Suntuk
ngeliat lettop mulu dari pagi, ni aku persembahkan sebuah tulisan pencerahan
(cieeaaa…..)
Sering
tertanam dalam fikiranku ucapan dari teman, kerabat, orang lain, orang asing,
pendapat umum dan sebagainya. Kadang ucapannya seakan seperti virus yang
merusak sistem imun intelektual saya sehingga selalu saya ingat. Diantara ucapa
yang sering saya dengar adalah ucapan menyalahkan, membodohkan, membebankan
orang lain dengan suatu pernyataan yang tidak rasional menurut saya. Seperti
suatu ketika munif (nama teman saya bukan nama makanan ya….) bilang bahwa orang
Indonesia itu saja yang salah, malas, suka begini, suka begitu, begono, begene
dan sebagainya. jujur itu pernyataan fakta dan siapapun saya yakin bahwa
memandang orang Indonesia begitu. Tapi saya hanya mengingatkan satu hal yaitu
sistem. Mereka bodoh karena sistem, mereka malas karena sistem, dan merekan
begini begitu karena sistem.
Pernah
dengan ungkapan “seseorang menggambarkan keluarganya” artinya perilaku kita
dilingkungan masyarakat akan mencerminkan kehidupan keluarga kita. Maka tidak
usah heran jika seseorang “blangsatan” di luar maka pasti di dalam keluarganya
juga begitu. Atau ungkapan lain seperti “seorang pemimpin dilihat dari keadaan yang
dipimpinnya”. Artinya jika menilai seorang pemimpin lihat saja orang yang
dipimpinnya itu apakah itu pemimpin negara, pemimpin rumah tangga, atau
pemimpin suatu ruang kerja (mandor).
Manusia
tidaklah jauh dari pengaruh yang ditularkan oleh penguasa atau pemimpin.
Kekuasaan saat ini tidaklah seperti kekuasaan memihak padanya maka tidak heran
mereka akan terbengkalai. Jangankan pendidikan atau kesehatan untuk yang akan
dimakan besok mungkin mere harus berfikir peras keringat. Anda tahu bagaimana
mereka yang hidup jauh dari pusat kekuasaan jika yang dekat saja sudah
begini???
Penguasa
dalam kehidupan jangan difikirkan hanyalah pemimpin negara atau pemimpin rumah
tangga. Kekuasaan saat ini bisa diambil alih oleh orang yang menguasai media
sehingga berbagai persepsi data berubah dengan sekejab mata. Yang salah bisa
menjadi benar dan benar bisa menjadi salah. Itulah kekuatan penguasa, berkuasa
atas nilai yang akan berkembang dalam masyarat dalam bentuk revolusi mental
atau moral. Suatu keburukan masa lalu sekarang telah menjadi suatu yang wajar.
Maka masih bisakan kita menyalahkan orang Indonesia dalam keadaan seperti
ini???
Masih
belum paham??
Anda
tau sistem? Pada hukumnya sistem selalu mempengaruhi obyek dan jika obyek itu
manusia maka sistem juga akan mempengaruhi manusia. Permasalahannya adalah
sistem itu memberikan kebaikan atau keburukan. Jika kebaikan maka bersyukurlah
dan jika keburukan segeralah keluar dari sistem tersebut. Kemudian apa yang
pembuat jugmentasi terhadap suatu nilai yang memberikan kebaikan atau
keburukan?? Tidak lain adalah pedoman dari Sang Khalik, Rajanya manusia dan
alam semesta ini.
Sistem
apa contohnya??
Sistem
pemerintahan, sistem sosial, sistem ekonomi, sistem pergaulan, sistem
kemanusiaan, dan lain sebagainya. jika saat ini kita sempat menikmati
pendidikan dan sadar kita berada siklus sistem rusak maka bersyukurlah. Gunakan
kesempatan ini untuk membongkar kerusakan sistem itu sehingga tidak lagi
dijadikan sebagai suatu paham yang wajar diterima masyarakat.
Politik
barat menjelaskan bahwa jika anda ingin mengubah suatu sistem maka anda harus
masuk kedalam sistem dan menjadi penguasa. Dengan begitu anda akan mengubah
sistem tersebut seperti yang anda inginkan, pertanyaannya apakah itu berhasil
atau pernah berhasil???. Jawabanya “tidak”. Mengubah sistem anda tidak perlu
masuk dalam sistem, menjadi penguasa anda tidak harus mengikuti alur sistem,
anda hanya perlu menjadi agen perubah dari luar bukan dari dalam.
Keberadaannya
dalam sistem hanya akan menjerat anda pada sistem-sistem tersebut tanpa dapat
melakukan perubahan. Anda ingin mengganti sistem demokrasi maka anda tidak
harus masuk dalam sistem itu begitu juga jika anda ingin mengubah sistem
pergaulan dalam masyarakat yang ada saat ini tidak seharusnya anda memasuki
agen-agen yang saat itu ada. Cukup dengan berjuang diluar dan jika ada yang
sependapat dengan anda maka anda akan menjadi orang beruntung.
“Sesungguhnya
kesendirian itu menyedihkan tetapi lebih menyedihkan lagi menerima kemunafikan.
Lebih baik saya menjadi orang yang kesepian dari pada berbaur dengan ke
munafikan”
Oleh
karena itu kita tidak bisa menyalahkan orang lain secara sepenuhnya karena bisa
jadi mereka adalah korban dari sistem ini. Mereka miskin karena sistem, mereka
tidak berpendidikan pun karena sistem, mereka tidak mendapat pekerjaan karena
sistem, hingga mereka tidak bermoral pun merupakan bagian dari sistem. Kita
harus berfikir secara terbuka bahwa saat ini tidak ada namanya “kesalahan
murni” karena segala sesuatu terjadi kerap hubungannya dengan sistem yang benar
tidak berlaku. Akibatnya sistem buruk membuat semua ini terjadi.
Terlepas
dari faktor-faktor lain yang tidak berhubungan dengan sistem tidak bisa kita
selami lebih jauh karena sistem yang berkembang saat ini seperti kabut tebal
yang menutup pandangan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar