Jumat, 23 September 2011

masalah RUU inteligen 2011

Adapun deretan permasalahan RUU Intelijen tersebut adalah:

  • Definisi intelijen.
  • Ancaman dan keamanan nasional yang tidak jelas.
  • Fungsi intelijen untuk penyelidikan, terutama intelijen non-judicial yang bersifat karet.
  • Intelijen kejaksaan tidak dibutuhkan pada era demokrasi saat ini.
  • Fungsi Badan Intelijen Negara (BIN) meluas hingga ke daerah yang memberi wewenang berlebihan.
  • Keberadaan BIN di bawah Presiden yang seharusnya di bawah departemen.
  • Intelijen TNI tidak dijelaskan secara rinci tugasnya dan dikhawatirkan represif.
  • Kode Etik dan Dewan Kehormatan Intelijen yang seharusnya memiliki lembaga pengawas resmi dan tidak menghalangi penegakan hukum terhadap intelijen yang melanggar hukum.
  • Perlindungan yang berlebihan kepada aparat intelijen. Aparat intelijen yang gagal menjalankan tugas disebutkan masih dilindungi negara. Di negara mana pun kegagalan operasi intelijen tidak pernah diakui negara.
  • BIN sebagai kordinator lembaga intelijen yang masih menjalankan tugas operasional.
  • Penggunaan istilah ”pendalaman” sebagai ganti istilah ”pemeriksaan intensif”, yang sebetulnya bermakna penahan.
  • Penyadapan yang dilakukan tanpa izin pengadilan.
  • Pemeriksaan aliran dana yang belum rinci sehingga rawan terjadi korupsi.

Selasa, 13 September 2011

REVIEW BUKU MENGERTI SEJARAH




Nama buku: Mengerti Sejarah
Judul asli; Understanding History: A Primer of historical Method
Pengarang; Louis Gottschalk
Penerjemah: Nugroho Notosusanto
Penerbit: Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta
Tahun terbit: 1995
Tebal halaman: 261 hal

Buku buah karya Gottschalk ini terdiri dari tiga bagian yang masing-masing bagian, yaitu bagian satu terdapat dua bab dan pada bagian kedua berisi tujuh bab serta bagian ketiga terdiri dari tiga bab.
Pada bagian satu, penulis memfokuskan diri pada penilaian dan metode yang mejadi sasaran sejarawan.
BAGIAN SATU
Bab 1. yang merupakan bab pembuka dimulai oleh penulis dengan memaparkan pengertian sejarah dan hubungannya dengan patriotisme. Sejarah pada masa ini umumnya berhubungan dengan masa-masa perang pada zaman dahulu yang memerlukan semangat patriotisme yang sangat besar pada pelaku sejarahnya. Dalam tahap inilah muncul oraang-orang yang pada kemudian hari tercatat dalam tinta sejarah sebagai bagian dari pelaku sejarah. Lalu disususl dengan kaitan sejarah dengan kepercayaan demokratis yang merupakan penerus dari semangat patriotic. Dalam bahasan bab ini pula penulis mejawab mengenai pertanyaan apakah sejarah merupakan seni atau suatu ilmu? Penulis menjawab bahwa keduanya saling berkaitan satu sama lain dan dapat saling mempengaruhi. Kemudian ada lagi hubungan antara sejarah dengan filsafat dan etika, sejarah dengan langgam sastra dan beberapa sub judul lainnya.
Bab 2. Hubungan antara metode sejarah dengan hidupdan ilmu. Penulis pada awal judul telah menegaskan bahwa setiap orang memiliki sejarahnya sendiri sesuai dengan intrepetasinya sendiri. Intisari dari metode sejarah menurut penulis adalah pengumpulan objek, menyingkirkan bahan-bahan yang tidak otentik, menyimpulkan kesaksian dan menyusun kesaksian dalam bentuk historiografi. Disini juga ditegaskan mengenai sifat universal dari metode sejarah dan sejarah berhubungan dengan humaniora maupun ilmu-ilmu social lainnya. Kemudian penulis menawarkan tiga cara untuk mempelajari pencapaian manusia dalam konteks sejarah dengan membari ilustrasi contoh mengenai Shakespeare yaitu metode kritis analissi, histories subtantif dan social budaya. Terakhir penulis menjelaskan minat manusia terhadap ketiga cara yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu bahwa manusia cenderung menginterpretasikan sejarahnya sendiri sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing,.



BAGIAN DUA
Bab 3. Pada bagian ini penulis berkesimpulan bahwa arti dari Sejarah menurut definisi yang paling umum , kata history kini berarti masa lampau umat manusia. Bila di bandingkan dengan kata Jerman untuk sejarah , yakni Geschichte, yang berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi atau sesuatu yang telah terjadi.Dapat disadari bahwa dengan artian ini sejarah tidak dapat di rekonstruks. Objektivitas dan subyektivitas , ada terdapat suatu prasangka kasar terhadap pengetahuan “ subyektif ” sebagai suatu yang lebih rendah daripada pengetahuan” objektif “, sebagian besar karena kata “ subyektif “ telah memperoleh arti khayalan atau didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan pribadi dank arenanya tidak benar atau berat sebelah .Artfak sebagai suatu tinggalan sejarah yaitu berupa benda yang direkonstruksi. Selain itu pengetahuan sejarah dibatasi apabila tidak lengkapnya rekaman-rakaman sejarah yang dapat dijadikansebagai bukti. Sejarah sebagai proses rekreasi yang subjektif karena sey\tiap sejarawan memiliki penilaian sendiri-sendiri. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman sejarah. Sementara historiografi adalah rekontruksi imajinatif berdasarkan bukti-bukti sejarah yang telah dikritisi. Sumber-semuber sejarah adalah seumber primer dan sekunder yang mana sumber primer lebih diutamakan daripada sumber sekunder. Juga ada dokumen-dokumen milik pribadi maupun dokumen yang menjadi arsip manusia itu sendiri.
Bab 4. Bab ini cenderung menjelaskan tentang pentingnya suatu sbujek dalam penelitian sejarah dan juga catatan bibliografi yang memang sangat mempengaruhi proses penilaian suatu sejarah.
Bab 5. Darimana datangnya informasi sejarah? Penulis menjelaskan bahwa informasi sejarah dapat berasal dari masa lampau demi masa lampau maupaun objek-objek sejarah lainnya seperti rekaman sejarah, laporan-laporan konfidensial, laporan umum, pertanyaan tertulis, dokumen pemerintah maupun milik pribadi, fiksi, nyanyian, puisi, folklore dan lain sebagainya.
Bab 6. Mengenai masalah otentisitas dan keritik ekstern beberapa diantaranya adalah dokumen palsu yang disisipkan untuk menyesatkan intrepretasi sejarah. Yang merupakan ujian dan tantangan bagi sejarawan untuk melihat dan meilahnya bilamana ada dokumen yang cacat. Semua itu dapat dibantu dengan beberapa ilmu Bantu sejarah seperti melalui pendekatan sosiologi, antropologi, politik dan lain-lain.
Bab 7. Masalah kredibilitas dan kritik intern. Penulis memaparkan apa itu fakta sejarah. Fakta sejarah merupakan data asli dari suatu peristiwa yang memang benar-benar terjadi. Kemudian melakukan penelusuran pencara\ian data setiap detil yang diperlukan. Melalui penilaian pribadi yang tetap bertolak dari aturan-aturan umum. Dan beberapa hal lainnya yang dapat mempengaruhi derajat kredibilitas suatu sumber dimata orang lain.
Bab 8. bab ini berbicara mengenai teknik-teknik yang harus dimiliki dalam mempelajari suatu sejarah.
Bab9. pada bab ini penulis menjabarkan tentang bagaimana teknik –teknik dalam membuat catatan-catatan bawah,lampiran, penggunaan kutipan didalam tulisan sejarah serta menjelaskan tentang penulisan sejarah yang menghindarkan “ Bahasa khusus Sejarawan “.

BAGIAN TIGA
Bab 10. TEORI SEJARAH
Dalam bab ini penulis mendevinisikan kembalitentang Historiografi, pada hakikatnya historiografi adalah penulisan sejarah, tulisan yang mana telah diteliti dan telak dibuktikan dengan adanya data dan fakta sehingga dari hasil penelitian tersebut pada akhirnya dijadikan suatu tulisan atau tulisan sejarah yang dikenal dengan istilah Historiografi.
Bab 11. Dalam bab ini dijelaskan yang menjadi masalah, sebab, motif dan pengaruh dalam sejarah. Yaitu sebab langsung dan sebab kebetulan yang menjadi penggerak dari sejarah tersebut. Juga melalui teori-teori sebab hingga sampai zaman reformasi. Disini juga dijelaskan mengenai kaum rasionalis sejarah dan sebab-sebab sejarah dimata kaum rasionalis. Perkembangan filsafat sejarah abad ke-19. interpretasi yang berbeda satu sama lain juga pengaruh subjektifitas sejarah. Ada pula pengaruh-pengaruh intelektual dan kualitatif sejarah.
Bab 12. yang merupakan bab terakhir, penulis mengkritisi masalah yang berkaitan dengan sejarawan pada masa kini yaitu masalah-masalah dengan hubungannya bersama ilmu social lain. Generalisasi sejarah, nilai dari metode sejarah bagi ilmuan sejarah itu sendiri. Masalah ramalan dan lain sebagainya. Juga mengenai pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam menafsirkans uatu sejat\rah yang merupakan bibit timbulnya subjektivitas sejarah.

Kelebihan dari buku ini adalah penulis memiliki banyak sekali sub judul yang mampu mencakupa apa itu sejarah dalam suatu proses mengenal sejarah dan memaprakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kesejarahan.
Adapun kelemahan dari buku ini adalah, terlalu singkat dalam setiap pembahasan dan kurang rinci dalam menjelaskan sehingga banyak sekali sub judul yang pada akhirnya kurang dimengerti dan ada kemungkina salah tafsiran dari para pembaca it sendiri.