Senin, 12 Mei 2014

KARAKTER ANAK DAN PERLINDUNGAN



Melindungi anak merupakan fungsi utama dari orang tua namun dalam kehidupan sehari-hari tentu ada saat-saatnya anak luput dari perlindungan orang tua. Tidak ada satu pun orang tua yang mampu bisa melindungi anaknya sepanjang waktu karena keterbatasan dan keharusan seorang anak untuk menduduki pendidikan formal sehingga harus berpisah dari orang tuanya. Lepasnya perlindungan orang tua pada anak menjadi dapat berdampak terhadap pengaruh buruk pada anak tersebut baik secara fisik maupun secara batin.
Pengaruh utama yang dirasakan oleh anak tidak lain adalah pengaruh dari lingkungan bermainnya. Pengaruh ligkungan bermain biasanya di dominasi oleh teman-temannya, baik buruknya anak akan ditentukan oleh siapa dia bergaul. Mau tidak mau suka tidak suka pengaruh buruk akan berdampak buruk pada anak bengitu juga pengaruh. Tidak hanya teman sepermainan tetapi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar rumah tempat tinggal.
Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus kekerasan terhadap anak di samping itu juga terjadi kasus seksual terhadap anak. Peristiwa yang memakan korban seratus lebih anak di Jakarta International School merupakn salah satu dari banyak kasus pelecehan seksual pada anak dibawah umur. Wajar jika banyak fenomena seperti ini membuat para orang tua merasa was-was dengan keselamatan anaknya.
Keselamatan anak menjadi hal yang menakutkan bagi orang tua apalagi jika terjadi hal yang merugikan anak tersebut seumur hidup yang kerap dirasakan oleh anak perempuan. Tentu pelindungan yang diberikan oleh orang tuanya lebih ekstra lagi. Tetapi di luar itu, anak tidaklah harus mendapat pendidikan dini yang lebih penting dari pada perlindungan oleh orang tua secara terus menerus.
Orang tua wanita atau disebut seorang ibu memiliki fungsi paling utama dalam menularkan pendidikan pada anaknya. Pendidikan utama bagi seorang anak adalah karakter dimana yang dapat memberikannya hanya ibu. Baik atau buruknya karakter seorang anak digambarkan dari ibunya. Anda boleh tidak percaya tetapi sejarah telah lama membuktikan bahwa peran ibu terhadap anak sangat besar dibandingkan peran ayah pada anaknya.
Coba kita lihat sejarah Rasulullah SAW, Nabi Ismail AS, dan Nabi Nuh AS. Rasulullah terlahir dalam keadaan Yatim dan pada umur 6 tahun dia telah mendapatkan karakter ibunya Siti Aminah sehingga tidak heran Rasulullah menjadi pemimpin yang sukses. Begitu juga dengan nabi Ismail dimana karakter ibunya, Maryam, tergambar pada sikapnya kemudian hari. Saat dia dan ibunya ditinggalkan oleh Ibrahim di tengah gurun pasir tanpa air sekali pun dengan iman Maryam mengatakan : “jika kau pergi atas perintah Allah wahai Ibrahim maka pergilah, sesungguhnya Allah akan menemukanku sebagai orang yang sabar”. Hal itu tergambar pula pada nabi Ibrahim saat akan disembelih oleh bapaknya, Ibrahim. “Jika itu adalah perintah Allah maka lakukanlah wahai bapakku” kata Ismail.
Begitu juga halnya dengan apa yang di alami oleh anak Nabi Nuh walaupun karakter negative yang diturunkan oleh ibunya. Saking sayangnya Nabi Nuh pada anaknya maka tak heran dia membujuk anaknya untuk naik perahu karena daratan akan segera tenggelam. Namun anaknya justru tidak mempedulikan sama persis dengan ibunya juga tidak mempedulikannya sehingga keduanya mati tenggelam karena banjir.
Itu merupakan beberapa contoh yang membuktikan bahwa karakter anak diturunkan oleh orang tuanya. Oleh karena itu untuk menghasilkan anak yang berkarakter baik harus dari orang tua yang berkarakter baik pula. Namun saat ini banyak orang menganggap remeh pekerjaan ibu rumah tangga atau tepatnya mengasuh anak sehingga pengasuhan anak rentan diserahkan pada baby sister atau pembantu. Maka tak heran karakter yang didapat oleh anaknya juga karakter pembantu karena yang mendidiknya adalah pembantu. Sangat disayangkan jika seorang ibu menghabiskan waktu dikantoran tapi melupakan pentingnya karakter bagi seorang anak.
Ibu yang tidak memiliki waktu untuk anaknya bukanlah seorang ibu yang baik karena ibu yang baik selalu akan memberikan waktu pada anaknya. Ibu yang baik adalah ibu yang memberikan didikan dini pada anak dan memberikan karakter yang membangun anak itu sampai dewasa kelak maka tidak heran jika sorga itu ada di bawah telapak kaki ibu.
Sedikit membuka cakrawala kita dalam berfikir bahwa peran ibu sangat mempengaruhi anaknya. Pengaruh yang baik atau buruk dari seorang ibu akan diadopsi oleh anaknya menjadi sebuah karakter dan tentu tidak lepas dari karakter orang tuanya. Sudah seharusnya sebagai seorang ibu harus peduli dan menjaga anaknya agar karakter yang baik dapat diterima dan menjadi tameng nya di dunia luar baik di lingungan tempat tinggal maupun di tempat instansi pendidikan.
Anak berkarakter baik selalu lebih unggul dalam menjaga dirinya dari pada anak yang tidak berkarakter atau berkarakter buruk. Anak berkarakter baik jauh lebih bisa menjaga dirinya ketimbang anak yang tidak mendapatkan karakter baik dari orang tuanya. Begitulah pada akhirnya segala pencengahan dini dapat kita lakukan saat anak masih kecil apabila dia sudah dewasa agah susah untuk membentuk karanter itu kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar