Identitas
Buku
Judul buku : Dari Gestapu Ke Revolusi Serangkaian Kesaksian
Pengarang : Salim Said
Penerbit :
Mizan
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2013
Tebal :
587 halaman + cover
Sinopsis
Buku ini dirancang
seperti membawa kembali ingat kita tentang peristiwa Gestapu dan Revolusi. Dua
buah peristiwa penting yang berkaitan dengan perubahan politik Indonesia.
Peristiwa itu dimotori oleh beberapa belah pihak dan serta melibatkan
tokoh-tokoh penting. Terdapat beberapa kesaksian tokoh terkait dalam kedua
peristiwa tersebut berhasil dirangkum dalam buku ini. Sudut pandang beberapa para tokoh tersebut dan analisis
dari penulis mampu menggambarkan bantuk kejadian pada masa itu.
Sebagai sebuah bacaan
sejarah, buku ini menjadi referensi utama untuk dibaca terutama terkait Gestapu.
Salim Said dengan latar belakang wartawan memberikan gambaran informatif dari
berbagai sumber wawancara langsung tentang kesaksian sejarah itu. Banyak hasil
wawancara Salim dengan tokoh-tokoh sejarah bahkan salah satunya liputan Salim
dengan Pramoedya di Pulau Buru. Sosok Pramoedya tidak asing lagi dalam dunia
politik PKI apalagi sikapnya yang berani terhadap musuh-musuh PKI.
Penulis secara pribadi
memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh militer mendapatkan informasi lebih
kongkreat terkait peristiwa Gestapu dan Reformasi seperti Kolonel Sarwo Edhi
dan Jendral Soegandhi yang berperan dalam operasi militer pada saat meletusnya
Gestapu.
Bagian lain buku ini
menceritakan perjalanan hidup dari seorang Salim Said ketika harus merantau ke
Jawa untuk memenuhi ambisinya sebagai seniman dan akademisi. Meninggalkan
kampung halamannya Parepare dan berkiprah dalam dunia seni dan akademi. Sempat
menikmati pendidikan di Akademi Teater National Indonesia dan kuliah di
Universitas Indonesia bidang studi psikologi dan Sosiologi.
Menghadapi kehidupan
sukar ditengah keterpurukan ekonomi dan masa-masa sulit dalam perkuliahan
menjadi kenikmatan tersendiri. Salim berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan mengambil kerja sambilan sebagai wartawan dan penulisn resensi film
Indonesia Tempodi. Berawal dari seniman kemudian wartawan dan kritikus film
membawa Salim Said menjadi orang yang multitalenta dikemudian hari.
Kehidupan sebagai
mahasiswa UI, Salim aktif dalam organisasi KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia) sebagai kepala biro radio pada biro penerangan. Keterlibatannya
dalam dunia penerangan terutama radio membawa Salim ikut mengelola Radio Ampera
di Jakarta dan mendirikan Radio Ampera di Magelang.
Perjalanan pendidikan
Salim Said terus berkibar hingga negeri seberang dengan mengambil pendidikan magister
dan doktor di Ohio Sate University,Athens, Ohio Amerika Serikat. Pemuda yang
dulu sempat tidak memiliki keinginan melanjutkan pendidikan namun memutar
arahnya pikirannya untuk kembali menekuni bidang seni dan politik di
universitas tersebut.
Secara
umum buku ini membahas berbagai kesaksian sejarah tetapi juga termasuk
kesaksiannya sendiri dalam memori-memori kehidupan pribadi penulis. Namun buku
ini dalam penyajiannya menarik sehingga cerita yang dibawakan menjadi mengalir
dan mudah dipahami.
Kritik
Beberapa hal patut
diperhatikan dalam tulisan ini adalah kesaksian dan analisa Salim Said terkait
Gestapu. Terlalu berat untuk menyatakan adanya usaha pendaulatan dalam tubuh
militer angkatan darat dengan melibatkan beberapa tokoh PKI. Terjadinya suatu kecelakaan
dalam operasi Gestapu dan unsur kesengajaan menghapus jejak Gestapu.
Sebagai
sebuah partai politik besar seperti PKI kemudian dilenyapkan oleh gerakan
anti-PKI dan pihak nasionalis menjadi sesuatu tanda tanya terutama perancangnya
dan penggeraknya. Tidak mungkin Gestapu dinilai kegagalan sedangan berakhirnya
PKI merupakan suatu keberhasilan. Tidak hanya PKI bahkan Sukarno turun dari
jabatan. Naiknya Suharto menjadi presiden mengalahkan berbagai lawan politinya
dan Indonesia jatuh pada pelukan barat. Terlalu sulit untuk dibilang ini sebuah
operasi yang gagal atau lebih cocoknya suatu keberhasilan. Sebagai sebuah usaha
penumpasan ideologi, Gestapu dinilai sukses hing mencabut keakar-akarnya.
Niat
Sokarno terhadap kesatuan bangsa Indonesia tercermin dari pemahaman Nasakom-nya.
Suatu bentuk keinginan kehidupan berdamai antar tiga ideologi bangsa yaitu
Nasionalis, Agama, dan Komunis. Namun pemahaman tersebut tidak dipahami dengan
bijak terutama oleh pihak komunis dan anti-komunis. Sehingga dengan kemungkinan
besar terlibat barat komunis dalam tubuh PKI berhasil disingkirkan.
Kekurangan
dan Kelebihan
Sebagai
sebuah sejarah buku ini memiliki kekurangan terutama informasi dari pihak PKI. Beberapa
tokoh simpatisan komunis tersaji dalam buku ini tapi bagaimana dengan tokoh PKI
sendiri terhadap kesaksiannya tentang peristiwa Gestapu. Sebaliknya dalam
menggambarkan kegemparan dari chaos
pada masa itu mampu dibawakan dalam buku ini.
Saran
Saran
terbaik pada para kalangan akademisi untuk segera memiliki buku ini sangat
berguna terutama bagi kalangan sejarawan, seniman, kritikus film, dan politisi.
Banyak aspek kehidupan sehingga menjadi buku ini lebih hidup dan mudah
dipahami.
#ResensiGestapukeReformasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar