Abis baca beberapa artikel penulisan ilmiah, aku mendapatkan injection dari wahana tulisan ilmiah tersebut. terkait fungsi, metode, dan tahapan kerjanya. Setidaknya untuk mengerjaan satu artikel social ilmiah membutuhkan beberapa pakar seperti ahli politik (politic scientist), ahli ekonomi (economist), ahli branding (branding specualist), dan ahli data (data scientist).
Salah satu tulisan yang menarik aku baca adalah terkait tingkat sentimen masyarakat Indonesia dilihat dari cuit-an di twitter. Dengan menggunakan perangkat yang disebut Analisis Media Nusantra Berbasis AI (AMENA).
Mengkaji banyak hal dari dari data-data twitter yang terakumulai dalam bentuk word cloud. kemudian diinterpretasikan dalam bentuk analisis. Banyangkan untuk membuat tulisan kurang lebih 11 halaman harus kroyokan kayak gitu. Literasinya juga saya lihat buku-buku metodis yang ngak lazim dibaca untuk hiburan. Berat mah baca buku-buku metodis, rawan ngantuk.
Tapi dari penelitian ilmiah yang berwujud artikel ini mendapatkan suatu kesimpulan yang sulit bisa dibantahkan. terpenting dari kesimpulan itu adalah rate dari resistence masyarakat terhadap periode baru dari presiden Jokowi. Terdapat indikasi yang menjelaskan bahwa masuknya Prabowo menjadi bagaian dari kabinet membuat sentimen anti Jokowi dalam social media terpecah. Mungkin dengan dasar-dasar penelitian ini kebijakan yang keluar dari mulut pemerintah akan lebih rasional dan terukur. Mungkin karena itu lembaga yang mengeluarkan tulisan ini menamai lembaganya dengan next policy.
Saya berharap narasi ilmiah di negara ini lebih ditingkatkan tentu selaras dengan kemampuan universitas dalam menghasilkan genarasi yang mampu menghasilkan tulisan ilmiah yang baik sehingga jadi parameter dalam perkembangan peradaban keilmuan di Indonesia. Saat ini saya melihat beberapa univ bahkan prodi hanyan mencari tingkatb akreditasi dari BAN PT. Akibat tujuannya hanya berakit dari ambisi yang kosong.
Good luck buat next policy ^_^
ini aku tampilin edisi yang aku baca:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar