Suatu
keberkahan luar biasa Islam datang ketanah arab sehingga daerah yang terkenal
majemuk itu dalam disatukan dengan syraiat Islam. Bentuk kemajemukan pada masa
sebelum Islam turun di tanah arab ditandai dengan fanatisme yang terbagun.
Fanatisme itu menjadikan bangsa arab hidup dalam kelompok-kelompok diantara
mereka seperti terbentuknya khabilah-khabilah berdasarkan garis keturunan.
Seseorang yang baik dapat dilihat dari garis keturunannya sedangkan yang mendapat
garis keturunannya sehingga menjadi keturunan yang akan terpandang dimata
masyarakat.
Setelah
Islam datang membawa perubahan dan perubahan mendasar dalam keluarga adalah
ikatan syariah. Ikatan lebih kuat dari ikatan persaudaraan bahkan ikatan kekeluargaan
sekalipun sehingga tidak jarang dakwah Rasulullah dinilai sihir oleh kaum kafir
qurais. Rasulullah memberikan pelurusan dari akidah dan menjalin ikatan
tersebut untuk mempererat ikatan sesame muslim. Akibatnya banyak diantara
masyarakat qurais yang beriman pada rasulullah secara tidak langsung mengganggu
hubungan keluarganya bahkan hubungan persaudaraan dengan kaum kafir qurais.
Tapi semua itu konsekuensi yang telah difikirkan matang-matang oleh para
sahabat rasul
Terdapat
dua point dalam tulisan di atas jika kita cermati yaitu sikap fanatisme bangsa
arab sebelum Islam datang dan persaudaraan dengan ikatan akidah. Kedua hal ini
memiliki hubungan yang bertolak belakang karena fanatisme bangsa arab datang
sebelum Islam diterapkan dan ikatan persaudaraan sesama muslim karena
kedatangan Islam. Akan tetapi fonomena ini sangat berhubungan setidaknya
mengetahui kita saat ini berada di level mana, apakah level fanatisme atai
level ikatan persaudaraan muslim.
Fanatisme
atas suatu ras, etnis, bangsa atau negara saat ini merupakan rasa wajar fitrah
dan terbagun baik secara sistemik maupun secara propaganda yang berkelanjutan.
Seperti hanya dalam keluarga itu menjadi fitrah dan dalam diri kita sendiri
terdapat gen yang mempengaruhi perilaku kita termasuk perilaku berkeluarga.
Begitu juga dalam lingkup etnis bangsa dan negara, semakin luas cakupannya maka
sikap fanatisme tersebut semakin seimbang. Sikap fanatisme keluarga bisa
ditularkan pada sikap fanatisme dalam bernegara bahkan ekstremnya bisa
membenarkan negara sendiri dan menyalahkan negara lain.
Islam
adalah pemikiran ideologis menyeluruh dalam memandang masalah fanatisme. Islam
memiliki sikap fanatisme tersendiri tetapi bukan sikap pembeda karena dalam
Islam hanya ada dua yaitu muslim dan non muslim. Tentu ikatan satu-satunya
yaitu ikatan persaudaraan sesama muslim dan itu adalah sekuat-kuatnya ikatan.
Paling kuat bahkan dengan bermodalkan ikatan ini perang Badar dapat dimenangkan
oleh umat muslim begitu juga perang-perang lain dimana pasukan kaum muslim sangat
sedikit. Kuatnya ikatan ini mengalahkan ikatan ras, etnis, bangsa, bahkan
negara.
Ikatan
persaudaraan sesama muslim dalam sejarah sangat indah bunyinya dimana terdapat
perbedaan pendapat tetapi mereka masih saling menghormati. Perngormatan pada
saudara yang muslim walau berbeda pendapat melebihi dari penghormatannya pada
non muslim walaupun mereka memiliki pendapat yang sama. Contoh ini dapat kita
temukan baik dalam sejarah Rasulullah maupun lingkup kecil dari daerah kita
sendiri. Oleh karena itu sadarlah bahwa ikatan persaudaraan ini telah lama kita
kesampingkan akibat tingginya egois seseorang terhadap dirinya.
Masih
ingatkah kamu runtuhnya kekhalifahan??? Runtuh bukan sekedar runtuh. Karena ada
usaha dalam memecah belah yang berkesinambungan dilakukan oleh barat terhadap
kaum muslim selama 4 abad lamanya. Proses 4 abad tersebut tidaklah proses yang
sebentar tetapi karena adanya peluang bagi kaum kafir sehingga hal itu dapat
terjadi. Peluang awal yang dilihat oleh kaum kafir adalah rendahnya kepercayaan
antar sesame muslim sehingga tidak heran sedikit demi sedikit kepercayaan kaum
muslim beralih ke kaum kafir sedangkan sesame kaum muslim timbul saling
kecurigaan.
Cukup
pelajaran itu bagi kita karena semua dapat kita jadikan ilmu bermanfaat
sehingga tidak menjadi batu sandungan dimasa akan datang. Sebagaimana pun
buruknya seorang muslim dalam menggali hukum syrai’ah Islam setidaknya mereka
sedang melakukan suatu usaha yang seharusnya hal itu kita dukung dan memberi
masukan yang membantunya.
Tingginya
fanatisme dan rendahnya ikatan persaudaraan sesame muslim adalah kunci dari
keterpurukan umat Islam saat ini. Fanatisme membuat muslim tidak mempedulikan
syrariah Islam sedangkan rendahnya ikatan persaudaaraan sesama membuat
pemikiran syariat Islam menjadi jumud dan tidak berkembang. Semoga ini menjadi
pembelajaran kita bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar