Setelah lelah membaca buku
biografi ibnu Khaldun terasa ngantuk pada jiwa yang sepi ini. Tanpa aku sadari
aku tertidur pulas di pagi yang biasanya aku tidak mau tidur. Bangun-bangun
udah jam setengah delapan, ini pagi paling sial yang pernah aku temui karena
aku pasti telat memasuki kuliah pagi ini. Ternyata kenyataan sangat berbeda
dengan dugaan ku karena pada pukul 8.30 wib sesampai di kelas ternyata kelas
masih belum di mulai dan bebearapa bangku kelihatan masih kosong. Paling
sialnya aku tidak lihat batang hidung dosen, kenapa aku harus takut telat
dengan keadaan jam karet gini? Andaikan dia tau bagaimana ngebutnya jalanku ke
kampus yang jaraknya lebih dari 300 meter dari halte bikun.
Kelas terasa rebut dengan
berbagai aktivitas sekitar yang sebenarnya tidak terlalu penting. Aku memilih
duduk di belakang kali ini biar dapat teman ngobrol dan tidak bosan dikelas
yang mempelajari ilmu demokrasi ini. Akhirnya si dosen datang dengan wajah
tanpa bersalah dia memulai pelajaran “karekteristik demokrasi point ke 3 dan
4”. Gampang saja dalam birokrasi adalah ciptaan manusia yang sifatnya fleksible
selagi landasannya tidak berasal dari manusia maka suatu sistem tidak akan
pernah bisa keluar dari jalur karena akan terbentur dengan sanksi.
Hari ini untuk pertama kalinya
aku komentar mengenai ketimpangan yang dijelaskan si dosen dimana dia tidak
mengambil fariabel yang sama dalam membandingkan antara sistem demokrasi dan
komunis. Setidaknya aku berharap dia tau kalau ada aku di dalam kelas itu yang
terkadang itu konsep eksistensi yang ingin selalu aku perlihatkan. Setidaknya
kata-kata levi benar juga dan aku tidak menyalahkannya ngak gabung dalam
halaqah.
Sesekali aku menyadari dikelas
ada astrid. Agak berbeda dengan anak sejarah lain dia lebih kelihatan lebih
bunglong dari pada aku karena sering kali keberadaannya di fakultas tidak
terlalu sering. Cewek bertudung dan selalu pakai jaket itu kelihatan seperti
biasanya dengan tanpa tanggapan atas pelajaran dan hilang begitu kelas bubar.
Suatu ketika aku pernah tanya dan katanya dia ikut organisasi luar artinya dia
lebih aktif di luar kampus dari pada dalam kampus sendiri. Salah satu yang
membuat jengkel adalah dia selalu menggunakan headset sehingga ketika
berpas-pasan aku menegur dia tidak akan menoleh kecuali aku melambaikan tangan
didepan matanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar