Minggu, 07 Juni 2020

PULANG

Pulang. Itulah kata kerja yang aku rindukan. Entah kapan aku bisa memakainya. Hingga saat ini kata itu sungguh aku impikan dan aku rindukan. entah pada siapa aku akan mengucapkannya. Kamu di sana mungkinkah juga menunggu kata itu dari ku, untuk mu.
Aku beranjak sedikit ketika SMA. Aku berjalan males dan lemah. Terik mentari yang begitu gagahnya tidak membuat aku semangat meniti hari. Bahkan aku tak berfikir kesenangan apa yang akan aku lakukan hari ini. Hanya terbayang kamar kost sempit dan gelap. Tidur, itulah aktifitas terbaikku.

Pintu kost yang berderik. Suasana kamar yang sunyi sepi. Tetangga belum ada yang pulang. Maklum, rata2 pekerja di pasar konveksi. Menembus kesunyian, aku petik gitar. 1 2 3 grennnnnggg......
Ketika bosan kepala menengadah ke langit-langit dan bertanya "untuk apa aku hidup?". Kenapa aku tidak mati saya atau jika mati itu sakit kenapa aku tidak diciptakan saja. Toh setidaknya, jika tak ada akupun dunia terus berputar.
Pulang. Itu kata yang tersirat dalam hati. Sesuatu yang harus aku temukan. Jalan pulang. Pulang pada sesuatu yang membuat dunia aku berbeda. Jauh dari sepi, jauh dari gundah gulana. Secara ego memang untukku, tapi aku untukmu.
Aku melanjutkan hidup. Kakak ku masuk UI maka aku buat target, harus UI. Apa susahnya sih. Orang bisa, maka aku juga pasti bisa. Lagian kecerdasan setiap manusia kan sama diberikan oleh Allah. Setidaknya aku berharap di sana aku menemukan jalan pulang.

Snmptn gagal....

Jauh dari harapan. USBM (sejenis ujian masuk bersama universitas yang tergabung) lulus sih, cuma di USU, sastra China. "Apa itu?" Ledek teman-teman pada ku. Bahkan bang Riko sekalipun ngak mengganggap itu kesuksesan. Tau lah, bang Riko lulusan masuk ITB. Elektro pula. Seharusnya aku bisa masuk UI, minimal.
Masa transisi. Itu yang aku fikirkan. Aku melewati dunia seolah asing. Tubuhku ada di PT Kereta Charge tapi fikiranku ada di kampus. Hanya bertahan 6 bulan aku memutuskan keluar dari PT dan meninggalkan ijazah SMA yang satu-satunya jadi tahanan kontrak.
Aku ambil kuliah. Ya di UI. Berhasil? Ya berhasil. Tidak jauh beda dengan SMA, aku merasa sepi. Bukan karena tidak ada seorangpun yang jadi teman. Hanya saja aku belum terjawab kata pulang. Seolah-olah aku hanya melewati jalan yang sama.
Pulang... Dimanakah engkau?
Sampai pada akhirnya, aku tau bahwa aku lemah. Dan pulang adalah jalan yang memberikan aku ribuan bahkan jutaan kekuatan untuk bangkit. Aku adalah singa yang bercermin kucing, naga yang berbayang cacing, atau emang yang berpandangan ayam.
Akan membutuhkanmu, pulang. Jalan mu menuntunku untuk berubah. Jadi apa yang kau inginkan jadi itulah aku. Karena aku unstoppable-man. Untukmu seluruh tumpah darahku, untukmu seluruh fikiranku, dan untukmu kematian yang aku takkan menyesal dijalan itu. Karena pulang untukmu adalah amanahNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar