Ini sudah hari keberapa aku tidak pernah menuliskan lagi
bagaimana kisah yang aku lalui. Sungguh, rasanya ada yang kurang dalam hidup
ini ketika yang saya lakukan seperti sungai yang tidak mempedulikan air yang
melaluinya. Apakah ini bentuk lain dari rasa ikhlas?? Entah lah.
Hari ini aku seperti menyisakan banyak jatah kata yang tak
tau kemana harus ku ucapkan. Akibat dari mengurung diri dikamar selama 4 hari
rasanya banyak yang ingin aku ucapkan sekedar melepaskan beberapa kata untuk
menyenangkan hati yang suram ini.
Aku putus kan hari ini aku akan keluar. Walau masih
setengah-setengah saat itu aku masih ragu. Sampai munif sms tentang buku yang
ingin aku pinjam. Oleh karena itu aku punya alasan kuat untuk ke kampus, maksud
saya ke MUI ^^. Kampus itu MUI dan fakultas itu hanya buat numpang belajar tapi
pelajaran sesungguhnya aku dapat dari MUI :D.
Jam 4 tepat atau lewat aku sampai di MUI. Rasanya kangen
sekali sudah beberapa hari saya tidak ke MUI seperti suatu waktu yang sangat
lama. Rasanya asing memang sebagai orang yang baru datang tidak langsung sholat
karena aku tadi udah sholat sebelum berangkat. Aku putuskan menyudut sambil
baca buku di salah satu tiang besar di masjid itu.
Tak lama aku duduk sambil baca buku khilafah ustmani aku
ditegur oleh Yunus anak FH. Kenalan saat sebuah seminar di PSJ kemudian kami
jadi dekat. Biasalah kehidupan kampus kayak gitu saling tertaring dengan
pemikiran masing-masing.
Tak lama kami berbicara Yunus tanpa harus pergi dan kemudian
Danar datang dan menyapa saya dengan hangat. Danar ini orang yang sering saya
liat di masjid ini. Enatah kenapa karena saling bertatap muka jadi saling kenal
dan tidak asing lagi. Gayanya yang khas membuka percakapan kami dengan issu
seminar yang menari. Menaik snacknya, menarik lunch, dan lain-lain hehehe :D.
Sembari sedang bercakap-cakap baru datang munif. Lengkap deh
anggota PKM hahahahaha…… Danar melepas kami dengan kesibukannya di fisip. Aku
dan munif membuka cakrawala sejarah seperti sebelumnya yang pernah kami lakukan
^^. Tak lama munif juga dipanggil oleh alam bawah sadarnya, maksudnya dia harus
pergi.
Tak lama saya membaca buku lagi eh, mas Feri datang dan
ngajak ngobrol lagi. Menariknya beliau yang sudah S2 memaparkan tentang
Tesisnya dari prodi Matematika UI. Apa tadi ya… saya agak lupa judul tesisnya.
Klo ngak salah tentang bukan persamaan yang dibuat berbentuk suatu tidak siklus
dengan menggunakan metode tentu sehingga menghasilkan suatu rumus baku. Dari
rumus tersebut itu akan menghasilkan satu rangkaian terpanjang. Katanya sih itu
sangat berguna untuk menemukan rangkaian DNA yang pecah saat kecelakaan.
Magrib pun datang tak terasa cepat sekali dan perbincangan
sore itu harus berberakhir. Magrib hingga Isya. Saya belum mau dan tidak ingin
beranjak se-inchi pun dari tempat sholat. Sedikit membaca buku ensiklompedi
yang dipinjamkan munif saya bisa mengetahui kwalitas sastra dari penulisnya.
Lebih dari itu saya tertarik dengan keberagaman kelompok Islam yang dipaparkan
dalam buku yang berhalaman 700 lebih ini.
Sejenak saya hentikan aktifitas saya dan mencoba melelapkan
diri diatas sajadah masjid, rasanya empuk sekali dan pengen tidur disana.
Selama perjalanan pulang saya memikirkan saya yang dulu di
tahun 2009. Benar kata munif satu-satunya yang membuat manusia maju dulu itu
dibanding sekarang adalah karena membaca dank arena tidak adalagi hiburan
selain itu karena elektronik justru sangat terbatas. Saya saat 2009 tidak
memiliki sesuatu pun yang menghibur bahkan jika menghibur cendrung saya
tinggalkan. Satu-satunya hiburan saya saat itu adalah hp, sms-an. Saya punya
teman sms baik yang pernah ketemu maupun tidak. Tapi sms-an menjadi suatu
ekspresi yang membuat saya terhibur walaupun tidak begitu banyak yang peduli
akan hal ini.
Berbeda dengan sekarang aku justru melupakan sms-an karena
menghabiskan pulsa dan tidak ada mudharatnya -_-. Selain itu sejak saya di
depok saya lebih tertutup terhadap yang namanya wanita. Ini kemajuan, yaah ini
kemajuan