Khilafah Islamiyah merupakan suatu bentuk sistem
pemerintahan Islam yang dahulu pernah diterapkan oleh Rasulullah. Awal
berdirinya sistem ini terlaksana di Madinah dan berakhir pada abad ke-20 M
dengan berakhirnya kekhilafahan Turki Usmani atau Ottoman. Berakhirnya sistem
pemerintahan Islam ini membuat kosong kekepmimpinan Islam di dunia dan umat
Islam terpecah belah dalam bentuk negara-negara dan rasa nasionalismenya
masing-masing. Hingga sampai saat ini sistem kekhilafahan menjadi suatu hal
yang asing dimata masyarakat muslim.
Menurut Sa’id Hawwa, Salah seorang
dari tokoh penggerak Ihwanul al-Muslimin, sistem khilafah berbeda dengan sistem
pemerintahan lain di dunia. Khalifah adalah pemimpin dalam sistem ini dan
secara langsung memimpin seluruh umat muslim serta menyelesaikan berbagai
konflik umat muslim. Umat muslim yang dimaksud di sini adalah umat muslim di
dunia tanpa terkecuali. Sebagaimana sesuai dengan firman Allah An Nissa : 59
yaitu :
“wahai
orang-orang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan Ulil Amri
diantara kamu…”
Selain itu juga terdapat hadist :
“barang
siapa mati dan dipundaknya tidak membai’at seorang imam (khalifah), maka
matinya seperti mati dalam keadaan Jahilliyah.”(HR Muslim)
Hizbut Tahrir adalah partai politik yang
berideologikan Islam dan memiliki visi untuk mewujudkan berdirinya khilafah.
Pendiri Hizbut Tahrir adalah Taqiyuddin An-Nabhani pada tahun 1953terpusat di
Yordania, Suriah, dan Libanon. Sejak itu Hizib menyebarkan pemikiran politiknya
keseluruh dunia hingga sampai ke Indonsia pada tahun 1982. Masuknya pemikiran
politik Islam dibawah oleh Abdurahman Al Baqdadi dari Suriah.
Pemikiran Hizib kemudian berkembang di kampus-kampus
dimana Abdurahman mengajarkan ilmu agama diantaranya yaitu kampus Istitut
Pertanian Bogor (IPB). IPB menjadi pusat awal penyebaran pemikiran politik
Islam serta menjawab semua permasalahan politik yang berkembang pada saat itu.
Banyaknya mahasiswa yang mengikuti halaqah-halaqah hizib membuat berubahnya
pandangan mahasiswa terhadap perpolitikan.
Mahasiswa yang memiliki pemikiran politik hizib
aktif diberbagai organisasi seperti BEM, LDK, dan lainnya. Keaktifan mahasiswa
membawa mereka menyampaikan pemikiran politik hizib serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari dan teraplikasi dalam kehidupan kampus. Pengaruh
mahasiswa hizib mulai meresahkan mahasiswa lainnya terutama yang tidak menyukai
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan BKIM tentang acara music hanya boleh
sampai jam 21.00 wib dan berhenti ketika azan dikumandangkan.
Selain dalam organisasi mahasiswa hizib juga
berdiskusi dengan dosen-dosen agama tentang pemikiran politik Islam Hizbut
Tahrir. Pemikiran politik tersebut masuk kelapisan dosen dan menjadi
perbincangan dimana-mana. Badan Kerohanian
Islam Mahasiswa (BKIM) sebagai lembaga yang menangani asisten dosen Agama Islam
pada saat itu di cabut. Asisten dosen Agama Islam diberikan pada mahasiswa yang
nilainya tinggi dalam mata kuliah tersebut.
Pergerakan BKIM sebagai suatu lembaga dakwah kampus
IPB berhasil dipegang oleh mahasiswa hizib. Dakwah mahasiswa hizib semakin
gencar dan meluas tidak hanyak di kampus IPB bahkan kekampus-kampus lainnya
seperti Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universita Negeri
Jakarta, dan lain sebagainya. Lewat jaringan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) mewadahi
kampus-kampus lain untuk saling berkomunikasi dan menyampaikan pemikiran
politik Islam hizib.
Mahasiswa hizib tidak hanya berdakwah sendiri akan
tetapi ada seperti mahasiswa Tarbiyah (GMNI) atau mahasiswa HMI. Hanya saja
dalam bentuk pemikiran politik Islam mareka merselisih paham.
Pada tahun 2000/2001, mahasiswa hizib meramaikan
pemilihan presiden mahasiswa (presma). Keikutsertaan mahasiswa hizib pada
pemilihan presma ini selain bertujuan untuk mendapat dominasi mahasiswa IPB
juga untuk memperkokoh dan mempertegas pandangan politik mahasiswa hizib
tentang demokrasi, kapitalisme, sekularisme, dan isme-isme lainnya yang
bersumber dari barat sebagai salah satu faktor kemunduran kaum muslimin. Solusi
yang mereka usungkan tiada lain adalah kembali kepada pedoman yang telah
disampaikan rasulullah yaitu Al quran dan Hadist serta ijma’ sahabat serta
mencontoh sistem pemerintahan Islam yaitu kekhilafahan.
Tahun 2005/2006, bursa pencalonan presma hanya
diwarnai oleh dua kandidat dari dua latar belakang. Mahasiswa hizib IPB
diwakili oleh pasangan Felix Yanuar Siauw dan Deni Ejar Irmawan. Pasangan calon
presma ini berlatar belakang dari organisasi BKIM sebelumnya. Dasar visi mereka
sebagai calon presma adalah menjadikan Islam sebagai satu-satunya sumber pemahaman,
standar yang diyakini oleh civitas akademika IPB. Sedangkan Misi dari calon
tersebut diantaranya adalah Menyelenggarakan pendidikan politis bernbasis Islam
secara berkala pada masyarakat IPB, Menyelenggarakan secara rutin syi’ar-syi’ar
Islam, dan lain sebaginya.
Sumber
: Nur Hanifah, Pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) : Studi Kasus Aktivitas
HTI di Institut Pertanian Bogor (IPB), skripsi, (Depok : 2007), Universitas
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar