Negara Indonesia telah lama
berdiri dengan sendi pluralitas dan rasionalitas. Kedangkalan berfikir beberapa
tokoh muslim garis miring dan dukungan minoritas membuat negara ini kacau saat
ini tidak akan mudah dilupakan untuk masa depan. Politik balas dendam mungkin
akan terjadi ketika pemerintah telah berubah haluan. Orang yang memercikan bara
akan menerima apa yang telah dia lakukan sebelumnya. Tuailah kesalahan dengan
lapang dada.
Perlu diingatkan bahwa umat agama
apapun bisa hidup di Indonesia tanpa harus mengusik agama mayoritas. Suatu
cerita yang berlainan jika agama mayoritas di singgung bahkan dihina. Ini
diberi hati minta jantung. Parahnya bukan malah minta maaf malah melakukan
tindakan kriminalisasi, persekusi, hingga pembubaran ormas Islam. Siapapun
dalang dari semua ini akan menerima akibatnya di masa yang akan datang atau
selambat-lambatnya ketika pemerintahan bergulir atau jatuh.
Pembuat onar negara, penghancur
keharmonisan beragama, pelaku kriminal harus dijatuhkan sanksi yang sangat
berat karena berkaitan dengan keutuhan negara. Tidak lain adalah para pedukung
penista agama. Sejak awal saya sudah mengingatkan bahwa kasus penista agama
harus diselesaikan tuntas hingga keakarnya. Telah terbentuk sekumpulan manusia
yang mendukung terhadap kerusakan atau kemungkarang. Ini hanya akan menajdi
duri dalam danging negara. Oleh karena itu semua aparat, lembaga, pihak, tokoh,
partai politik harus membersihkan diri dari orang-orang pendukung kerusakan
ini. Hukum harus tajam menyelesaikan kasus ini tidak tumpul.
Cuma dua tahun.... Soekarno pun
akan tertawa terbahak-bahak jika keluar dari kuburnya. Ayolah kembali pada
pijakan awal negara Indonesia yang merupakan pluralitas dan rasionalitas.
Kembali kepijakan dasar negara, lambang negara, pahlawan negara, tidak pada
penjajah atau musuh dalam selimut yang mengambil keuntungan dari kemerdekaan
Indonesia. Dengan semua dasar dan sendi itu tentu kita tidak hanya membuat
Indonesia baru tetapi menjadikan Indonesia sebagai tempat yang layak untuk
ditempati oleh generasi kita selanjutnya dengan tidak ada lagi politik balas
dendam yang hanya dilakukan oleh para pengecut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar