Aku sebagai laki2 mulai merasa tidak nyaman jika 'wanitaku' terekspos secara publik. Mungkin satu dua gambar tak apalah, tapi bukan itu masalahnya. Masalahnya terlihat dari dirinya yang sebagai 'perhiasan' ku kemudian seolah memamerkan diri. Cukuplah dia ada di masyarakat sebagai dirinya yang beriman pada Tuhan setidaknya itu jauh lebih baik menghindari fitnah.
Satu langkah yang aku rasa penting yaitu menghapus semua foto yang terlihat jelas dan foto yang tengah berkhalwat (rame 2 gitu). Satu foto yang tidak aku hapus yang memang aku merasa tidak perlu. Cuma beberapa sudah aku hapus dan juga aku mengganti PP FB.
IG uci aku rombak abis, itu keinginan Lusi sendiri. Jika aku yang melakukannya semuanya aku blok, awalnya sih IG nya bakal aku hapus. Ya, sudahlah setidaknya ngak ada celah dan aku percaya sama uci. Semua sudah aku upayakan seperti yang aku mau biar hubungan kita juga tenang ^_^. Mungkin hal ini berat buat uci, tapi jika berat aku hanya ingin meluruskan jika memang ingin kembali ke jalan yang benar atau new normal kita :D.
Dinasehati Uci kayak gitu aku sangat senang karena kesalahan yang aku lakukan memang bentuk dari lemahnya iman. Setidaknya dengan begini kita tak perlu khawatir dan akupun tak perlu bahas2 apa yang sudah kita bahasi sebelumnya. Dan sama2 menguatkan iman bertahan hingga sampai waktunya tiba :D.
Kita mempunyai hasrat yang sama untuk lurus. Kita buat upaya ke sana. Yang tertinggal adalah kita harus kuat dan Istiqomah. Ortu sudah acc tinggak kita tunggu acc dari Tuhan, Allah. Semoga Allah meridhoi kita karena tidak ada keutamaan yang lebih mulia di dunia ini kecuali ridho Tuhan.
Kita masuk ke tahap demi tahap selanjutnya. Aku tentu ingin Uci bisa jaga diri. Aku cukup takut Uci kenapa-napa karena aku tidak di sana untuk saat yang tepat lindungi dan jaga Uci. Tahap selanjutnya tentu tidak mudah. Sebagaimana garis nasib yang kita miliki kemungkinan besar ada-ada aja rintangan dan cobaan yang berat lagi besar. Tahap-tahap itu aku ingin kita sama 2 lewati dengan kolektif koligial nantinya. Tentu saja setiap tindakan harus berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.
Ya sudah, kita di tahap selanjutnya. Tahap ini hanya terjadi sekali. Jadi tak usah risau dan cemas "jika taat kita bahagia jika ingkar kita sengsara". Aku memilih dan dipilih uci karena ketaatan. Kita kembali ke bentuk pikiran awal dimana kita sama-sama belajar dan mengikat diri dengan aturan Nya. Selama kita lurus dijalan ini maka seharusnya tidak ada perlu kita takutkan. Perjalanan kita adalah takdir Tuhan dan keimanan kita adalah jalan menuju jannah nya. Karena kita hanya hamba Tuhan, semoga ketaatan ini menjadi kita hamba yang mulia.
Semoga kedepannya kita sama-sama tidak dibebani "PR". Masalah sosmed, hubungan dengan tidak mahram, dan pesan2 dari orang yang terindikasi. Jika saling percaya dan tetap istiqomah InsyaAllah ada jalan yang dapat buat kita tenang. Kita fokus aja kedepan yang siap menerima tantangan Allah hingga derajat kita setingkat demi setingkat naik dengan berhasilnya melewati ujian dan cobaan Nya.
Aku harus menutupi tulisan ini namun tidak bisa menemukan kata yang baik menutupinya. Aku selalu berharap bisa segera tidak menutup tapi membuka kehidupan kita bersama dan berlayat di tengah samudra ke hidupan yang penuh dengan badai 🌪 kehidupan. Aku, Uci dan fitrah Tuhan berada lama suatu takdirnya. Kita bisa ciptakan takdir yang baik, baik di dunia maupun di hari pembalasan.
Aku tutup tulisan ini dengan untaian rindu yang tak ada habis habisnya.
"Jika pun matahari terbit di utara
Dan alam semesta berhenti berputar
Tidak akan sirna hatiku untuk Uci
Sampai Allah memadamkannya atau aku mati karnanya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar