Senin, 26 Mei 2014

FANATISME DAN PERSAUDARAAN SESAMA MUSLIM



Suatu keberkahan luar biasa Islam datang ketanah arab sehingga daerah yang terkenal majemuk itu dalam disatukan dengan syraiat Islam. Bentuk kemajemukan pada masa sebelum Islam turun di tanah arab ditandai dengan fanatisme yang terbagun. Fanatisme itu menjadikan bangsa arab hidup dalam kelompok-kelompok diantara mereka seperti terbentuknya khabilah-khabilah berdasarkan garis keturunan. Seseorang yang baik dapat dilihat dari garis keturunannya sedangkan yang mendapat garis keturunannya sehingga menjadi keturunan yang akan terpandang dimata masyarakat.
Setelah Islam datang membawa perubahan dan perubahan mendasar dalam keluarga adalah ikatan syariah. Ikatan lebih kuat dari ikatan persaudaraan bahkan ikatan kekeluargaan sekalipun sehingga tidak jarang dakwah Rasulullah dinilai sihir oleh kaum kafir qurais. Rasulullah memberikan pelurusan dari akidah dan menjalin ikatan tersebut untuk mempererat ikatan sesame muslim. Akibatnya banyak diantara masyarakat qurais yang beriman pada rasulullah secara tidak langsung mengganggu hubungan keluarganya bahkan hubungan persaudaraan dengan kaum kafir qurais. Tapi semua itu konsekuensi yang telah difikirkan matang-matang oleh para sahabat rasul
Terdapat dua point dalam tulisan di atas jika kita cermati yaitu sikap fanatisme bangsa arab sebelum Islam datang dan persaudaraan dengan ikatan akidah. Kedua hal ini memiliki hubungan yang bertolak belakang karena fanatisme bangsa arab datang sebelum Islam diterapkan dan ikatan persaudaraan sesama muslim karena kedatangan Islam. Akan tetapi fonomena ini sangat berhubungan setidaknya mengetahui kita saat ini berada di level mana, apakah level fanatisme atai level ikatan persaudaraan muslim.
Fanatisme atas suatu ras, etnis, bangsa atau negara saat ini merupakan rasa wajar fitrah dan terbagun baik secara sistemik maupun secara propaganda yang berkelanjutan. Seperti hanya dalam keluarga itu menjadi fitrah dan dalam diri kita sendiri terdapat gen yang mempengaruhi perilaku kita termasuk perilaku berkeluarga. Begitu juga dalam lingkup etnis bangsa dan negara, semakin luas cakupannya maka sikap fanatisme tersebut semakin seimbang. Sikap fanatisme keluarga bisa ditularkan pada sikap fanatisme dalam bernegara bahkan ekstremnya bisa membenarkan negara sendiri dan menyalahkan negara lain.
Islam adalah pemikiran ideologis menyeluruh dalam memandang masalah fanatisme. Islam memiliki sikap fanatisme tersendiri tetapi bukan sikap pembeda karena dalam Islam hanya ada dua yaitu muslim dan non muslim. Tentu ikatan satu-satunya yaitu ikatan persaudaraan sesama muslim dan itu adalah sekuat-kuatnya ikatan. Paling kuat bahkan dengan bermodalkan ikatan ini perang Badar dapat dimenangkan oleh umat muslim begitu juga perang-perang lain dimana pasukan kaum muslim sangat sedikit. Kuatnya ikatan ini mengalahkan ikatan ras, etnis, bangsa, bahkan negara.
Ikatan persaudaraan sesama muslim dalam sejarah sangat indah bunyinya dimana terdapat perbedaan pendapat tetapi mereka masih saling menghormati. Perngormatan pada saudara yang muslim walau berbeda pendapat melebihi dari penghormatannya pada non muslim walaupun mereka memiliki pendapat yang sama. Contoh ini dapat kita temukan baik dalam sejarah Rasulullah maupun lingkup kecil dari daerah kita sendiri. Oleh karena itu sadarlah bahwa ikatan persaudaraan ini telah lama kita kesampingkan akibat tingginya egois seseorang terhadap dirinya.
Masih ingatkah kamu runtuhnya kekhalifahan??? Runtuh bukan sekedar runtuh. Karena ada usaha dalam memecah belah yang berkesinambungan dilakukan oleh barat terhadap kaum muslim selama 4 abad lamanya. Proses 4 abad tersebut tidaklah proses yang sebentar tetapi karena adanya peluang bagi kaum kafir sehingga hal itu dapat terjadi. Peluang awal yang dilihat oleh kaum kafir adalah rendahnya kepercayaan antar sesame muslim sehingga tidak heran sedikit demi sedikit kepercayaan kaum muslim beralih ke kaum kafir sedangkan sesame kaum muslim timbul saling kecurigaan.
Cukup pelajaran itu bagi kita karena semua dapat kita jadikan ilmu bermanfaat sehingga tidak menjadi batu sandungan dimasa akan datang. Sebagaimana pun buruknya seorang muslim dalam menggali hukum syrai’ah Islam setidaknya mereka sedang melakukan suatu usaha yang seharusnya hal itu kita dukung dan memberi masukan yang membantunya.
Tingginya fanatisme dan rendahnya ikatan persaudaraan sesame muslim adalah kunci dari keterpurukan umat Islam saat ini. Fanatisme membuat muslim tidak mempedulikan syrariah Islam sedangkan rendahnya ikatan persaudaaraan sesama membuat pemikiran syariat Islam menjadi jumud dan tidak berkembang. Semoga ini menjadi pembelajaran kita bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar