjadi pada pemilu 1982 dengan PPP dibawah kepemimpinan Djaelani Naro. Pada masa inilah peran NU diperlemah dan hanya sedikit mendapatkan peran penting ditubuh partai padahal NU memiliki massa yang banyak untuk memberikan dukungannya.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Permasalahan ini sebenarnya memuncak ketika tokoh NU menolak akan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) untuk disahkan dalam sebuah sidang. K.H. Yusuf Hasyim, dkk lebih memilih hengkang pada sidang tersebut, sayangnya sidang tetap berlanjut dan P4 di sahkan dengan dominasi para kelompok sekuler yaitu Golkar, PDI, dan ABRI. Tidak hanya selesai di sidang itu saja, Soeharto dengan lantang dan tegas meyatakan bahwa akan “menyerang” setiap kelompok di Tanah Air yang mencoba berseberangan ideologi Pancasila.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Itulah sebabnya NU keluar dari PPP, dan meng</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">khittah</span><span style="font-size: 12pt;">kan diri untuk kembali berdakwah di pesantren-pesantren. Sesuai dengan Khittah NU dari Muktamarnya 1983 di Situbondo mengeluarkan 2 pernyataan yaitu keluar dari PPP dan menerima asas tunggal Pancasila. Hingga reformasi pun aspirasi NU diabaikan oleh pemerintah, hingga akhirnya NU membentuk partai, yang bernama Partai kebangkitan Bangsa (PKB), yang ketika itu K.H Abdurachman Wahid (Gus Dur) menjadi Dewan Syuro PKB. PKB yang dinilai memiki tempat naungan warga nahdiyyin ternyata malah terjadi perpecahan dalam hal ini sistem feodal terlihat dalam partai ini dewan syuro juga bertempat sebagai dewan mustasyar sehingga sistem birokrasi partai ini tumpang tindih, dan banyak pemecatan-pemecatan para Deklarator PKB, seperti almarhum K.H Mathori Abdul Djalil. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">D.4. Politik NU dalam Era 2001</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Perlu untuk diingat bahwa NU selalu mengadakan muktamar NU yang biasanya dilakukan setahun sekali guna mempertegas kembali prinsip dasar NU didirikan. Pada awal NU berdiri hingga sekarang NU telah melewati beberapa kali Muktamar NU dan paling menarik dari Muktamar-muktamar yang pernah dilakukan NU adalah pada tahun 2002 jatuh pada tanggal 25-28 Juli. Muktamar ini secara resmi NU masuk dunia perpolitikan sehingga beberapa partai dari golongan NU seperti PKB, PNU, SUNI, PKU. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Namun jika dilihat sebelumnya, NU telah berkiprah di dunia politik sejak dulu pada awalnya di tubuh Masyumi. Keluarnya NU dari Masyumi kemudian menjadi partai politik namun walaupun demikian kursi menteri keagamaan selalu menjadi wilayah NU. Tetapi pada pemilu 1971 NU tidak hanya kehilangan kursi di parlemen tetapi juga tidak mendapatkan jabatan menteri keagamaan dan lebih parahnya lagi fungsi dewan syuro’ dimana majelis itu dipimpin oleh ulama NU namun tidak mempunyai peran eksekutif melainkan hanya sebatas memberikan nasihat. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Partai NU seperti PKB berdiri pada 23 Juli 1988 memberikan jawaban baru terhadap kebutuhan kuam santri ini untuk berpolitik. Diawali dengan berdirinya PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) oleh Abdurahman Wahid, hal ini diikuti oleh partai-partai lainnya termasuk beberapa kerabat Gus Dur yang ikut berkiprah dalam partai politik NU. Tak jarang terdapat isu saling menjatuhkan antara partai NU, malahan ada isu yang berkembang PKB bukanlah NU lagi atau PBNU tidak adil dalam memberikan sorotan yang cendrung lebih mengutamakan PKB.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Walaupun NU terpisah dalam beberapa partai tetapi tidak NU memberikan kebebasan bagi mereka untuk menyalurkan aspirasi politiknya ke partai apa saja termasuk partai PPP dimana NU sebelumnya tergabung. Hingga April 1987 dimana NU menarik ucapannya dengan tidak memberikan dukungan pada PPP tetapi malahan pada golkar dan PDI. Hal ini dinyatakan juga dalam Muktamar NU 1987 dimana masyarakat NU wajib mensukseskan pemilu tapi tidak mengkampanyekan PPP. Hal ini juga erat kaitannya untuk menjantuhkan Naro sebagai ketua pimpinan PPP.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam politik kedepannya sangat banyak berkembang partai politik Islam yaitu 11 partai, hal itu terjadi pada saat setelah tumbangnya rezim Soeharto dengan dibukanya “liberalisasi politik” dimana masyarakat mecobamengekspresikannya hak-hak politik dan kebebasannya yang telah lama direnggut. Partai-partai itu adalah PUI, PKU, PMB, PPP, PSII, PSII 1905, PPIM, PBB, PK, PNU, dan PPP. Belum lagi partai lainnya yang diluar kelompok Islam terpecah beberapa partai lagi. Ketajaman melihat politik sebagai arena memperebutkan kekuasaan sangat terlihat dengan banyaknya partai yang berdiri berarti semakin banyak kepentingan dalam negara ini. Namun pertanyaannya adalah “apakah kepentingan rakyat yang mereka bawa atau kepentingan individu atau kelompoknya?”.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Finalnya dari 148 parpol hanya 48 parpol yang berhak masuk pada kancah pemilu 1999 diamana menjadi pemenang adalah PDI dan Golkar sedangkan partai Islam jauh merosot menjadi kelompok-kelompok kecil dalam beberapa partai. Kemenangan dua partai itu maka sudah dapat dipastikan bahwa Megawati atau Habibie yang akan menjadi Presiden selanjutnya. Hal ini terjadi pro dan kontra dimana masing-masing pendukung sama-sama kuat. Bagi kalangan Ulama saat itu lebih condong pada Megawati termasuk itu beberapa elite NU atau sebut saja Gus Dur walaupun tidak secara terang-terangan. Namun dengan adanya poros tengah untuk memecahkan tegangan itu dimana Habibie memajukan Gus Dur sebagai calon presiden selanjutnya. Dimana Amien Rais mendukung Gus Dur sebagai presiden sebagai pencetus dari poros tengah. Banyak yang curiga dengan keputusan pencalonan ini, justru kelihatan seperti adanya sikap pribadinya.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Wacana ini menjadi serius dan menjadi pemikiran umum dimana wajah seorang Abdurahman Wahid saat itu sangat dikenal dengan kontroversional dan liberal. Disamping itu Habibie malah mengundurkan dirinya dari pencalonan presiden dan membuat makin kuatnya PDI dan poros tengah yaitu Abdurahman Wahid.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Ulil Abshar Abdalla mengeluarkan pendapat tentang pemikiran yang berkembang pada kalangan NU saat itu dimana telah jauh dari kittah 1926. NU terbagi menjadi tiga golongan pemahaman yaitu:</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Golongan elit politik yang rindu akan kekuasaan politiknya yang telah dibungkam pada era orde Baru</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Golongan kiai yang bersifat tidak pro juga tidak kontra dengan permasalahan politik yang terpenting adalah kepengurusan NU sebagai organisasi ummat.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 72pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Golongan pemuda yang berfikir mengembangkan pemikiran Gus Dur</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Terangkatnya Gus Dur sebagai presiden menjadi kemenangan bagi semua kalangan santri. Namun hal itu tidak berlangsung lama dimana DPR menganggap pernyataan yang dikeluarkan Gus Dur sering membuat “heboh” dimana kurangnya komitmen Gus Dur dalam agenda reformasi. Demikian juga dengan ketua PBNU yang mewanti-wanti Gus Dur, demikian juga dengan Amien Rais sebagai promotor mengusungkan Gus Dur sebagai presiden mencabut dukungannya dengan pernyataan penebusan dosa atas kekeliruannya tempo lalu. Hal ini semakin membesar dimana golongan NU semakin panas dengan ucapan Amien Rais yang secara terang-terangan meminta Gus Dur mundur dari bangku kepresidenan.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Hasyim Muzadi sebagai pihak yang tidak ingin terlibat dengan politik terpaksa turun keranah politik untuk menyelamatkan Gus Dur dan perpecahan ummat. Dimana banyaknya para pendukung Gus Dur dari kalangan Jawa Tengah dan Jawa Timur siap berdatangan ke Jakarta untuk demonstrasi agar Gus Dur tidak dilengserkan. Keprihatinan itu lebih mendalam lagi karena mereka tidak hanya mempersiapkan spanduk atau baliho tetapi juga mempersiapkan golok dan pisau. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Berkecamuknya isu tantang hal ini membawa NU memandang kebencian pula pada Muhammadiyah karena dari Muhammadiyah Amien Rais yang paling menuntut kemunduran Gus Dur. Kuatnya arus desakan pada penurunan Gus Dur akan berdampak pada NU secara umum apalagi dengan cara yang tidak terhormat. Dengan ini semua terlihat bahwa NU selalu mendapatkan posisi yang tidak di untungkan dalam politik atau lebih terlihat dipermainkan dalam perpolitikan. Seperti halnya yang sudah sudah ketika NU masuk ke tubuh Masyumi, PP, hingga menjadikan Gus Dur presiden seakan-akan semua penuh dengan permainan.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">E. Kesimpulan</span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Ciri </span><span style="font-size: 12pt;">NU pada masa awal atau masakolonial adalah kebijakannya yang masih abstain dalam politik. Lebih kepada sosial dan keagamaan. NU menetapkan dirinya menjadi pengawas tradisi dengan mempertahankan ajaran keempat mazhab, meskipun pada kenyataannya mazhab Syafi’i lah yang dianut oleh kebanyakan umat Islam diseluruh Nusantara. NU mempertahankan ilmu dan hak para ulama untuk menafsirkan ayat-ayat suci dan hadis dari kaum reformis yang mempertanyakan kembali ajaran ulama-ulam</span><span style="font-size: 12pt;">a</span><span style="font-size: 12pt;"> besar pada abad ke-9 dan secara tidak langsung, para penerusnya sekarang ini. Namun NU juga menyerap beberapa tujuan kaum reformis yang dianggap baik. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;">NU masuk pada dunia politik sejak Indonesia merdeka dengan bersemayam di tubuh Masyumi sebagai partai himpunan Islam. Posisi yang sangat besar di miliki oleh orang NU tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap partai ini karena NU cenderung dijadikan anggota istimewa. “NU tidak pandai dalam berpolitik” itulah kesimpulan dari para elit saat itu sehingga posisi NU baik strategis di parpol ataupun dikenegaraan ditanggap sebelah mata. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> NU ditubuh PPP mendapat pertentangan atau kasus yang hampir sama dengan ketika di Masyumi dimana NU tetap mendapat posisi strategis di partai namun berbeda di perlemen. NU kemudian dipaksa untuk mensahkan P4 pada masa Soeharto ini. NU memilih keluar dari parpol yang dinyatakan dalam kittahnya.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> Politik NU saat diturunkannya Gus Dur mendapat pertentangan keras dari warga NU hingga menaruh kebencian pada Amien Rais sebagai orang yang menuntut kemunduran Gus Dur.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;">Daftar Pustaka</span></p><p style="line-height: 150%; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 31.5pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -31.5pt;"><span style="font-size: 12pt;">Alafsana, S. (2002). </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Bodohnya NU” Apa “NU dibodohi?</span><span style="font-size: 12pt;">. Yogyakarta : Ar-ruzz Press.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 31.5pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -31.5pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Asy-Syurbasi, Dr.Ahmad.</span><span style="font-size: 12pt;"> (1991).</span><span style="font-size: 12pt;"> </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab</span><span style="font-size: 12pt;">.</span><span style="font-size: 12pt;"> Jakarta: Bumi Aksara.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Dofier, Z. (1990). </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Cet. Ke-5. </span><span style="font-size: 12pt;">Jakarta: LP3ES.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Feillard, A.</span><span style="font-size: 12pt;"> (1999). </span><span style="font-size: 12pt;"> </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">NU vis-a-vis Negara</span><span style="font-size: 12pt;">.</span><span style="font-size: 12pt;"> Yogyakarta: LKiS. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Haidar, M. A</span><span style="font-size: 12pt;">. (1994). </span><span style="font-size: 12pt;"> </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Nahdatul Ulama dan Islam di Indonesia</span><span style="font-size: 12pt;">. </span><span style="font-size: 12pt;">Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Hidayat, K, dan Haryono, M.Y. (2004). </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Manuver Politik Ulama. </span><span style="font-size: 12pt;">Yogyakarta : Jalasutra.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 31.5pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -31.5pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Mastuki. (1999). </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Kiai Menggugat</span><span style="font-size: 12pt;">. Jakarta : Pustaka Ciganjur.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Misrawi, Z. (2010). </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi, Keumatan, dan Kebangsaaan</span><span style="font-size: 12pt;">. Jakarta : Buku Kompas.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Muchtarom, Z. (1988). </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Santri dan Abangan di Jawa. Jilid II. </span><span style="font-size: 12pt;">Jakarta: INIS.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Noer, D. (1980). </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Gerakan Moderen Islam Indonesia 1900-1942</span><span style="font-size: 12pt;">. Jakarta: LP3ES Press.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: 12pt;">Qomar, M. (2002). </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">NU Liberal: Dari Tradisionalisme Ahlussunnah ke Universalisme Islam. </span><span style="font-size: 12pt;">Bandung: Mizan.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Romli, L.</span><span style="font-size: 12pt;"> (2006). </span><span style="font-size: 12pt;"> </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Islam Yes Partai Islam Yes</span><span style="font-size: 12pt;">. </span><span style="font-size: 12pt;"> Jakarta: Pustaka Pelajar. </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Sodik, Mochamad.</span><span style="font-size: 12pt;"> (2000). </span><span style="font-size: 12pt;"> </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Gejolak Santri Kota</span><span style="font-size: 12pt;">.</span><span style="font-size: 12pt;"> Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.</span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt;">Sujuhuti, M. (2001). </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic;">Politik Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiah Jombang</span><span style="font-size: 12pt;">. Yogyakarta: Galang Press.</span></p><span style="font-size: 12pt;"></span>ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-16853585207956000462020-06-21T17:35:00.001+07:002020-06-21T17:35:56.595+07:00Urang Minang dan Kejatuhan Sistem Khilafah Turkey 1924<div style="text-align: justify;">
Jatuhnya kekhilafah atau dinasti negara Islam di Turkey, 1924, berdampak hingga ke ranah Minang. Masyarakat Minang memiliki perhatian khusus pada pusat Islam tersebut. Dalam sebuah kabar disiarkan bahwa, sultan Turkey tidak hanya diturunkan dari jabatannya tetapi juga diusir dari negaranya sehingga sistem pemerintahannya juga dihapus. Sistem tersebut diganti dengan sistem konstitusi liberal atas pimpinan Mustafa Kemal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kejatuhan sistem ini berdampak pada bagian negara lainnya hingga pada beberapa negara mayoritas muslim di dunia. Termasuk masyarakat Minang atau urang Minang yang merupakan bagian dari pemerintahan Hindia Belanda. Sebagian masyarakat muslim di Minang menanggapi fenomena tersebut dengan cara orang untuk menghadiri forum konferensi tingkat dunia, kongres khilafah di Mesir. Peran tersebut dikordinir oleh organisasi Persatuan Guru Agama Islam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebuah lembaga keislaman bernama Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) menggalang dana untuk biaya perjalanan utusannya. Utusan tersebut diharapkan dapat mewakilkan emansipasi urang Minang sekaligus merespon terhadap jatuhnya kekhilafahan Turkey. Oleh karena itu, selain penggalangan dana, PGAI juga memilih beberapa tokoh ulama yang cukup cakap membahas dan menghadiri konferensi tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PGAI mengirim dua utusan terdiri dari ulama besar yakni Haji Abdul Karim Amrullah dan Abdullah Ahmad. Abdul Karim tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Beliau tempat urang Minang meminta fatwa dan juga kajiannya yang ramai dihadiri oleh para tokoh agama terkemuka. Keilmuan agamanya tidak diragukan lagi karena beliau pernah belajar langsung dari tuan guru Syeikh Ahmad Khatib Minangkabauwi, seorang imam mahzab syafi'i di Mekah. Dari keturunan beliaulah, lahir ulama besar pula yang kita kenal dengan Hamka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abdullah Ahmad merupakan seorang ulama sekaligus pendiri dari PGAI. PGAI didirikan 1919 dengan pimpinan Abdullah Ahmad yang membuat lembaga ini semakin berkembang dan dinamis. Beliau juga tergolong ulama yang cerdik dan juga murit dari Syeikh Ahmad Khatib. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengutusan dua tokoh tersebut dibekali dengan sejumlah dana yang cukup sekedar ongkos pulang-pergi memenuhi undangan kongres. Ternyata kepergian mereka tidak hanya satu utusan dari Nusantara, ada rombongan H. O. S. Tjokroaminoto yang juga bertolak ke Mesir. Berbeda dengan rombongan Abdul Karim, Tjokroaminoto diutus oleh Sarekat Islam yang berpusat di Surabaya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kongres khilafah di Kairo ternyata terhambat karena pemerintahan baru Mesir tengah menyelenggarakan pemilu. Selain itu terdapat alasan yang sangat mendasar yaitu tekanan dari pemerintahan Inggris untuk mengusut kasus kematian salah seorang jendralnya di Mesir. Dua alasan tersebut membuat kongres di tunda hingga dua tahun. Kongres akhirnya diselenggarakan pada tahun 1926.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada hari-hari pemberangkatan, Tjokroaminoto mengganti destinasi tujuannya, awalnya ke Kairo diganti ke Mekah. Karena kabarnya kondisi perang Hijaz sudah reda dan Ibnu Saud, penguasa Hijaz selanjutnya, tetap melanjutkan terselenggaranya Kongres Khilafah di Mekah yang rencananya dilakukan oleh Syarif Husein, penguasa Hijaz sebelum diserang. Berbeda dengan rombongan Abdul Karim, mereka tetap melanjutkan perjalanan ke Kairo, Mesir. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama di Mesir Abdul Karim dikenal sebagai peserta yang cukup menonjol dan tegas dalam sidang. Dan berkat kemampuannya, beliau dianugrahi gelar doktor kehormatan atas nama institusi al Azhar Mesir. Tak jarang ulama Mesir meng kagumi kedalam ilmu beliau tentang fikih dan bahasa arabnya yang fasih. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selepas mengikuti konferensi di Kairo, beliau bertolak kembali ke Padang. Kedatangan beliau diterima dan ditunggu oleh segenap masyarakat Minang. Kabar yang beliau sampaikan apa adanya bahwa mengembalikan kondisi kekhilafaan pada kekinian saat itu sudah tidak sangat mungkin. Karena beberapa tanah/negara yang mayoritas muslim dikuasai oleh pejajah yang notabene orang kafir/non muslim. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-28339676979657490942020-06-18T02:52:00.001+07:002020-06-18T03:02:01.842+07:00Aku dan Uci 8<div style="text-align: justify;">
rasanya sedikit demi sedikit jati diri uci sebagai wanita mulai terlihat. secara manusiawi dapat dipahami tapi keetisan agak sedikit mengganjal. ya, tentulah sesuatu yang indah, tampan, hingga yang mempesona itu cukup menggoda hati kaum mama. cuma etis ngak sih dihadapan orang yang akan menikahinya bahkan mencurahkan segala fikiran untuknya. sulitkah melupakan untuk tidak terinfluent dengan aktor-aktor korea itu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-ny7_wET9ZTQ/Xup0XD4XDLI/AAAAAAAAD7g/P4BAUJ-ztBYlyzgCLf9RCD0SrmVy70SnACLcBGAsYHQ/s1600/IMG_20200610_063646.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="896" data-original-width="1080" height="265" src="https://1.bp.blogspot.com/-ny7_wET9ZTQ/Xup0XD4XDLI/AAAAAAAAD7g/P4BAUJ-ztBYlyzgCLf9RCD0SrmVy70SnACLcBGAsYHQ/s320/IMG_20200610_063646.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ya, permasalahannya sederhana sekali. bagiku. Bagi uci? hal yang aku takutkan rasanya mencuat. aku gelisah, aku ngak nyaman, hatiku terenyuh iba. iba dengan aku sendiri dan terutama iba juga dengan uci. andaikan aktor korea itu sama uci, tentu aku tidak akan tersakiti. karena uci sudah diorang yang dia idolakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
apakah aku juga harus melakukan hal yang sama. apa aku juga harus bilang tzuyu itu cantik, yuna itu cakep, atau siapa lah artis korea yang aku kenal itu? dan apa aku juga harus share foto-foto mereka, membahasnya, hingga kepoin itu artis? aku ngak mau atau ngak bisa karena aku punya hati dan juga ingin menjaga hati orang yang aku kasihi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
tak akan sejengkal pun aku ingin hatinya terluka, terusik bahkan diganggu oleh dugaan-dugaan yang merusak iman. tapi, apa yang aku rasakan mungkin cuma ada padaku. apa yang aku takutkan mungkin cuma aku terlalu suka. hingga aku berfikir "apakah aku jatuh hati pada orang yang tepat?" (astagfirullah). seharusnya tidak manusia titipkan hatinya pada manusia yang lain, karena mereka terlalu lemah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
saat ini tinggallah aku yang harus berjuang membuat pr sebelum mengerjai pr. atau mungkin memang kakinya yang belum siap melangkah. masih terjerat oleh ikatan halu. apa yang harus aku katakan ingin rasanya menegaskan, cuma ketegasan hanya akan membuat lengkungan menjadi patah. aku tak mau dia patah, melengkung saja, seperti rotan. setidaknya aku masih berharap karena kondisi hawa memang ditakdirkan begitu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
tapi aku merasa sudah membahas topik yang sama berkali-kali. aku takut itu akan menjadi pr abadi. karena ngak ada jaminan. tindakan kita saat ini akan menjadi cerminan untuk masa yang akan datang. masa dimana kita terikat kemudian ikatan itu rusak karena masih membahas masalah ini lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
capek iya, selesai belum tentu. harus aku akui setiap orang punya tipikal berbeda-beda. punya keunikan karakteristik yang berbeda. ketika sudah berkomitmen biasanya mereka melakukan asimilasi perbedaan baik secara sengaja maupun tak sengaja. asimilasi yang tak sempurna ketika taarufan hanya akan menjadi boom waktu yang suatu saat akan mengakhiri ikatan suci itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
setiap orang ingin asimilasi itu sempurna, setidaknya ditutupi atau jika menyadari kelemahan, dietiskanlah. demih menjaga hati yang mungkin terluka, demih jurang cint* yang tertanam dalam. karena disana ada rasa pengertian dan tenggang rasa. hingga untuk bertindak butuh berfikir berpuluh atau beribu kali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku rasa kita harus berjernih lagi. aku mengira sudah mengajak bukan mengejek. aku mengira sudah mendorong maju bukan mendorong jatuh. mungkin itu cuma prasangka aku aja. apalah artinya jika rasa itu hanya ada sebelah. atau karena rasa yang muncul karena tidak ada pilihan. keterpaksaan bukanlah rasa yang aku inginkan. bagaimana pun aku menyukai rasa yang murni dan tulus. semurni seteguk air yang membasahi dahaga, semurni hamparan alam yang membentangkan estetika alami dari Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
bagaimana aku mengakhiri tulisan ini. dunia yang tak pernah aku sentuh malah memikirkan tindakan preventif akan segala hal. aku posesif? mungkin, tapi aku merasa hanya berupaya untuk mencegah segala kemungkinan terjadi. karena hati aku terasa dikecilkan oleh aktor korea itu. aku tau diri kok, aku jauh dari kategori pria idaman uci.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-to7X6LDlGHs/Xupzce_0RuI/AAAAAAAAD7Q/gw9yJOKObHEDI-b9-VGlLJv4K4oddZbzwCLcBGAsYHQ/s1600/IMG_20200618_024735.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1047" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-to7X6LDlGHs/Xupzce_0RuI/AAAAAAAAD7Q/gw9yJOKObHEDI-b9-VGlLJv4K4oddZbzwCLcBGAsYHQ/s320/IMG_20200618_024735.jpg" title="hmmmm" width="209" /></a></div>
<br /></div>
ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-85120107657346139122020-06-10T06:39:00.002+07:002020-06-10T06:39:58.344+07:00Kita Lurus dan IstiqomahAku sebagai laki2 mulai merasa tidak nyaman jika 'wanitaku' terekspos secara publik. Mungkin satu dua gambar tak apalah, tapi bukan itu masalahnya. Masalahnya terlihat dari dirinya yang sebagai 'perhiasan' ku kemudian seolah memamerkan diri. Cukuplah dia ada di masyarakat sebagai dirinya yang beriman pada Tuhan setidaknya itu jauh lebih baik menghindari fitnah.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-Zu6zDxkk6m4/XuAdqKuz-QI/AAAAAAAAD6Y/2HWzUJxWKeoZJtm_Sw_D8IXfc-IsxDYqwCEwYBhgLKtMDAL1Ocqz6JZa5TOvFNPak1bWgX1OYWLiCz02eYn7S5zv9J2GbPE6IhuJtOhLqqzvNPGDxqV9jKZ1FCsh4TrIIgQ92fN9oQY6XA2-l_SR8Ww6tcR26zmKgskNo7BUMB1WcCd1piJcKUZeqppPk8DQ_0ELQhqAVTw2hzpADAQkIPqAyp6m-yA8iXXK0vUWJ6VomvxvdH1nH8EX2B1K4WNfvzgayh8ZfKSBaJqcUpI6jPvsF1kUMBa8x-NpvFUuQpe70fesez3DJQJY6-wEf7aO8U2BXEIvqJ3op3ZRDIkBUPTNuOR_sTARm7FCMXGdbhwjy42P6S2ydvlbcVByGv_pOihbmpGZgElWHJ943kV4B716uJmVrxszUTq154Rrxc3mN9Pzp_ubo7oXA9PfOmE0yE6QU4Bl5pPIyPJMRCE10PRJMWbwLwDhkdLgggvBBkIULvIZ444EKoyFuvf9Lf2sDwzpPWBVD_xk2ZVBKqvvnv-5Cp3FWumwatTflP11FDu9Acuxl6QjE-xb4zOXR-JNdDFRHYbjNzIgqffsmmlpjbIDWg-9QXOHNzKjnSpBtuw4yoxYV8kr-CosoiVPiTuekfBa3FZhFMMyPYFqCt4j9E8hFGC0wm8CA9wU/s1600/IMG_20200610_063623.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="976" data-original-width="1080" height="289" src="https://1.bp.blogspot.com/-Zu6zDxkk6m4/XuAdqKuz-QI/AAAAAAAAD6Y/2HWzUJxWKeoZJtm_Sw_D8IXfc-IsxDYqwCEwYBhgLKtMDAL1Ocqz6JZa5TOvFNPak1bWgX1OYWLiCz02eYn7S5zv9J2GbPE6IhuJtOhLqqzvNPGDxqV9jKZ1FCsh4TrIIgQ92fN9oQY6XA2-l_SR8Ww6tcR26zmKgskNo7BUMB1WcCd1piJcKUZeqppPk8DQ_0ELQhqAVTw2hzpADAQkIPqAyp6m-yA8iXXK0vUWJ6VomvxvdH1nH8EX2B1K4WNfvzgayh8ZfKSBaJqcUpI6jPvsF1kUMBa8x-NpvFUuQpe70fesez3DJQJY6-wEf7aO8U2BXEIvqJ3op3ZRDIkBUPTNuOR_sTARm7FCMXGdbhwjy42P6S2ydvlbcVByGv_pOihbmpGZgElWHJ943kV4B716uJmVrxszUTq154Rrxc3mN9Pzp_ubo7oXA9PfOmE0yE6QU4Bl5pPIyPJMRCE10PRJMWbwLwDhkdLgggvBBkIULvIZ444EKoyFuvf9Lf2sDwzpPWBVD_xk2ZVBKqvvnv-5Cp3FWumwatTflP11FDu9Acuxl6QjE-xb4zOXR-JNdDFRHYbjNzIgqffsmmlpjbIDWg-9QXOHNzKjnSpBtuw4yoxYV8kr-CosoiVPiTuekfBa3FZhFMMyPYFqCt4j9E8hFGC0wm8CA9wU/s320/IMG_20200610_063623.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Satu langkah yang aku rasa penting yaitu menghapus semua foto yang terlihat jelas dan foto yang tengah berkhalwat (rame 2 gitu). Satu foto yang tidak aku hapus yang memang aku merasa tidak perlu. Cuma beberapa sudah aku hapus dan juga aku mengganti PP FB.<br />
<br />
IG uci aku rombak abis, itu keinginan Lusi sendiri. Jika aku yang melakukannya semuanya aku blok, awalnya sih IG nya bakal aku hapus. Ya, sudahlah setidaknya ngak ada celah dan aku percaya sama uci. Semua sudah aku upayakan seperti yang aku mau biar hubungan kita juga tenang ^_^. Mungkin hal ini berat buat uci, tapi jika berat aku hanya ingin meluruskan jika memang ingin kembali ke jalan yang benar atau new normal kita :D.<br />
<br />
Dinasehati Uci kayak gitu aku sangat senang karena kesalahan yang aku lakukan memang bentuk dari lemahnya iman. Setidaknya dengan begini kita tak perlu khawatir dan akupun tak perlu bahas2 apa yang sudah kita bahasi sebelumnya. Dan sama2 menguatkan iman bertahan hingga sampai waktunya tiba :D.<br />
<br />
Kita mempunyai hasrat yang sama untuk lurus. Kita buat upaya ke sana. Yang tertinggal adalah kita harus kuat dan Istiqomah. Ortu sudah acc tinggak kita tunggu acc dari Tuhan, Allah. Semoga Allah meridhoi kita karena tidak ada keutamaan yang lebih mulia di dunia ini kecuali ridho Tuhan.<br />
<br />
Kita masuk ke tahap demi tahap selanjutnya. Aku tentu ingin Uci bisa jaga diri. Aku cukup takut Uci kenapa-napa karena aku tidak di sana untuk saat yang tepat lindungi dan jaga Uci. Tahap selanjutnya tentu tidak mudah. Sebagaimana garis nasib yang kita miliki kemungkinan besar ada-ada aja rintangan dan cobaan yang berat lagi besar. Tahap-tahap itu aku ingin kita sama 2 lewati dengan kolektif koligial nantinya. Tentu saja setiap tindakan harus berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.<br />
<br />
Ya sudah, kita di tahap selanjutnya. Tahap ini hanya terjadi sekali. Jadi tak usah risau dan cemas "jika taat kita bahagia jika ingkar kita sengsara". Aku memilih dan dipilih uci karena ketaatan. Kita kembali ke bentuk pikiran awal dimana kita sama-sama belajar dan mengikat diri dengan aturan Nya. Selama kita lurus dijalan ini maka seharusnya tidak ada perlu kita takutkan. Perjalanan kita adalah takdir Tuhan dan keimanan kita adalah jalan menuju jannah nya. Karena kita hanya hamba Tuhan, semoga ketaatan ini menjadi kita hamba yang mulia.<br />
<br />
Semoga kedepannya kita sama-sama tidak dibebani "PR". Masalah sosmed, hubungan dengan tidak mahram, dan pesan2 dari orang yang terindikasi. Jika saling percaya dan tetap istiqomah InsyaAllah ada jalan yang dapat buat kita tenang. Kita fokus aja kedepan yang siap menerima tantangan Allah hingga derajat kita setingkat demi setingkat naik dengan berhasilnya melewati ujian dan cobaan Nya.<br />
<br />
Aku harus menutupi tulisan ini namun tidak bisa menemukan kata yang baik menutupinya. Aku selalu berharap bisa segera tidak menutup tapi membuka kehidupan kita bersama dan berlayat di tengah samudra ke hidupan yang penuh dengan badai 🌪 kehidupan. Aku, Uci dan fitrah Tuhan berada lama suatu takdirnya. Kita bisa ciptakan takdir yang baik, baik di dunia maupun di hari pembalasan.<br />
<br />
Aku tutup tulisan ini dengan untaian rindu yang tak ada habis habisnya.<br />
"Jika pun matahari terbit di utara<br />
Dan alam semesta berhenti berputar<br />
Tidak akan sirna hatiku untuk Uci<br />
Sampai Allah memadamkannya atau aku mati karnanya"<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-BUOws0T3pgg/XuAdqt3j4wI/AAAAAAAAD6c/oX0sGB9qMjE6EAA_2Kz2WYAFP-Fh5wU9QCLcBGAsYHQ/s1600/IMG_20200610_063600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="909" data-original-width="1080" height="269" src="https://1.bp.blogspot.com/-BUOws0T3pgg/XuAdqt3j4wI/AAAAAAAAD6c/oX0sGB9qMjE6EAA_2Kz2WYAFP-Fh5wU9QCLcBGAsYHQ/s320/IMG_20200610_063600.jpg" width="320" /></a></div>
<br />ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-55300463697303099642020-06-07T14:44:00.000+07:002020-06-07T14:53:59.999+07:00PULANGPulang. Itulah kata kerja yang aku rindukan. Entah kapan aku bisa memakainya. Hingga saat ini kata itu sungguh aku impikan dan aku rindukan. entah pada siapa aku akan mengucapkannya. Kamu di sana mungkinkah juga menunggu kata itu dari ku, untuk mu.<br />
Aku beranjak sedikit ketika SMA. Aku berjalan males dan lemah. Terik mentari yang begitu gagahnya tidak membuat aku semangat meniti hari. Bahkan aku tak berfikir kesenangan apa yang akan aku lakukan hari ini. Hanya terbayang kamar kost sempit dan gelap. Tidur, itulah aktifitas terbaikku.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-AYoez4ZePaA/XtydBtM83nI/AAAAAAAAD54/DkQL4OShb-8_9er6ZuXSx-BOLu-PpyKTwCLcBGAsYHQ/s1600/IMG-20200522-WA0004.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1040" data-original-width="780" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-AYoez4ZePaA/XtydBtM83nI/AAAAAAAAD54/DkQL4OShb-8_9er6ZuXSx-BOLu-PpyKTwCLcBGAsYHQ/s320/IMG-20200522-WA0004.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
Pintu kost yang berderik. Suasana kamar yang sunyi sepi. Tetangga belum ada yang pulang. Maklum, rata2 pekerja di pasar konveksi. Menembus kesunyian, aku petik gitar. 1 2 3 grennnnnggg......<br />
Ketika bosan kepala menengadah ke langit-langit dan bertanya "untuk apa aku hidup?". Kenapa aku tidak mati saya atau jika mati itu sakit kenapa aku tidak diciptakan saja. Toh setidaknya, jika tak ada akupun dunia terus berputar.<br />
Pulang. Itu kata yang tersirat dalam hati. Sesuatu yang harus aku temukan. Jalan pulang. Pulang pada sesuatu yang membuat dunia aku berbeda. Jauh dari sepi, jauh dari gundah gulana. Secara ego memang untukku, tapi aku untukmu.<br />
Aku melanjutkan hidup. Kakak ku masuk UI maka aku buat target, harus UI. Apa susahnya sih. Orang bisa, maka aku juga pasti bisa. Lagian kecerdasan setiap manusia kan sama diberikan oleh Allah. Setidaknya aku berharap di sana aku menemukan jalan pulang.<br />
<br />
Snmptn gagal....<br />
<br />
Jauh dari harapan. USBM (sejenis ujian masuk bersama universitas yang tergabung) lulus sih, cuma di USU, sastra China. "Apa itu?" Ledek teman-teman pada ku. Bahkan bang Riko sekalipun ngak mengganggap itu kesuksesan. Tau lah, bang Riko lulusan masuk ITB. Elektro pula. Seharusnya aku bisa masuk UI, minimal.<br />
Masa transisi. Itu yang aku fikirkan. Aku melewati dunia seolah asing. Tubuhku ada di PT Kereta Charge tapi fikiranku ada di kampus. Hanya bertahan 6 bulan aku memutuskan keluar dari PT dan meninggalkan ijazah SMA yang satu-satunya jadi tahanan kontrak.<br />
Aku ambil kuliah. Ya di UI. Berhasil? Ya berhasil. Tidak jauh beda dengan SMA, aku merasa sepi. Bukan karena tidak ada seorangpun yang jadi teman. Hanya saja aku belum terjawab kata pulang. Seolah-olah aku hanya melewati jalan yang sama.<br />
Pulang... Dimanakah engkau?<br />
Sampai pada akhirnya, aku tau bahwa aku lemah. Dan pulang adalah jalan yang memberikan aku ribuan bahkan jutaan kekuatan untuk bangkit. Aku adalah singa yang bercermin kucing, naga yang berbayang cacing, atau emang yang berpandangan ayam.<br />
Akan membutuhkanmu, pulang. Jalan mu menuntunku untuk berubah. Jadi apa yang kau inginkan jadi itulah aku. Karena aku unstoppable-man. Untukmu seluruh tumpah darahku, untukmu seluruh fikiranku, dan untukmu kematian yang aku takkan menyesal dijalan itu. Karena pulang untukmu adalah amanahNya.<br />
<div>
<br /></div>
ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-87366561250200717752020-05-27T16:37:00.001+07:002020-05-27T16:37:42.557+07:00Risalah untuk Calon Istriku Bag. 1: Memikirkanmu<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kamu tau setiap hari aku memikirkanmu. Bukan..., tapi setiap
saat. Aku tidak bisa lepas dari memikirmu. Hal itu memuncak ketika aku masuk ke
perguruan tinggi. Karena pandangan aku semakin tajam dan wanita cantik dimana-mata
itu sungguh menyilaukan. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-WSNkzdlWbYg/Xs403a7pRXI/AAAAAAAAD0g/i_Ya4kGemiAOYGNEPBxAs3msStXKe4-8QCLcBGAsYHQ/s1600/Risalah%2BIhwan.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="415" data-original-width="800" height="166" src="https://1.bp.blogspot.com/-WSNkzdlWbYg/Xs403a7pRXI/AAAAAAAAD0g/i_Ya4kGemiAOYGNEPBxAs3msStXKe4-8QCLcBGAsYHQ/s320/Risalah%2BIhwan.png" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kau tau, berapa kali laki-laki memikirkan wanita setiap
hari? Tidak tau mitos atau fakta, 7 kali laki-laki berfikir tentang hubungan
intim per hari nya. Maaf, aku malu mengatakannya, tapi sepertinya mungkin
begitu. Sedangkan penelitian beberapa universitas mematahkan hal tersebut dalam
penelitian ilmiahnya. Seperti seorang peneliti dari Universitas Ohio
mengungkapkan setidaknya sehari laki-laki berfikir hal itu sekitar 388 kali.
Bisa kau bayangkan beratnya hidup kami, kaum papa, yang setiap saat harus
mengucap nama Allah jika hal itu terlintas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jauh lebih agresif dibandingkan masa SMA dulu, saat ini
pergaulan kami sangat bebas. Di kampus kami bebas bergaul tanpa adanya sekat
budaya atau ahklak yang jelas seperti kita di SMA dulu. Dan begitu juga dengan
pakaian. Astagfirullah..... aku benar-benar kaget ketika wanita berias, dia
mampu menutup perhatian dan kebisingan dunia, seakan mata hati langsung
berdecak per sekian detik nya. Kau tau? Di kampus tidak satu-dua yang seperti itu
ada ratusan bahkan ribuan yang setiap hari saya harus berinteraksi dengan
mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku memikirkanmu. Tapi aku tak tau kamu siapa dan entah
dimana. Aku ingin segera melamar dan menikah denganmu. Kau tau? Bukannya aku
siap untuk berumah tangga atau sudah cukup dewasa, tapi aku takut terjerumus
dalam kelemahan iman. Jujur aku hanya butuh kehadiranmu disisiku. Menemaniku
dan menjadi penjaga pandanganku. Agar tidak ada hal fitnah menghiasi hariku
karena tidak bersamamu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Oh ya, penetilian dari Ohio diatas dibuat oleh prof. Terry
Fisher. Beliau juga mengungkapkan bahwa pria juga bercakap tentang wanita lebih
banyak. Baik terlintas dalam kesendirian maupun ketika dalam sebuah forum berkelompok.
Kau tau kata-kata teman sebangku-ku ketika melihat mahasiswi dengan pakaian
‘begitu’? dia bilang “kita tinggal bawa nasi putih doank udah selera karena
‘paha’ dan ‘dada’ ada di kelas”. Sontak aku cukup nyambung dengan perkataannya.
Aku malu mengakuinya, tapi itu apa adanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Calon istriku, kau tau aku belum dewasa. Aku mungkin tidak
cukup bisa menafkahimu, tidak bisa memberikan rumah mewah untukmu, bahkan
mungkin kau akan putus kuliah karenaku. Tapi aku ingin kau tahu bahwa aku
‘menderita’ tanpamu. Aku menjadi manusia aneh. Aneh dengan cara pergaulan, aneh
dengan cara bercengkrama (terutama dengan wanita), aneh dengan kesendirian. Aku
banyak menghabiskan waktu diperpustakaan karena di sana aku bisa disibukkan
dengan tulisan-tulisan yang sedikit aku cintai dibandingkan dirimu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Calon istriku, suatu pagi aku tidak bersemangat. Aku malas
untuk bangun lebih awal, aku malas bergerak ke masjid, bahkan aku malas membaca
kalam Tuhan. Aku merasa hidupku kosong melakukan rutinitas yang ‘membosankan’
(ampuni aku Allah). Tapi aku bersemangat ketika ke kampus. Aku berharap bertemu
denganmu. Entahkah kau di sana jodohku atau tidak. Setidaknya aku tidak pernah
kehilangan harapan untuk menarik perhatianmu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hai calon istriku, kau tau pandangan lain dari prof. Terry
Fisher bahwa laki-laki sedikit lebih sering berfikir tentang makanan dan tidur
siang dari pada wanita. Katanya kami agak lebih malas dan makan kami agak lebih
banyak. Iya mungkin. Untuk aku sendiri juga begitu. Tapi kau tau, aku kadang
lupa makan, lupa minum, bahkan lupa ngak punya uang (ini sih terlalu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>:D). Kami bersahabat dengan makanan instant:
mie instant, gorengan instant, bahkan rokok pun instant (untuk yang merokok,
aku sih ngak).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sayang (maksudnya “calon istriku”, sama aja kan? :D), aku
takut jatuh sakit. Aku takut kena usus buntu atau penyakit karena makan dari
makanan yang tidak sehat. Apa kau tidak kasihan padaku? Tak apa, toh kita belum
kenal, belum ketemu, belum ada akad, bahkan belum ada apa-apa. Tapi aku selalu
berharap kau disana baik-baik saja dan tidak meniru pola makan aku yang rusak.
Itulah kenapa aku selalu mementingkan kaum hawa dalam segala hal termasuk
makanan. Bukan karena tidak ada apa-apa karena kadang aku berfikir mungkin
calonku ada diantara mereka yang aku utama. Yaitu kau.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku tak jarang bercengkrama dengan orang yang terindikasi <i>erotophilia</i>.
Kau tau erotophilia apa? Erotophilia yaitu suatu kondisi yang membuat seseorang
dengan mudahnya terbuka dan cenderung tidak malu berbicara tentang hubungan
intim. Ya, terutama dia pembicara yang domina diantara kaum Adam lainnya.
Sungguh aku tak tahan mendengarnya diantara malu dan juga merasa bersalah pada
kaum Hawa sepertimu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebenarnya aku takut mencerita pikiran ‘bejat’ diantara kami
dari kaum Adam. Tapi asal kau tau, ternyata aku dan kaum Adam yang lain
memiliki cara berfikir yang sama yaitu sama-sama hampir selalu berfikir tentang
kaum hawa sepertimu, menarik simpati bahkan keinginan mencoba untuk lebih
intents terhadap mereka, kaum hawa. Interaksi yang paling kuat biasanya dalam
bentuk sahabat. Meskipun kurang yakin ada beberapa yang bersahabat secara buta
tapi sangat banyak yang bersahabat palsu. Jujur aku belum pernah merasakan
persahabatan yang ikhlas dalam suatu kelompok yang terdiri laki-laki dan
perempuan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ada kepalsuan atau modus diantara kami para laki-laki
setidaknya hasrat yang disimpan. Tapi berdasar pandangan saya saja, modus itu
cukup mampu membuat suatu komunitas jadi lebih erat, karena saling. Pandangan
saya lagi, laki-laki cendrung ingin dekat dengan wanita dengan modus birahi
yang terselubung, namun wanita sebaliknya karena modus kasih persahabatan dan
kesetia-kawanan. Jika kedua alasan tersebut bertemu maka ada rasa suka atau pun
tidak mereka akan bersama dalam kenyamanan. Tapi akan berubah jika salah satu
dijemput oleh pasangannya, dan tinggallah<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>pihak yang terkurung oleh bayang-bayang, susah move on. Biasanya karena
terbiasanya nyaman dengan si anu, trus ngak bisa bersama lagi atau seperti ada
hal yang hilang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mengidentifikasinya gampang. Jika ada teman kamu, baik yang wanita
maupun pria, yang menceritakan kebaikan seseorang (lawan jenis) seperti pernah
dekat, akrab, dan sohib. Nah, itu dia ciri-cirinya orang yang ditinggal oleh
rasa nyaman dengan modus persahabatan atau apalah. Agak ironis sih, apalagi
jika dia tak sengaja bicara pada pasangannya, tentu itu kan mengecilkan hati
pasangannya. Jika pasangannya menanggapi itu dengan hal biasa, kemungkinan si
pasangan juga melakukan hal yang sama. Hal pembicaraan itu menjadi urat saraf
keretakan hubungan mereka kemudian kelak, hmmmm semoga dugaanku salah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tapi tahukah kamu, bahwa modus itu juga berlaku jika salah
satu pihak ada ketertarikan dan pihak lain tidak. Jika modus sudah bernuansa
keluhan dapat dipastikan kecendrungan bertepuk sebelah tangan lebih tinggi. Meskipun
berusaha dipertahankan harus ada yang mengalah atau ada yang terganggu atau
tersakiti. Contoh: bisa saja laki-laki tidak suka pada wanita atau si wanita
memanfaatkan si laki-laki. Hal itu ditakar dari untung-rugi atau materialisme.
Jika sudut ketidak-adaan harapan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sudah
tidak ada maka hubungan mereka akan berakhir dengan sendirinya. Jika pun ada
yang keingin tetap bersama dengan paksaan, itu hanya akan dijalani dengan
penderitaan. Sekarang atau suatu saat nanti akan mendapati hasil yang sama.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Oh kasih, aku hanya ingin memberi kabar. Aku selalu
memikirkanmu. Meskipun kau tidak pernah. Karena fitrah otak kita tercipta
berbeda. Aku ingin beberapa hal kau jaga untukku. Setidaknya sampai aku
menjabat tangan walimu. Aku berharap itu kau yang <i>untouchable. </i>Karena
aku juga akan menjaga diriku untukmu. :D</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-19537177198964190642020-02-25T09:44:00.000+07:002020-02-25T09:44:19.302+07:00Integrasi Islam ke dalam Pancasila?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/--l60m8NHQTo/XlSJ_NCOcPI/AAAAAAAADQ0/E1HrcyRJDWg3xXb0NncD_x6MtmF-6Tc4gCLcBGAsYHQ/s1600/87672801_10215477326277778_308634455809982464_o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="562" data-original-width="960" height="187" src="https://1.bp.blogspot.com/--l60m8NHQTo/XlSJ_NCOcPI/AAAAAAAADQ0/E1HrcyRJDWg3xXb0NncD_x6MtmF-6Tc4gCLcBGAsYHQ/s320/87672801_10215477326277778_308634455809982464_o.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kontrovensi usulan “salam Pancasila” membuka ruang diskusi
publik. Ada hal yang ganjil dalam urgensi negara untuk mengatur urusan
bermasyarakat sampai pada masalah salam. Namun, jika dilihat dari akar
masalahnya, BPIP memiliki niat baik dalam menatap ruang publik yang harmonis
dengan nuansa Pancasila. Namun yang menarik adalah, analisisnya tentang
Pancasila bagian dari Islam yang bisa berintegrasi dengan budaya keislaman yang
mayoritas di Indonesia. Namun, pertanyaannya adalah apakah Islam juga bagian
dari Pancasila atau setidaknya dapat berintegrasi dengan asas dan nilai
Pancasila?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pada umumnya banyak yang berpandangan bahwa Islam adalah
sistem nilai yang universal. Jika dilihat lebih detail Islam ternyata
bertentangan dengan nilai-nilai asas dalam Pancasila. Pada sila pertama saja contohnya.
Butir-butir Pancasila menjelaskan penghomatan keberagaman dengan pendekatan pluralisme
agama dan lingkup agama yang dinilai hanya dalam ranah private. Jelas ini tidak
sesuai dengan Islam yang menganut tolerasi pluralitas dan menjadikan Islam
sebagai jalan hidup (way of living). </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Islam mengakui dan menghormati keberagaman namun dalam bentuk
tidak mengganggu ibadah agama lain. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Meskipun
sebagai pemegang kekuasaaan mayoritas di Indonesia, Islam juga harus
menfasilitasi ranah ibadah baik sarana maupun prasarana. Tidak pada
penghormatan dalam mengakui kebenaran agama lain baik dalam bentuk ucapan
maupun simbol. Ucapan yang dimaksud termasuk pengakuan terhadap hari besar umat
agama lain dan penggunaan simbol-simbol agama lain. Rasulullah Muhammad saw sangat
hati-hati dalam mengintegrasikan Islam dengan suatu budaya yang telah dimiliki
oleh penganut agama lain lain. Hal ini terlihat ketika Rasulullah menemukan
cara terbaik untuk menyerukan panggilan sholat fardhu. Dan Rasulullah pun tegas
dalam suatu hadis melarang ummatnya meniru atau menyerupai bantuk-bentuk budaya
kaum agama lain.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.55pt; margin-bottom: 14.55pt; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dari Ibnu ‘Umar, Nabi </span><i><span style="color: #222222; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="color: #222222; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> bersabda,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 14.55pt; margin-bottom: 14.55pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: Verdana;">مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ</span><span dir="LTR" style="color: #222222; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.55pt; margin-bottom: 14.55pt;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 9pt;">“</span><i><span style="color: #222222; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka</span></i><span style="color: #222222; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 9pt;">.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031. Syaikhul
Islam dalam Iqtidho‘ 1: 269 mengatakan bahwa sanad hadits ini </span><i><span style="color: #222222; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">jayyid</span></i><span style="color: #222222; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 9pt;">/bagus.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini </span><i><span style="color: #222222; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">shahih</span></i><span style="color: #222222; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 9pt;"> sebagaimana
dalam Irwa’ul Gholil no. 1269)<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3672391429164526491#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #222222; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[1]</span></span></span></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"><br /></span></div>
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]--><span style="color: #222222; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Islam tidak pula mengakui agama hanya urusan private. Muslim
dalam Islam adalah mahkluk sosial yang harus berintegrasi dengan aturan
Tuhannya yang mengatur urusan publik. Banyak urusan publik yang menjadi budaya populer
dalam masyarakat muslim. Seperti tatacara perhelatan pernikahan dan kematian
yang cukup familiar. Namun disamping itu juga terdapat aturan yang fundamental
dalam hubungan individu dengan tatanan sosial dalam aturan Islam, seperti
pentingnya zakat. Dan banyak aturan-aturan lainnya yang cukup memiliki akar
yang jelas dan pernah dicontohkan oleh suri tauladan Rasulullah, Muhammad saw.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jadi, Islam hanya mengakui Allah sebagai Tuhan dan tidak
mengakui Tuhan-tuhan selain Allah swt. Secara kausal organis, hal ini berdampak
juga pada pengakuan pada aturan Tuhan tanpa mengakui aturan salain aturan
Tuhan. Sehingga Islam belum tentu sejalan dengan asas dan nilai pancasila.
Namun, bisa jadi beberapa nilai dalam asas pancasila memiliki kesamaan dengan
nilai Islam.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Wallahu a’lam bish-shawab</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<!--[if !supportFootnotes]-->
<hr size="1" style="text-align: left;" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3672391429164526491#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="https://rumaysho.com/3076-mengikuti-gaya-orang-kafir-tasyabbuh.html"><span style="color: #dd3333; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">https://rumaysho.com/3076-mengikuti-gaya-orang-kafir-tasyabbuh.html</span></a></span></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-90921942456180498872020-02-24T09:49:00.000+07:002020-02-24T09:49:56.596+07:00Narasi Hidup<br />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Kadang kita tidak berada diposisi bisa memilih. Di lain sisi, beragamnya pilihan mereka membuatnya bisa me-elaborasi kehidupan ini. Tapi kita sama2 terkurung pada satu tujuan yang ada. kenapa Ngak kita?</span><br style="background-color: white; color: #262626; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;" /><span style="background-color: white; color: #262626; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Haruskah akal ini kita cabut?</span><br style="background-color: white; color: #262626; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;" /><span style="background-color: white; color: #262626; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Karena ternyata hidup ini hanya butuh insting. -_-)</span><br style="background-color: white; color: #262626; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;" /><span style="background-color: white; color: #262626; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Buyut kita hanya mengingatkan agar tidak menjadi sapi pekerja. Saya benci mengatakannya, tapi saya merasa mungkin lebih buruk dari itu. Substansi saya sebagai manusia akan menghilang dan potentially penghambaan pada-Nya pun akan memudar. Namun, apa pilihan yang saya punya, NOTHING!!!</span><br style="background-color: white; color: #262626; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;" /><span style="background-color: white; color: #262626; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">....</span><br style="background-color: white; color: #262626; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;" /><span style="background-color: white; color: #262626; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Tapi saya cukup senang menikmati beberapa individu generasi ini bersama ikigai-nya. Dia seolah menari dengan cantik dengan bakatnya diatas canvas. Membuat saya iri. Ya, sangat iri. Semoga Anak/Adek Didik saya seperti beliau2 itu yang menikmati substansi diri sebagai manusia ^_^)</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-b9UMFRpypww/XlM5zi35HLI/AAAAAAAADQU/OUu3vC_6600OZOZ8l-WaUA-t3RmkfKcVACLcBGAsYHQ/s1600/senyum.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="834" data-original-width="666" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-b9UMFRpypww/XlM5zi35HLI/AAAAAAAADQU/OUu3vC_6600OZOZ8l-WaUA-t3RmkfKcVACLcBGAsYHQ/s320/senyum.png" width="255" /></a></div>
ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-85213225398137188152019-12-27T13:05:00.001+07:002019-12-27T19:11:00.515+07:00Narasi Cinta Terbaru: Aku, Kau, dan Fitrah Hidup<div style="text-align: justify;">
Tak sabar menunggu besok, semacam fantasi akal-ku menjadi aktif. Senangnya mendengar sebuah harapan itu. Setidaknya dia melihat sudut kecil yang mungkin baik dari diriku. Tidak pula akan aku sia-siakan itu jika diberi kesempatan. Tentu saja aku akan melebihi setianya Ayam pada 7 telur yang dia erami 21 hari. Tentu saja akan menjaga hatinya dan punya optimis hidup luar biasa seperti Lipas. Tentu saja akan menjaganya dari hal-hal yang membahayakan apalagi yang menjebak ke pintu neraka. Aku hanya ingin akan sampai nanti, sampai mati dan selalu bersamanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
Aku akan selalu ada disaat tersulit baginya bahkan membelanya walau seluruh bumi ini membenci atau mengutuknya. aku akan menenangkan tsunami untuk tidak bergelombang, gampa untuk tidak bergetar bahkan menantang arah angin kalau dia menginginkannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
.... Sungguh aku tak ingin dia pergi..... </div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun pada akhirnya,... </div>
<div style="text-align: justify;">
aku ingin yang terbaik untuknya..... </div>
<div style="text-align: justify;">
bersama ataupun tidak dengan ku</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan disaat nasib ini tidak berpihak padanya, aku ingin akan slalu disampingnya, mengusap air mata di pipinya, dan berbisik "semua baik-baik saja". Sinar matanya akan mewakili hari-ku, mengawali hidupku dan semoga sampai mengakhiri perjalanan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku ingin selalu mengatakan bahwa aku siap, jika ditunda pun tidak akan membuat semuanya berbeda. Tuhan memberikan kita rasa dan fitrah hidup ini. Aku ingin tidak ada yang disakiti dari ini. aku mencintai karena Tuhan dan semoga mulia dijalan-Nya. dan harapan itu aku sematkan juga padamu. karena aku memilihmu dengan rasio ketaatan bukan yang lain. </div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga besok langit cerah, apapun dalil dan keputusan itu adalah konsensus fitrah yang sama-sama harus kita jalani dengan bagaimana pun badai rasa bergejolak di dada ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetaplah tegar karana hidup ini untuk-Nya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
:D</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-Mr6GKpYtjbQ/XgWfMlE6oPI/AAAAAAAACVg/Ela2E_sZsj88Lu91gDPNGBaalQPOeMpbQCLcBGAsYHQ/s1600/aku%2Bdan%2Bkamu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-Mr6GKpYtjbQ/XgWfMlE6oPI/AAAAAAAACVg/Ela2E_sZsj88Lu91gDPNGBaalQPOeMpbQCLcBGAsYHQ/s320/aku%2Bdan%2Bkamu.jpg" width="320" /></a></div>
ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-44181891183512459352019-11-29T14:15:00.001+07:002019-11-29T14:15:55.545+07:00Manusia dan Rasionalitas<div style="text-align: justify;">
Karena saya lebih sering menyendiri, menulis, membaca, dan memikirkan (mungkin sama dengan menghayal) di kala senggang, menyebabkan banyak hal yang menjadi konsensus yang tercipta dalam pola hidupan manusia ini. Konsesus itu berlaku hanya untuk saya seorang dan bisa saya pahami sendiri. Salah satu tinjauan mendasar saya terhadap sikap dan tingkah laku manusia adalah hanya mahkluk yang tidak selalu bertindak rasional dalam hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Rasionalitas pada dasarnya adalah bentuk keyakinan akan sesuatu yang benar dan sesuatu yang salah. Namun semua itu tidak terlalu menjadi pertimbangan bahkan sering kala dilupakan karena ada faktor lain yang memengaruhi perbuatan atau tindakan manusia. Saya pun demikian.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ada suatu alasan mendasar yang membuat seseorang tetap tidak menerima jalan rasional dalam tindakannya. Yaitu tekanan yang berasal dari fantasi kenyamanan dan harapan idealis yang menghasilkan suatu pola tindakan yang tidak lagi teratur dalam ranah berfikir logis. Tekanan itu berasal dari diri sendiri dimana manusia memiliki imaginasi tersendiri terhadap bentuk yang nyaman baginya. Sulit digambarkan bahkan dipahami oleh orang lain. Namun semua itu hanya harapan yang dalam suatu kalkulasi menghasilkan nilai nol atau mendekati nol. Meskipun tidak ada kemungkinan selalu manusia bertindak irrasional karena ada mimpi dan harapan yang dia coba torehkan menjadi sebuah makna kehidupan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Oh ya bagian diatas adalah bagian seseorangan yang beridealis. Terdapat bagian lain dimana terdapat kegugupan untuk bertindak sehingga hanya menghasilkan pandangan yang sentris dengan pragmatis. Namun saya cukup tidak tertarik dengan manusia yang berfikir pola pragmatis karena arah pola gerak dan prilakunya sudah cukup terbaca. Kecendrungan pada nilai-nilai pragmatis agak cetek dan memalukan menurutku. Karena sebagai manusia aku masih selalu mencuba agar nilai-nilai pragmatis tidak mempengaruhi prilaku aku sebagai manusia.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-kO9GhgPF7fo/XeDFeeX7gjI/AAAAAAAACRQ/S5U-3mT-uW41shJRxVM-KiBBG0YKe2g9gCLcBGAsYHQ/s1600/rational.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="665" data-original-width="1000" height="212" src="https://1.bp.blogspot.com/-kO9GhgPF7fo/XeDFeeX7gjI/AAAAAAAACRQ/S5U-3mT-uW41shJRxVM-KiBBG0YKe2g9gCLcBGAsYHQ/s320/rational.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu cara berfikir manusia pragmatis yang kemudian irrasional menurut saya terlihat dengan ciri tindakannya yang kasar pada yang lemah, merendah pada yang kuat, meninggi pada orang yang rendah, atau merasa harus sombong pada orang yang memiliki kekurangan. Manusia ini melihat covernya namun terlupa esensi penting dirinya dalam kehidupan. (saya tidak mengatakan hal itu salah atau benar, kadang konsensus itu sudah tercipta bahkan sebelum saya lahir, cuma yang bisa saya katakan adalah saya tidak terlalu setuju suatu tindakan yang berlebihan sampai terucap lewat lidahnya bahkan dalam tindakan termasuk ekspresi wajah). Adapun saya mungkin salah satu seperti mereka, namun saya tentu tetap membeci hal itu termasuk membenci tindakan saya sendiri yang kadang sombong.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya dengan melihat salah satu unsur yang terlihat dipermukaan, manusia kadang langsung sombong tanpa meneliti unsur kebenaran yang lain yang kurang dalam dirinya. Saya cukup mengingkari orang-orang yang berada dalam bawah tekanan kemiskinan, kebodohan, kekurangan akses ke keadilan, kekuaran fikiran untuk hidup, atau yang tergerus oleh pola-pola hidup yang salah. Aku mengingkari mereka dalam suatu dunia yang lebih buruk yang mana pada dasarnya aku tidak jauh berbeda dengan mereka. Mereka yang tidak memiliki rumah, mereka yang tidak punya keluarga, mereka yang tidak memiliki harapan, mereka yang tidak memiliki teman, mereka yang tidak memiliki anggota fisik yang lengkap, mereka yang tidak memiliki arah mana yang dituju.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada dasarnya masing-masing kita mungkin adalah manusia yang beruntung dengan semua bentuk pemikiran yang membangun kehidupan ini. Tapi bukan berarti kita harus sombong dengan menganggap kehidupan kita sempurna dibandingkan manusia yang kita kira tidak mengetahui arah hidup. Ada kalanya kita salah, sangat salah dalam menilai hidup ini karena materialisti atau sudut pandang pragmatis menjadi parameter yang logis untuk menjadi manusia seutuhnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun kita memiliki dunia bersertakan isinya kehidupan menjadi manusia tidak serta merta kita dapatkan karena hanya didapat dari proses berfikir terhadap kalam Tuhan, Allah. </div>
<div style="text-align: justify;">
Allah maha adil dia telah menyampaikan esensi hidup kita di dunia hanya kita yang terlalu pongah dan sombong untuk menelisik ayat-ayatNya. Jika aku hubungkan dengan judul saya di atas maka jawabannyak adalah menjadi manusia itu tidak selamanya rasional dan memang bukan itu esensinya. Menjadi manusia cukup dengan menurunkan ego dan meningkatkan akal dibawah kehariban Allah. Hanya dia yang memahami esensi hidup kita dan dialah yang membuat ciptakan ini, manusia.</div>
ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3672391429164526491.post-60593192529654453392019-11-28T00:40:00.000+07:002019-11-28T00:40:42.795+07:00Penulisan Social Ilmiah Ternyata Lebih RibetAbis baca beberapa artikel penulisan ilmiah, aku mendapatkan injection dari wahana tulisan ilmiah tersebut. terkait fungsi, metode, dan tahapan kerjanya. Setidaknya untuk mengerjaan satu artikel social ilmiah membutuhkan beberapa pakar seperti ahli politik (politic scientist), ahli ekonomi (economist), ahli branding (branding specualist), dan ahli data (data scientist).<br />
Salah satu tulisan yang menarik aku baca adalah terkait tingkat sentimen masyarakat Indonesia dilihat dari cuit-an di twitter. Dengan menggunakan perangkat yang disebut Analisis Media Nusantra Berbasis AI (AMENA).<br />
Mengkaji banyak hal dari dari data-data twitter yang terakumulai dalam bentuk word cloud. kemudian diinterpretasikan dalam bentuk analisis. Banyangkan untuk membuat tulisan kurang lebih 11 halaman harus kroyokan kayak gitu. Literasinya juga saya lihat buku-buku metodis yang ngak lazim dibaca untuk hiburan. Berat mah baca buku-buku metodis, rawan ngantuk.<br />
Tapi dari penelitian ilmiah yang berwujud artikel ini mendapatkan suatu kesimpulan yang sulit bisa dibantahkan. terpenting dari kesimpulan itu adalah rate dari resistence masyarakat terhadap periode baru dari presiden Jokowi. Terdapat indikasi yang menjelaskan bahwa masuknya Prabowo menjadi bagaian dari kabinet membuat sentimen anti Jokowi dalam social media terpecah. Mungkin dengan dasar-dasar penelitian ini kebijakan yang keluar dari mulut pemerintah akan lebih rasional dan terukur. Mungkin karena itu lembaga yang mengeluarkan tulisan ini menamai lembaganya dengan next policy.<br />
Saya berharap narasi ilmiah di negara ini lebih ditingkatkan tentu selaras dengan kemampuan universitas dalam menghasilkan genarasi yang mampu menghasilkan tulisan ilmiah yang baik sehingga jadi parameter dalam perkembangan peradaban keilmuan di Indonesia. Saat ini saya melihat beberapa univ bahkan prodi hanyan mencari tingkatb akreditasi dari BAN PT. Akibat tujuannya hanya berakit dari ambisi yang kosong.<br />
Good luck buat next policy ^_^<br />
ini aku tampilin edisi yang aku baca:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-KPPpU5qAvAc/Xd61ETdlGBI/AAAAAAAACQ0/DWazwGiOub0NNnM2qsLFewi4Az_u5eZjgCLcBGAsYHQ/s1600/nextplicy.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="1024" height="187" src="https://1.bp.blogspot.com/-KPPpU5qAvAc/Xd61ETdlGBI/AAAAAAAACQ0/DWazwGiOub0NNnM2qsLFewi4Az_u5eZjgCLcBGAsYHQ/s320/nextplicy.png" width="320" /></a></div>
<br />ilhamdi eenhttp://www.blogger.com/profile/18105477291264020695noreply@blogger.com0