Rabu, 21 Mei 2014

REALITA KEHIDUPAN ANTARA KESALAHAN DAN SISTEM





Suntuk ngeliat lettop mulu dari pagi, ni aku persembahkan sebuah tulisan pencerahan (cieeaaa…..)

Sering tertanam dalam fikiranku ucapan dari teman, kerabat, orang lain, orang asing, pendapat umum dan sebagainya. Kadang ucapannya seakan seperti virus yang merusak sistem imun intelektual saya sehingga selalu saya ingat. Diantara ucapa yang sering saya dengar adalah ucapan menyalahkan, membodohkan, membebankan orang lain dengan suatu pernyataan yang tidak rasional menurut saya. Seperti suatu ketika munif (nama teman saya bukan nama makanan ya….) bilang bahwa orang Indonesia itu saja yang salah, malas, suka begini, suka begitu, begono, begene dan sebagainya. jujur itu pernyataan fakta dan siapapun saya yakin bahwa memandang orang Indonesia begitu. Tapi saya hanya mengingatkan satu hal yaitu sistem. Mereka bodoh karena sistem, mereka malas karena sistem, dan merekan begini begitu karena sistem.
Pernah dengan ungkapan “seseorang menggambarkan keluarganya” artinya perilaku kita dilingkungan masyarakat akan mencerminkan kehidupan keluarga kita. Maka tidak usah heran jika seseorang “blangsatan” di luar maka pasti di dalam keluarganya juga begitu. Atau ungkapan lain seperti “seorang pemimpin dilihat dari keadaan yang dipimpinnya”. Artinya jika menilai seorang pemimpin lihat saja orang yang dipimpinnya itu apakah itu pemimpin negara, pemimpin rumah tangga, atau pemimpin suatu ruang kerja (mandor).
Manusia tidaklah jauh dari pengaruh yang ditularkan oleh penguasa atau pemimpin. Kekuasaan saat ini tidaklah seperti kekuasaan memihak padanya maka tidak heran mereka akan terbengkalai. Jangankan pendidikan atau kesehatan untuk yang akan dimakan besok mungkin mere harus berfikir peras keringat. Anda tahu bagaimana mereka yang hidup jauh dari pusat kekuasaan jika yang dekat saja sudah begini???
Penguasa dalam kehidupan jangan difikirkan hanyalah pemimpin negara atau pemimpin rumah tangga. Kekuasaan saat ini bisa diambil alih oleh orang yang menguasai media sehingga berbagai persepsi data berubah dengan sekejab mata. Yang salah bisa menjadi benar dan benar bisa menjadi salah. Itulah kekuatan penguasa, berkuasa atas nilai yang akan berkembang dalam masyarat dalam bentuk revolusi mental atau moral. Suatu keburukan masa lalu sekarang telah menjadi suatu yang wajar. Maka masih bisakan kita menyalahkan orang Indonesia dalam keadaan seperti ini???
Masih belum paham??
Anda tau sistem? Pada hukumnya sistem selalu mempengaruhi obyek dan jika obyek itu manusia maka sistem juga akan mempengaruhi manusia. Permasalahannya adalah sistem itu memberikan kebaikan atau keburukan. Jika kebaikan maka bersyukurlah dan jika keburukan segeralah keluar dari sistem tersebut. Kemudian apa yang pembuat jugmentasi terhadap suatu nilai yang memberikan kebaikan atau keburukan?? Tidak lain adalah pedoman dari Sang Khalik, Rajanya manusia dan alam semesta ini.
Sistem apa contohnya??
Sistem pemerintahan, sistem sosial, sistem ekonomi, sistem pergaulan, sistem kemanusiaan, dan lain sebagainya. jika saat ini kita sempat menikmati pendidikan dan sadar kita berada siklus sistem rusak maka bersyukurlah. Gunakan kesempatan ini untuk membongkar kerusakan sistem itu sehingga tidak lagi dijadikan sebagai suatu paham yang wajar diterima masyarakat.
Politik barat menjelaskan bahwa jika anda ingin mengubah suatu sistem maka anda harus masuk kedalam sistem dan menjadi penguasa. Dengan begitu anda akan mengubah sistem tersebut seperti yang anda inginkan, pertanyaannya apakah itu berhasil atau pernah berhasil???. Jawabanya “tidak”. Mengubah sistem anda tidak perlu masuk dalam sistem, menjadi penguasa anda tidak harus mengikuti alur sistem, anda hanya perlu menjadi agen perubah dari luar bukan dari dalam.
Keberadaannya dalam sistem hanya akan menjerat anda pada sistem-sistem tersebut tanpa dapat melakukan perubahan. Anda ingin mengganti sistem demokrasi maka anda tidak harus masuk dalam sistem itu begitu juga jika anda ingin mengubah sistem pergaulan dalam masyarakat yang ada saat ini tidak seharusnya anda memasuki agen-agen yang saat itu ada. Cukup dengan berjuang diluar dan jika ada yang sependapat dengan anda maka anda akan menjadi orang beruntung.
“Sesungguhnya kesendirian itu menyedihkan tetapi lebih menyedihkan lagi menerima kemunafikan. Lebih baik saya menjadi orang yang kesepian dari pada berbaur dengan ke munafikan”
Oleh karena itu kita tidak bisa menyalahkan orang lain secara sepenuhnya karena bisa jadi mereka adalah korban dari sistem ini. Mereka miskin karena sistem, mereka tidak berpendidikan pun karena sistem, mereka tidak mendapat pekerjaan karena sistem, hingga mereka tidak bermoral pun merupakan bagian dari sistem. Kita harus berfikir secara terbuka bahwa saat ini tidak ada namanya “kesalahan murni” karena segala sesuatu terjadi kerap hubungannya dengan sistem yang benar tidak berlaku. Akibatnya sistem buruk membuat semua ini terjadi.
Terlepas dari faktor-faktor lain yang tidak berhubungan dengan sistem tidak bisa kita selami lebih jauh karena sistem yang berkembang saat ini seperti kabut tebal yang menutup pandangan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar