Berkenan dengan tema “Indonesia disebut sebagai Bangsa yang Lembek,
Benarkah?” yang terkandung dalam pesan (artikel) berjudul “Renungan dan
Otokratik Kebangsaan” di situs www.darwinsaleh.com, saya berpandangan bahwa
saya setuju Indonesia sebagai bangsa yang besar namun kalah tanggap, kalah
cepat, dan kalah cerdas secara pemerintahan atau kenegaraan.
Dua tahun yang lalu Indonesia mendapatkan tamparan pahit dari negeri jiran, Malaysia, akibat kebakaran hutan yang sempat mengganggu ketertiban umum. Malaysia mendatangkan orang Malaysia ketanah air Indonesia untuk menyelesaikan kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera itu. Kenyataan ini memberikan kesimpulan bahwa Sumber daya manusia Indonesia sepertinya tidak mampu menyelesaikan permasalahan ini sebagai mana yang termuat dalam artikel berjudul “Renungan dan Otokritik Kebangsaan” di situs www.darwinsaleh.com. Kebakaran yang terjadi di Indonesia tapi Malaysia yang memadamkannya karena Indonesia dinilai tidak mampu menanganinya atau tidak mampu bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan permasalahan itu.
Sangat ironis, sebuah negara besar yang kaya baik
sumber daya alam maupun manusianya namun tidak mampu melakukan managemen dari
semua itu. Jika dilihat secara gamblang mata Indonesia negara paling subur yang
memiliki banyak sumber daya alam pertanian, pertambangan, hingga perkebunan
semuanya banyak di Indonesia sehingga membuat orang asing tergiur untuk ikut
meraup keuntungan ditanah ini. Tidak hanya itu saja sumber daya manusia di
Indonesia juga tergolong banyak di dunia bahkan terbanyak di Asia Tenggara.
Jika dibandinkan dengan sumber daya manusia di Malaysia yang tidak seberapa.
Namun pertanyaannya kemana perginya sumber daya manusia Indonesia itu??
Populasi Indonesia mencapai angka 250 juta jiwa dengan
populasi sebanyak itu kadang menjadi masalah karena peningkatannya. Disamping
menjadi suatu masalah dalam pertumbuhan penduduk namun di sisi lain banyak macam-macam prestasi yang ditoreskan oleh
orang Indonesia seperti baru-baru ini beberapa pemuda Indonesia baru saja
menciptakan kendaraan yang hemat bensin dalam sebuah kompetisi International.
Tidak hanya itu banyak orang- orang Indonesia berbakat yang bekerja di dalam
dan luar negeri dengan prestasi mereka yang membanggakan.
Gambar 1.1 : kendaraan rakitan anak bangsa Indonesia memenangkan kopetensi international
Indonesia bukan negara miskin karena terbukti dari
dana kampanye pertai saja untuk pemilu ini mampu dibiayai 48 milyar rupiah per
partai. Dana pemilu 5 tahun yang lalu mencapai angka triliunan rupiah dan saat
ini kemungkinan besar angka itu akan meningkat. Pertanyaannya seberapa pengeluaran pemilu sungguh tidak sebanding dengan gaji jabatan paling tinggi sekalipun. Semahal itu kekuasaan tetapi masih banyak orang yang sanggup memenuhinya.
Indonesia bukan juga masyarakat yang pemalas atau
bodoh. Pemalas dekat pengertiannya dengan tidak melakukan aktifitas berguna
alias berleha-leha. Kenyataannya Banyak rakyat Indonesia yang berusaha mencari
lapangan pekerjaan walaupun harus meninggalkan kampung halaman. Banyak juga
masyarakat Indonesia yang rela mencurahkan keseharian hidupanya untuk
pekerjaan, bagun pagi-pagi untuk mengejar jadwal kereta, berdesak-desakan
dikereta, hingga pulang larut malam. Selain itu ada juga masyrakat Indonesia
yang berprofesi sebagai pengulung dengan keuntungan tidak seberapa dibandingkan
badan lelah siang malam mencari sesuap rezeki.
Gambar 1.2 : Kepadatan karyawan dalam kereta listrik jurusan Jakarta-Bogor
Banyak orang Indonesia yang menoreskan tinta emas tetapi tidak sejalan dengan perkembangan Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik. Semuanya terpusat, semuanya mengerucut ke Jawa, dan semuanya tersentralisasi ke Jakarta.Sedangkan Indonesia tidak hanya Jakarta saya dan tidak pula Jawa dari sekian masyarakat Indonesia masih banyak yang tidak menikmati kesempatan sekolah ataupun kesempatan kehidupan yang layak seperti infrastruktur yang menggiurkan di Jakarta dan Jawa.
Saya tidak melihat bukti kongkrit bahwa orang
Indonesia pemalas, bodoh atau tidak memiliki jiwa juang hidup yang tinggi. Saya
melihat orang Indonesia adalah orang yang terampas kesempatannya baik itu
kesempatan mendapat pendidikan layak, kesempatan mendapat pekerjaan yang layak,
atau kesempatan mendapat keadilan. Apa yang salah dari negeri ini??? jawabannya
tidak bisa menyalahkan masyarakat Indonesia karena mereka hidup berdasarkan
peraturan atau sistem yang berlaku serta keterikatan dengan budaya sebelumnya.
Pemerintah Indonesia harus berbenah mulai dari rakyatnya, mulai
dari rakyat yang selama ini tidak mendapatkan kesempatan atau keadilan, mulai
dari kesempatan pendidikan mulai dari kesempatan kesehatan, mulai dari
kesempatan hidup bagi setiap rakyat Indonesia, mulai dari lembaga dan mulai dari
puncak sistem yang mengaturnya. Ketika sistem paling puncak telah dibenahi maka
kebawahnya akan lebih mudah untuk dibenahi. Rakyat Indonesia seabgai obyek akan
mudah dapat diatur dengan sistem yang rapih. Kerapian sanksi yang diberikan
terlihat dari tatanan yang sistematis. Jika keluar dari tatanan tersebut maka
ada sanksi yang membuat efek jera pada si pelanggar.
Indonesia akan menjadi negara yang luar biasa jika
negara ini segera sadar betapa luar biasa kemampuan orang Indonesia. Suatu saat
nanti bisa kita lihat bahwa banyak calon-calon generasi penerus bangsa yang memperoleh
pendidikan akan menjadi generasi emas untuk Indonesia mendatang. Dari generasi
inilah Indonesia akan menjadi negara yang diperhitungkan oleh negara Asia
Tenggara bahkan dimata international. Indonesia menjadi negara yang akan
memimpin perekonomian dunia dengan sumber dayanya yang melimpah. Semua itu akan terjadi dengan pemberdayaan sumber daya manusia yang Indonesia miliki.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari www.darwinsaleh.com. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiblakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar